Malam menjadi pagi,
Pagi menjadi malam.Semangatku patah ditelan luka,
Bersembunyi dari sinar mentari.Menutup diri dari mimpi
Menelan kecewa
Saat malam datang aku sibuk bercermin diri
Melantunkan doa..
Melepas air mata..
Sekeras apapun aku mencoba memaafkan,
Aku tetap terluka.Tidak ada embun yang menyentuh kalbu...
Hujan pun tidak melunturkan kecewa
Aku nelangsa ditelan duka
Menutup diri dari sang mentariTerus bersembunyi dalam malam..
Di kesunyian malam aku terus membaca mantra,
Mantra untuk menanam benci untukmu...Menyumpahimu dengan semua serapah,
buah murka dari kekecewaan..Tapi sekeras apapun aku berteriak
Tidak memberi sinar benci untuk melingkupiku..Seperih apapun luka aku tetap bertahan pada cinta...
Sedalam apapun kekecewaan aku tetap merindukannya...
Di balik mentari,
aku menyembunyikan haru..Di balik mentari,
aku meneteskan air mata..Di balik mentari,
aku membangun bilikku..Aku tinggal dalam malam,
Selalu saja melewatkan pagi..Terpuruk dalam kepedihan
Merindukan kisah yang terlewatkanDi balik mentari kita mengakhirinya..
Kita berpegang pada senja,
Seketika malam datang..Kita tidak bisa menghentikan waktu,
namun mampu mengabaikannya..Jika menghadap mentari mengingatkanku padamu,
Aku hanya perlu bersembunyi di balik mentariJakarta , 9 Juli 2016
Caroline Sambuaga
YOU ARE READING
Catatan Hati (Kumpulan Puisi)
PoetryRank in Poetry #28 [17-04-2018] Tentang sebuah perjalanan rasa yang dituangkan dalam kata-kata. Sebuah kumpulan kata yang aku tuangkan dari luapan perasaan. Sebuah perjalanan hati yang memberi catatan dalam kisahnya. Tak hanya bibir yang dapat bicar...