15-PDKT??

16 2 0
                                    

Terkadang kita harus menerima apapun yang kita dapatkan, meskipun belum tentu kita dapat menerimanya. Kalimat itu cocok untuk situasi Sindy yang sedang mengecat tembok. Semalam dia harus menerima tamparan kembali dari Riko akibat dirinya yang terlambat masuk sekolah, keyakinan menyelimuti Sindy bahwa yang melaporkan itu pasti Yanti, meskipun Sindy tak punya bukti akan tuduhannya,

Dan sekarang dia harus menerima kembali hukumannya yang belum kelar, awalnya Sindy sangat bersyukur akan hukumannya karena ia berhasil meninggalkan kelas yang amat 'pengap' itu, tapi pas menjelang istirahat tak ada angin tak ada hujan, mahluk astral itu menghampirinya,

"Lo sendirian?" Tanya Raka basa basi

"Enggak, gue bertiga di sini!" Sindy menjawab tanpa melihat Raka yang mulai membantu mengecat,

Raka melihat sekeliling dan berujar
"Oh, gue ngerti 'jika perempuan dan laki laki sedang berduaan maka yang ketiga pasti setan' gitu kan?"

"Basi!" Ucap Sindy

Raka mengabaikan kan ucapan Sindy yang terkesan cuek, mungkin dia tak ingin bicara!!

2 kuas itu seolah menari di permukaan tembok yang kumal, dengan warna putih yang akan menjadi warna dasar tembok, tanpa memperdulikan gambar 'doodle' yang kian lama kian menghilang di selimuti warna putih,

Raka sempat terkejut dengan aktivitasnya
"Eeh, lo udah izin soal menghapus itu" tanyanya dengan menunjuk gambar 'doodle'

"Ini kan hukuman gue, jadi ini tanggung jawab gue ngapain harus izin dulu" jawab sindy

Raka hanya ber 'oh' ria mendengar jawaban Sindy

"Hmm, lo gak istirahat?" Raka berucap untuk memecahkan keheningan

"Gue udah biasa gak istirahat, lo napa gak istirahat?"Sindy menanya balik

"Tadinya gue cuma mau ngecek siapa yang mengerjakan ini, katanya orang yang kena hukuman, eh nyatanya lo," jelasnya dengan mata yang berusaha mencari pandang pada Sindy,

"Oh" hanya itu yang keluar dari mulut Sindy,

Sindy engan berbicara dengan Raka si ketua Osis yang kece, pasalnya Sindy  tidak mau jika harus berurusan dengan para fansnya yang numpuk.

Raka terkadang heran dengan sikap Sindy yang dingin cuek pada dirinya, ada banyak cewek yang berusaha dekat dengan dia tapi ini, berdekatan malah berduaan Sindy hanya diam tak perduli dengan keadaan?, apa mungkin gue kurang kece gitu?, aaaah sudahlah si Sindy tu emang gak kaya cewek yang lain,

Baru saja tembok itu rata dengan warna putih terdengar bel yang berbunyi nyaring,  pendengaran mereka menangkap suara gemuruh para siswa yang berjalan atau berlari menuju kelas mereka untuk mengikuti jam pelajaran,

Sindy menghembuskan napas panjang dan beranjak untuk ke kelas,karena tak mungkin ia harus bolos kembali dari jam pelajaran, walaupun Sindy menginginkannya agar ia tak bertemu pandang dengan Yanti si iblis betina itu,

Raka melihat pergerakan Sindy yang akan menghentikan hukumannya,namun sebelum Sindy berjalan jauh entah kenapa Raka langsung menangkap pergelangan tangan Sindy,

Sindy tertegun dengan kelakuan Raka yang tiba tiba menahan langkahnya, jantungnya  Seperti berlari maraton, baru kali ini Raka berhasil membuat Sindy risih, walau Sindy tidak begitu tertarik pada lawan jenis karena alasan tertentu, tapi Sindy juga seorang remaja yang pasti merasakan hal saat bersama lawan jenisnya,

"A-ada apa?"  Ucap Sindy dengan heran

Raka menggaruk tekuknya yang tak gatal,

Aissss ko napa gue jadi gini!!!

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 09, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

My Black And My HeartWhere stories live. Discover now