15

9.8K 992 45
                                    

Gue bangun saat matahari mulai menyapa diatas sana. Pagi ini lebih dingin daripada pagi biasanya yang membuat gue enggan untuk beranjak dari kasur. Tapi gue harus kerja seperti biasanya.

"Taeyong, ayo bangun" ucap gue sambil nepuk pipi Taeyong pelan

"5 menit" ucap Taeyong lalu ngeratin pelukannya ke gue

"Udah pagi, ayo bangun" ucap gue lagi

"Sebentar"

"Taeyong, nanti kita telat kerja" ucap gue sambil lepasin pelukan Taeyong

"Iya iya, ini bangun" ucap Taeyong sambil membuka sebelah matanya lalu melihat ke arah gue

"Sana mandi" titah gue

"Morning kiss dulu" ucap Taeyong sambil mendekatkan wajahnya ke wajah gue

"Gak ada, sana mandi" kata gue sambil nepuk jidat taeyong

"Ah, sakit dong Ley"

"Gitu aja sakit.. sana mandi" ucap gue sambil mendorong Taeyong agar mau bangun dari tidurnya

"Ck.. iya ini mandi" ucap Taeyong lalu bangkit dari kasur dan masuk ke kamar mandi

Saat Taeyong mandi, gue menuju dapur dan masak. Karena gue yakin sebentar lagi Renjun dan Kak Mark bakal datang minta makan.

Setelah selesai masak, dan Taeyong selesai mandi, giliran gue yang harus mandi. Baru setelah itu kita makan bareng.

"Kak Mark mana? Kok cuma lo yang kesini?" tanya gue ke Renjun

"Nginep" ucap Renjun

"Nginep dimana?" tanya gue lagi

"Apartemen Key" jawab Renjun yang bikin gue ber oh ria

Panjang umur, baru gue omongin sama Renjun tiba tiba kak Mark nelfon gue. Dan tentu aja gue langsung angkat telfonnya tanpa pikir panjang.

"Ada apa kak?" tanya gue

"Kakak dapat telfon kalau ditemuin mayat lagi" ucap kak Mark yang membuat gue menghela nafas kasar

"Dimana?" tanya gue

"Nanti kakak kirim alamatnya, kesana sekarang ya, kakak juga lagi dijalan ini" suruh kak Mark

"Iya" ucap gue lalu mutusin sambungan telfon

Selang beberapa detik notif chat masuk dari kak Mark yang ngasih gue alamat.

"Ada apa?" tanya Taeyong ke gue

"Ada kasus lagi" jawab gue

"Renjun lo ikut gue ya, ada mayat baru" ucap gue ke Renjun

"Pembunuh yang sama?" tanya Renjun

"Belum tau tapi semoga aja nggak, gue beneran bakal stres kalau nemuin barcode lagi" keluh gue

"Kamu setiap hari kayak gini?" tanya Taeyong tiba tiba

"Maksudnya?"

"Kamu jaksa kan? Kenapa kamu harus turun tangan saat kayak gini? Bukannya tugas kamu itu nuntut terdakwa?" ucap Taeyong

"Aku detektif yang merangkap jadi jaksa" ucap gue sambil tertawa pelan

"Ley.."

"Taeyong, aku butuh bukti buat menghukum terdakwa, aku harus pastikan dia benar bersalah atau enggak, aku gak mau menuntut orang yang salah" ucap gue

"Tapi aku khawatir sama kamu" ucap Taeyong

"Gak akan terjadi hal buruk ke aku, kamu tenang aja, aku pergi duluan sama Renjun ya, darurat" ucap gue yang diangguki pasrah oleh Taeyong

Jodoh [LTY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang