12. Senjata Terhebat

1.7K 183 94
                                    

Serial HAMASSAAD season 4 – 12

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Serial HAMASSAAD season 4 – 12. Senjata Terhebat

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2017, 15 November

Note: KALAU ADA TYPO, KASIH TAHU YAK

-::-

"Ud'uni astajib lakum."

Berdoalah kepadaKu, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.

( QS. Al Mukmin : 60 )

-::-

Rumah makan khas Sunda, yang didatangi Hamas dan Saad di Sabtu siang usai menunaikan shalat Zuhur, terlihat tidak begitu ramai. Masih banyak meja kosong yang bisa mereka pilih. Saad memutuskan untuk langsung menunjuk menu makannya siang ini, plus Hamas juga yang sudah menyebutkan dia ingin makan apa ketika perjalanan kemari.

Hamas meletakkan kunci mobilnya sebelum sibuk dengan ponselnya. Tak seberapa lama, Saad sudah kembali. Duduk di sisi kanan Hamas. Mereka sedang berada di Cipaku, tidak sebegitu jauh dari Masjid Daarut Tauhid di bilangan Jakarta Selatan. Keduanya mulai rutin mengikuti Kajian Tauhid di masjid tersebut sejak awal semester tiga, karena pada hari Sabtu keduanya sama sekali tidak ada jadwal kuliah.

Baru saja Hamas membuka mulutnya untuk berbincang dengan Saad, konsentrasinya terpecah oleh kehebohan yang mendadak terjadi.

Ada tiga orang perempuan mengenakan jilbab lebar memasuki rumah makan tersebut sambil tertawa-tawa. Ditilik dari pakaiannya, sepertinya mereka habis dari masjid juga. Tapi agaknya Hamas mengenali mereka.

"Kak Hanun! Weh!" panggil Hamas serta merta.

Dan yang dipanggil sontak menoleh ke asal suara. Wajahnya yang cerah, terlihat kian cerah mendapati sosok sepupu lelakinya itu berada di tempat yang sama dengannya.

"Hamas? Lo di sini juga?" ucap Hanun, yang berada di tengah, lalu menoleh kepada dua orang teman yang dikenali Hamas sebagai Mutia dan Yaritsa. Karena kursi di seberang meja yang ditempati Hamas dan Saad masih kosong, maka ketiganya duduk di sana tanpa disuruh. "Dari tadi?"

"Kaga. Baru juga nyampe," kata Hamas. "Nih, makanan aja beluman ada."

Hanun mengangguk kemudian beralih pada Saad yang seperti biasa, memasang tampang tenangnya. "Beduaan mulu lo, ngga bosen apa?" ledek Hanun. "Saad apa kabar?"

"Alhamdulillaah sehat wal'afiat, Kak," balas Saad serta merta.

"Gue kaga ditanya kabarnya?" sungut Hamas. "Mbak Risa sama Mutia apa kabarnya?"

Hanun tertawa. "Ya elah, baperan banget lo jadi orang. Cepet tuak entar!" ucapnya. "Eh, bentaran ya. Gue sama Mutia sama Risa mau order dulu. Laper."

[✓] HAMASSAAD MahabbatullaahWhere stories live. Discover now