6. Bacain

1.5K 256 93
                                    

Serial HAMASSAAD season 4 – 06. Bacain

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2017, 19 Oktober

-::-

Terkadang seorang muslim butuh orang lain agar dapat menikmati indahnya al-Qur'an

Rasulullah pernah bersabda kepada Ibnu Mas'ud: "Bacakan untukku sebagian dari Al Qur'an." Ia berkata; Aku berkata; Wahai Rasulullah, bukankah (Al Qur'an) diturunkan atasmu, dan kami mempelajarinya dari engkau.

Beliau bersabda: "Benar, tetapi aku menyukai untuk mendengarkannya dari selainku."

( HR. Ahmad: 3369 )

-::-


Saad

Last seen 12.07

Ke sini Mas

Ga usah bawa chatime

Lo datang aja

Pintunya ga diknci

.
.
.

Hamas membaca lagi pesan dari sahabatnya itu sebelum kemudian mengirim chat balasan hanya dengan dua huruf; OK.

Sebenarnya dia bertanya-tanya juga kenapa Saad mendadak minta Hamas datang ke kontrakannya. Segala bilang ngga usah bawa chatime. Biasanya Saad akan berkelakar agar Hamas tidak lupa bawa chatime.

Lah ini?

Mau tidak mau, Hamas cemas juga.

Pesan itu dibaca Hamas tepat begitu Hamas selesai menyelesaikan shalat Sunnah bakdiyah Zuhur-nya di masjid dekat rumah. Hari ini kampus libur karena tanggal merah. Biasanya Hamas janjian dengan Saad untuk hadir kajian, tapi berhubung pagi tadi Papi mendaulat Hamas untuk menjemput Papi di bandara. Papi baru balik dari urusan bisnis di daerah Sulawesi.

Tadinya Hamas memang ingin ke kontrakan Saad, tapi bakda Asar.

Lah, mendapat chat yang aneh begini, maka Hamas terpaksa menggeber motor matiknya keluar rumah dengan mengabaikan teriakan Mami yang wanti-wanti untuk makan siang dulu.

Makan siang gampang, pikir Hamas. Saad lebih penting.

Sebab, asli ya, Saad belum pernah seumur-umur persahabatan mereka, minta Hamas ke kontrakannya dengan cara kayak gini. Memohon banget gitu kesannya.

Setelah sekitar tiga puluh menit perjalanan, Hamas memarkir motor matiknya tepat di depan kontrakan Saad. Sepi menyergapnya sebab di jelang jam satu siang ini, tampaknya para penghuni rumah yang lain memilih berlindung di dalam rumah dari kejinya sengatan matahari.

Angin gersang menyapa wajah Hamas begitu ia membuka helm dan kacamatanya. Hamas beralih pada pintu kontrakan Saad. Memegang kenopnya, membuka pintu yang nyatanya memang tidak terkunci.

"Ad?"

Panggil Hamas dengan kepala melongok ke dalam.

"Eh, maksudnya assalamu'alaykum," kata Hamas, meralat ucapannya sendiri.

Hening.

"Ini ada orang ngga sik?" Hamas bergumam seorang diri. Masalahnya, kontrakan Saad benar-benar hening. Seolah Saad tidak berada di dalam sana.

[✓] HAMASSAAD MahabbatullaahWhere stories live. Discover now