Senja Bagi Penikmat Luka

8.4K 37 0
                                    

Pernahkah kamu bertemu jingga?
Ia tidak terang, tidak juga gelap.
Ia berada di ambang terang menuju gelap.

Jingga memang indah,
sering mengantarkanku untuk berpikir tentang betapa menyenangkannya jika langit terus bernuasa senja sepanjang hari
Membawa ketenagan.

Sayangnya kenyataan membawa kita harus melalui banyak warna.
Warna yang kadang menciptakan kelam untuk sebuah perjalanan kehidupan.

Singkat tapi membekas.
Warna bagi penikmat luka.
Ia tidak ingin masuk dalam gelap tapi enggan menyapa terangnya mentari.

Walau jingga meninggalkan kesan Mampu membawamu dalam ketenangan,
Tetap saja kamu membutuhkan terangnya siang
Untuk Menapaki perjalanan yang memberimu makna untuk hidup.

Malam juga tak luput dari fungsinya, kita membutuhkan gelap untuk merasakan lelah dan meresapi semua hal yang kita lalui untuk menciptakan cerita.

Luka dan senja seolah berteman menciptakan romantisme hati yang terasa sesak oleh kesedihan untuk mencari ketenangan.

Jingga seolah menjadi warna untuk tempat bersembunyi.

Dalam senja ada jingga
Dalam jingga ada hati yang terluka dikemas nuansa.

Ini cerita senja bagi penikmat luka.

Bekasi, 31 Juli 2017

With Love

Caroline Sambuaga

AN :

Gue terlalu sering menulis tentang senja sepertinya. Tapi memang gue suka dengan senja bisa dibilang seorang penikmat senja dan sering mengabadikan senja dalam kamera.

Puisi gue kali ini terinspirasi dari novel salah satu penulis favorite gue Ria N. Badaria ( RiaNBadaria ) yang judulnya Jakarta Jingga. Novelnya buat baper sampe gue pengen nulis puisi 😄😄😄

Thank youuu buat kalian yang udah mau baca puisi-puisi gue 😘😘😘😘

Btw puisi ini udah di-view 1k viewers

Best regards

-Chesam-

Catatan Hati (Kumpulan Puisi)Where stories live. Discover now