1. Uhibbuka Fillaah

4K 402 93
                                    

Serial HAMASSAAD season 4 –  1. Uhibbuka Fillaah

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2017, 6 September

-::-

"Ada kajian di Masjid Istiqlal, insyaaAllah Ahad ini," kata Saad. Tangan kanannya menuang air teh ke gelas berisi gula. Diaduknya perlahan, sembari memastikan bahwa manis teh di dalam sana tidak berlebihan.

Ini hari Kamis, jadwalnya Saad puasa bareng sohibnya.

Yoi! Siapa lagi kalau bukan Hamas!?

"Eh, bentar dah, kayaknya gue kaga bisa," kata Hamas cepat. Dia mengecek ponselnya dan menemukan jadwal nonton konser di Sabtu malam nanti.

Muse yang ke Jakarta nih! Setelah sekian tahun itu band vakum, baru tahun ini menggelar konser lagi.

"Kenapa? Ada jadwal lain?" tanya Saad, menghadap Hamas yang masih memegang ponsel.

Embusan sepoi-sepoi dari kipas angin menerbangkan beberapa helai rambut Saad dan Hamas. Cuaca Jakarta di luar begitu panas meski hari sudah sore.

"Gue ngeri ngantuk paginya," kata Hamas. Dia sih tidak punya jadwal apa-apa di pekan ini. Rencananya hari Ahad ini dia akan tidur seharian. Biasanya sehabis nonton konser, badannya akan pegal secara keseluruhan.

"Rencana begadang?" tanya Saad. Sebab sepengetahuannya, Hamas sudah paham bahwa di hari Ahad pekan ke dua, Masjid istiqlal mengadakan kajian rutin dari waktu Dhuha sampai Zuhur. "Main game?"

Tertawa, Hamas mengaku juga. "Mau nonton konser Muse, brader. Udah berapa tahun tuh kaga ngadain konser. Kemarinan kan baru ngad---"

"Masih aja lo nonton konser," Saad bersandar di sofa sambil geleng-geleng kepala. "Si Bima aja udah berhenti ngisi pensi. Antum masih?"

Hamas manyun.

"Ya udah kaga lagi kalau ngisi pensi," kata Hamas, teringat pembahasan bahwa musik itu haram, di kalangan teman-temannya. Hamas sudah menghapus seluruh musik di ponselnya. Tapi belakangan dia main lagi ke iTunes karena Muse mengeluarkan album baru.

Itu baru Muse. Kalau Linkin Park ngeluarin juga...

Bisa rame lagi tuh ponselnya.

"Tapi masih senang nonton konser?" tanya Saad lagi. Dia menopang kepalanya dengan tangan yang ia letakkan di bagian atas sofa. "Lo pernah bayangin ngga, Mas... Lo lagi asik-asik nonton konser, tiba-tiba ada yang nyolek lo, dan itu RasulAllah Shallallaahu 'Alayhi Wasallam," kata Saad dengan suara yang terdengar serius, "terus beliau tanya; Yaa Hamas, antum lagi apa?"

"Hanjir!" Hamas berjengit, menendang kaki Saad dengan kakinya secara refleks. "Ngapa jadi ke sono, nyet!"

"Gue cuma nanya," kata Saad. "Kan selama ini kita berpikir bahwa nonton konser itu asik. Baik-baik aja karena ngga menyekutukan Allah. Tapi kalau semisal Rasul datang dan kita dalam keadaan asik nonton konser, gimana atuh, Mas? Padahal Rasul ngga suka kita mendengarkan musik-musik yang liriknya jelas ngga ada manfaatnya. Sedangkan bershalawat aja langka..."

Hamas mendengus sebal. Dia paling malas nih kalau Saad sudah bawa-bawa perbandingan yang tidak bisa dia bantah.

"Ya elah, Ad," gerutunya, "kaga mungkin juga kali Rasul tahu-tahu datengin gue. Emang siapa gue?"

Jawaban Hamas yang bernada sengit itu dibalas Saad dengan tawa kecil.

"Emang siapa lo, gitu ya?" respons Saad. "Kalau gitu, bayangin deh, lo ada di dekat Telaga Kautsar, megang gelas kosong dan berharap RasulAllah Shallallaahu 'Alayhi Wasallam kasih lo air dari Telaga beliau tersebut. Tapi di sekeliling Rasul tuh adanya Ahli Tahajud, Ahli Sedekah, Ahli Puasa, Ahli Shalat, Ahli Sujud... Sedangkan lo? Ahli Nonton Konser." Saad menghela napas, "Lo bakalan berpikir, emang siapa gue bisa dapat air dari telaganya Rasul? Terus lo ngga jadi gitu minta airnya?"

[✓] HAMASSAAD MahabbatullaahWhere stories live. Discover now