16. Iman Kepada Takdir

1.8K 235 64
                                    

Serial HAMASSAAD season 4 – 16

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Serial HAMASSAAD season 4 – 16. Iman Kepada Takdir

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2017, 10 November

Note: KALAU ADA TYPO, KASIH TAHU YAK

-::-

Shiddiq menyimpan ponselnya begitu melihat kehadiran Fajar menuju teras masjid kampus. Tapi kening Shiddiq sedikit mengernyit melihat wajah Fajar yang kusut masai. Seolah rasa kesal yang tertahan menggelayut di sana.

"Salamu'alaykum!" sapa Shiddiq. Fajar menjawab dengan cepat, membuat Shiddiq tambah heran. "Kenapa, Jar? Mukanya kusut amat..."

"Hape aing hilang!" kata Fajar dengan lesu dan lunglai. Wajahnya terlihat kian kacau.

Shiddiq sampai melongok sebagai respons. "KOK BISA?"

"Tadi tuh lagi naik ojek, dijambret! Sialan tuh orang!" maki Fajar. Punggungnya menempel di dinding Masjid kampus. Napasnya memburu.

"Astaghfirullaah. Ada ada aja..." komentar Shiddiq. "Terus sekarang piye?"

"Auk ah!" Fajar makin uring-uringan. "Kumaha atuh. Orderan orang-orang di situ semua... Pusing lah!"

Obrolan keduanya terhenti dengan kedatangan Saad dan Bima. Sekarang memang sudah pukul sebelas lewat tiga puluh di hari Kamis.

"Assalaamu'alaykum," sapa Bima, pada dua orang di teras Masjid. Mahasiswa lain juga ada yang berdatangan. Kebanyakan dari mereka langsung menuju tempat wudhu.

"Wa'alaykumussalaam warahmatullaah..." Shiddiq yang menjawab. "Azan, Bim?"

"Bukan antum?" Bima balik bertanya sembari menjabat tangan Shiddiq. "Aya naon, Jar? Mukanya kusut amat?"

"Gue aja yang azan deh," kata Saad sejurus kemudian. "Titip tas."

Saad berlalu ke ruang wudhu dan Bima kembali melirik Fajar. "Sakit? Tapi mukanya sih sewot ini..."

"Hapenya Fajar dijambret," jawab Shiddiq, pelan-pelan.

"Hah?"

Bima terkejut sendiri. Fajar mendengus. Kentara sekali masih kesal.

"Innalillaahi..." ucap Bima.

"Assalaamu'alaykum!" Satu suara mengalihkan pembicaraan. "Weh udah pada ngumpul ae neh! Anak sholeeeh pada emang. Eh, Saad udah sampe belum yak? Lah, elu ngapa, Jar? Komuk lu jelek bat kayaknya. Ditolak Hilma Lu yak?"

Dan si pemilik suara terbahak sementara tiga yang lain mengembuskan napas berusaha bersabar.

"Udah, udah," lerai Shiddiq cepat. Di dalam masjid, terdengar suara Saad mengumandangkan azan. "Udah azan, shalat dulu mendingan."

Hamas melirik satu per satu teman kampusnya tersebut. Bima menepuk pundak Fajar, mengajak Fajar ke ruang wudhu. Shiddiq melangkah memasuki ruang utama masjid untuk bergabung dengan mahasiswa lainnya yang sudah stand by lebih dulu.

[✓] HAMASSAAD MahabbatullaahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang