8 hukuman

9 3 0
                                    

Cewek itu berdiri mematung, di hadapan papan mading yang nasibnya na'as seperti cewek itu sendiri, papan mading itu tampak koyak dan hancur, karena masih ada beberapa kaca berujung runcing yang masih menempel karena terhimpit oleh kayu itu sendiri, dengan lembaran karya, berkas, dan photo dirinya yang bergantungan namun hampir jatuh,

Mata cewek itu tidak lepas pada photo dirinya yang tergantung,

Hatinya masih mengumpat tak terima atas perbuatan orang-itu, karena akibat perbuatan orang-itu dia di beri hukuman yang tak seharusnya ia rasakan,

Cewek itu menghembuskan napas frustasi "awas kau berandal, jika aku bertemu dengan mu akan ku ulek ulek sampai penyek kauuu" gumamnya dengan  geram giginya terdengar bergemeretak karena pemiliknya sedang menahan amarah,

Suara bel berdering memekakan telinga, para siswa berhamburan keluar dari beberapa pintu kelas,  sorakan dan celotehan mengiringi Siswa menuju kantin,

Tapi Sindy tidak begitu bernafsu untuk menikmatinya, karena bila bel sudah berdering hukumannya akan segera di mulai,

"Hai guys!! Ada yang lagi bahagia ni, gue denger ni anak di hukum, tapi hukumannya cuma memandang papan mading
Yang udah kaya kapal pecah?, ringan amat hukumannya" celetuk cewek pada teman-temanya dari arah belakang

Sindy tidak menjawab ucapan orang itu bahkan bergemingpun tidak, dia pikir papan ini lebih sedap di pandang dari pada muka jelmaan iblis yang ada di belakangnya, walaupun cantik tapi jika seorang iblis dia tetap akan menjadi iblis,

Cewek yang ada di belakang Sindy terdengar berdecak dan tertawa hambar karena perkataannya di abaikan, seolah di anggap sebagai angin yang berlalu,

Aku tau kau Yanti!!

Tangan cewek itu bergerak "gue gak akan tinggal diam jika ada orang yang menghina gue" bentaknya dan tangannya menjambak rambut Sindy yang di kucir kuda,

Sindy tersentak dengan jambakan "Aww,,,,,,," ia meringis kesakitan kedua tangannya replek memengang rambut yang di jambak berusaha melepaskannya,

Terdengar kekehan dari kedua temannya "jangan Sekali kali lo hina gue lagi, lo pikir lo bakalan bisa lari dari gue, hah" ucapnya dengan nada sinis

Tangannya tampak erat memegang rambut kucir kudanya "lepasin gue!!!" Pinta Sindy dia tidak bisa melawan karena jambakan Yanti membuat dia terasa terkunci

Ada banyak yang melihat kejadian itu bahkan sengaja melintasi , tapi tak ada satupun yang berani ikut campur urusan YANTI si cewek iblis,

Jambakannya makin mengerat "Ternyata lo masih ngeyel sama gue, apa lo mau gu-"

"Eheum,,,,eheum,,,," terdengar seseorang dari arah belakang

Sontak membuat Yanti dan kawannya membalikan badan sekiar 90 derajat, untuk memastikan siapa,dan Yanti melepaskan jambakan nya,

Sindy bersyukur akan semuanya, diapaun merapikan ikatan rambutnya dengan asal,

Yanti tersenyum  miring
"Ngapain lo ganggu gue?" Tanyanya ketus pada seorang cowok yang berdiri dengan cool

Cowok itu membalas seyuman Yanti dengan memicingkan bibir atasnya "Sorry, gue gak bermaksud ganggu urusan lo" ucapnya santai

"Lo bilang gak ganggu? Ta-"

"Sorry gue mau ngurus itu" ucapnya sambil menunjuk papan mading  "dan dia juga sama" jarinya menunjuk Sindy

Cewek yang sedang mengikat rambutnya itu seketika menghentikan aktivitasnya, dan menatap cowok itu horror

Apa dia ketua Osis nya? Yang suka bawa-bawa Camera?

Sindy masih ingat perkataan bu Rani bahwa dirinya akan memperbaiki papan mading dengan ketua Osis,"kamu akan memperbaiki papan mading itu dengan ketua Osis, tapi sesudah istirahat, dan harus selesai pada hari ini"  kurang lebih seperti itulah ucapan Bu Rani yang sempat Sindy ingat ingat,  dan itu menjadi kesempatannya untuk membuktikan bahwa ketua Osislah yang sudah memotretnya itu!!

My Black And My HeartDonde viven las historias. Descúbrelo ahora