12- Terlambat

5 2 0
                                    

Tubuh yang di bungkus dengan selimut itu kini telah terkena sinar matahari yang masuk lewat celah jendela,
Ia menyadari itu karena sendari tadi dia sudah bangun dari tidur lelapnya,

Ingin rasanya dia bangun dan beranjak untuk sekolah karena ini sudah siang,tapi dari sudut lain ia engan untuk menggerakan tubuhnya ia hanya ingin seperti ini, tidur lelap nyaman dan hening, tanpa peduli apa yang akan terjadi bila dia masih seperti ini,

Kejadian semalam masih saja berputar di ingatannya, hingga ia menangis dalam diam sampai ia tertidur, ada rasa menyesal yang menyesak karena ia sudah berteriak di depan papahnya, tapi pikirannya berkata bahwa papahnya pantas mendapatkan itu,

Ia tak tau kenapa ,pikiran dan hati, selalu berbeda pendapat akhir akhir ini atau lebih tepatnya kacau, pikirannya menegaskan kalo Riko itu bukan papahnya, karena mana ada papah yang tidak perduli dengan kebahagiaan anaknya?,

Tapi Sindy buru buru menepis pikiran itu sebelum merusak otaknya yang sensitif,

Sindy membuka selimut yang berada di atas wajahnya,hingga menampakan wajah kusut khas bangun tidur, matanya melirik jam yang sudah menunjukan pukul 7

Hanya helaan napas pasrah yang sindy keluarkan saat menyadari kalo dirinya sudah terlambat sekolah,

"Tidak ada yang membangunkan ku? Apa papa dan mama sudah pergi?,,,,," matanya meneliti setiap senti kamarnya yang sudah di sinari matahari "huuuuuh,,,,, mungkin ini akan menjadi pengalaman pertamaku, ya tidak masuk sekolah," gumam Sindy yang Menenggelamkan kembali wajahnya di bawah selimut,

"Aku ingin merasakan bagaimana rasanya bolos sekolah" ucapnya dan terlelap kembali

JEDEEEEEER

Seorang cewek tengah mematung di bawah langit yang mendung, seolah akan turun hujan dengan deras

Sindy menengadahkan wajahya ke langit yang begitu gelap, tak lama kemudian tetes tetes air berjatuhan, dan mulai mengusap wajahnya dengan lembut, segar itulah yang di rasakannya

Sindy memejamkan matanya menikmati setiap tetes air yang menyusuri kepalanya,

"Aaahhh,,,,,segarnya" matanya kembali membuka
Entah nyata atau apa hujan itu bukan hanya air tapi sapu?

Apa apaan ini!!!!

Buk buk

"Sindyyyyy banguuuun!!!"

Buk

"Aww,,," pekik Sindy setelah sadar dari mimpinya

"Banguuuun!!"

Buk Buk

"Awww,,, iya aku bangun!!" Teriak nya

"Cepat bangun sekolah sana!" Perintah Rypa dengan ganas

Ia melirik jam yang sudah menunjukan pukul 7 lebih sepuluh menit, ternyata ia cuma tidur 10 menit? tapi mimpi itu membuat ia sengsara,

"Ini udah terlambat maah" ujar Sindy lemas

Rypa mendelik
"Sejak kapan kau seperti ini? Cepat sekolah!"

"Tapi m-"

"Papah bisa saja gantung kamu jika melihat ini, tapi Masih mending bukan papah yang bangunin kamu, jadi kamu masih bisa bernapas, cepat sekolah atau mamah akan beritau ke papah, biar kamu di marahin lagi" omelnya dengan teriakan,

Sindy tertegun dengan ucapan Rypa yang panjang lebar , karena baru kali ini mamah nya berbicara panjang lebih dari biasanya,

Ada sedikit kebahagiaan yang tersirat di hatinya, karena Baru saja telinganya mendengar ucapan Rypa yang menghkawatirkannya, meskipun Rypa tidak mengatakan kata khawatir,

My Black And My HeartWhere stories live. Discover now