Sang pujangga merangkai manisnya cinta dalam setiap sajaknya.
Aku tidak sedang mengikuti sajak sang pujangga.
Aku ingin menarikmu dalam kesadaran tentang realita cinta.
Ketika cinta datang menemui hatimu detak jantungmu akan berdetak seolah menggedor dadamu untuk keluar menemui pujaan hatinya.
Kupu-kupu indah siap menari dalam perutmu menyatakan bahagia yang menggebu.
Cahaya matahari tak lagi menyengat hanya ada hati yang hangat
Langit membentang cerah seakan mendung takkan pernah datang
Bumi tempat berpijak terasa tenang seakan tidak pernah berguncang.
Sang pujangga menyebutnya cinta buatku itu gila.
Cinta ada bukan berarti kamu menutup mata memandanglah pada realita.
Segala sesuatu akan menemui masanya.
Jangan biarkan kau hanyut dalam derasnya aliran deras cinta bawa pikranmu untuk menakar logika.
Jangan biarkan pujangga meracunimu dalam kamuflase cinta hadapkan pikiranmu pada logika
Kelak jika cinta datang mengambilmu persiapkan hatimu untuk terluka karena tak selamanya mentari bersinar sepanjang waktu ada masanya gelap akan mendatangimu.
Bumi ini tidak selamanya berdiam dalam ketenangan ada masanya dia akan berguncang.
Tak ada cinta yang berjalan mulus tanpa cela. Ada kekurangan yang siap menyapamu dalam benih cinta.
Tak selamanya panenmu bersih tanpa hama ada kalanya hama datang menyerang menggrogoti cinta yang sedang bertumbuh.
Cinta tak semanis rayuan pujangga
Bandung, 5 Mei 2015
Caroline Sambuaga
YOU ARE READING
Catatan Hati (Kumpulan Puisi)
PoetryRank in Poetry #28 [17-04-2018] Tentang sebuah perjalanan rasa yang dituangkan dalam kata-kata. Sebuah kumpulan kata yang aku tuangkan dari luapan perasaan. Sebuah perjalanan hati yang memberi catatan dalam kisahnya. Tak hanya bibir yang dapat bicar...