4 Nilai

18 3 0
                                    

"Kau memang bodoh"

Sindy menegok ke belakang dan mendapati seseorang yg kini berada di hadapan Sindy, Sindy memutarkan badannya ke belakang mencoba mensejajarkan badanny dengan orang itu,

Tepat di depannya seseorang tengah berdiri sambil memegang lilin yg menyala, api yg berada di atas lilin itu terlihat bergerak karena tersapu oleh hembusan napas dari 2 orang yg saling berhadapan,

"Apa maksud mamah?" Ucap Sindy setengah terkejut

Apa dia tau apa yg aku ucap kan tadi? , batin Sindy

"Tadi kamu bertanya apa kamu bodoh? Dan mamah jawab 'kau memang bodoh' memang nya kenapa?" jawab Rypa mamah nya Sindi sambil mengangkat sebelah alis ny,

Sindy membuang muka, menarik napas panjang dan menghembuskanny dengan kecewa, tanpa membalas perkataan orang yg ada di hadapan ny,

Ya aku memang selalu di panggil dengan kata bodoh, mungkin karena nilai ku yg tidak melonjak, tapi hari ini aku dapat nilai 9,5 berhasil menjadi saingan Yanti anak yg lumayan pintar di kelas Bu Rani,

"Kenapa kamu?" Tanya Rypa seketika

"Tidak apa apa!! Cuma berpikir kapan hujan berhenti" jawab Sindy sekenany dan berusaha  berwajah ceria

Sindy berjalan ke meja belajar yg sempat ia tinggalkan tadi, berjalan dengan keadaan gelap itu susah, membuat Sindy berjalan dengan hati hati agar tidak terpeleset atau hal lainnya

"Mau kemana lagi? ayo cepet makan," Rypa berucap kembali

"Iya mamah duluan aja nanti Sindy nyusul ko" ucap Sindy setelah tepat berada di hadapan meja belajarny

"Yaudah cepetan mamah tunggu di ruang makan"

Rypa tampak berjalan dengan hati hati sambil masih memegang lilin yg menyala itu,

"Bukannya tunggu anaknya eeh malah di tinggal, memang aku nyuruh duluan tapi bukan berarti aku ingin sendiri" gerutu Sindy sambil membereskan buku buku yg ada di hadapanny

Aku memang menyuruh nya duluan, tapi aku juga bengharap dia menungguku, aku berkata duluan cuma memastikan apa dia peduli pada ku, dan hasil dari semua itu dia meninggalkanku, aku yakin kalian mengerti maksud ku,

"Duuuh,,,,,mana tas ku? gelap lagi,,,,ponsel ku mana,,,,duuuh ponsel  di mana kamu?,,,,"
Gumam Sindy panik

Dalam gegelapan malam dan lampu padam, Sindy tampak meraba raba meja dengan kedua tangannya, tangannya mencoba memegang untuk memastikan apa yg di pegang,

"Apa ini?,,,,,,,euuuh di kira ponsel,,, tu ponsel nyusahin amat,udah tau di butuhin malah ngilang" gerutu Sindy sambil meletakan kembali benda yg ia kira ponsel

Kriing

Sindy mencari sumber suara itu , dan pencariaannya membuahkan hasil, karena dia melihat cahaya di atas kasur di dekat dirinya.

"Ah! Itu dia" sorak Sindy sambil berusaha mengambil ponsel yg berada di kasurny,

Sindy mengerutkan dahiny "Ada pesan masuk?, palingan operator, lagian orang dari mana yg mau sms coba" ucap ny mengabaikan pesan masuk itu dan mulai sibuk dengan ponsel yg di pegang,

Ponsel yg di pegang Sindy langsung menyinari kamar yg gelap itu dengan senterny, Sindy pun beranjak ke sisi ranjang menuju tas yg tergeletak,

"Ternyata hal yg sering  membuat kita kecewa terkadang membuat kita tarsenyum, yaa contohnya pesan dari operator yg membuat ku menemukan ponsel, hihihi alay ah!!" suara Sindy tampak terdengar ceria

Sindy memasukan tanganny pada tas dan mencoba mencari kertas hasil ulanganny, di bantu dengan cahaya senter ponsel membuat pencarian tak terlalu memakan waktu banyak,

My Black And My HeartWhere stories live. Discover now