42. Entwined [END]

63.4K 3K 137
                                    

"All I want is you"

" Terus jadinya gimana itu si koruptor di perusahaan lo?"

Nala mengangkat wajahnya dari sekumpulan lego yang berserakan untuk menatap Lila.

" Besok masih sidang kedua." Jawab Nala menerima dua buah lego dari seorang anak laki-laki menggemaskan bernama Adam.

" Wah, masih lama ya?" Decak Lila mengawasi anak laki-lakinya yang dengan mudahnya lengket dengan Nala. " Terus lo masih mau pulang ke Perancis? Maksudnya, habis nikah sama Dewa?"

Mendadak, jantung Nala berdebar lebih keras ketika mendengar pertanyaan itu. Bahkan, saat ini ia merasa wajahnya memanas.

Nala menggeleng, memfokuskan diri pada Adam yang mengajaknya bermain lego demi menyembunyikan wajahnya dari Lila.

" Ada urusan yang perlu gue selesaikan. Tapi, rencananya gue pindah ke sini. Jadi warga negara Indonesia lagi."

Lila terkekeh.

" Iya, baiknya gitu. Masa iya udah nikah kalian jauhan Perancis-Indonesia. Terus Fabian sendirian dong ngurusi Halid?" Tanya Lila ingin tahu.

Nala sekali lagi menggeleng. Ia menghela nafas panjang dan menatap Lila. " Ada kemungkinan Ian memindahkan kantor pusat ke Indonesia." Kata Nala mendadak geli. " Dia nggak sendiri. Gue tetap pegang Halid di Asia."

" Wuaahh!!" Seru Lila menangkupkan tangannya ke pipi, " Nggak kedodoran apa? Butik, Halid, bocah-bocah tengik PE? Belum lagi jadi istrinya Dewa...duh gue salah ngomong, hahahaha!"

Seketika, Lila langsung terbahak kala wajah Nala memadam tanpa ampun.

" Emang benar kata Dewa. Lo itu nggak bisa bohong, La. Ecieeee calon pengantin. Nggak perlu deg-degan. Jalani aja udah. Hahaha!"

Nala menatap jengah sahabatnya yang kini bersila hingga terbungkuk-bungkuk di lantai. Bahkan Adam sampai menghentikan aktivitas bermainnya dan merangkak ke pangkuan Nala sembari menatap Lila dengan cemas.

" Iya Adam sayang, itu mama kamu. Kamu besok yang sehat ya, jangan cari istri bidan." Ucap Nala sayang pada Adam. Adam Arafa, anak pertama dari Reno dan Lila yang kini berusia dua tahun ini benar-benar menggemaskan.

" Lala?" Panggil Adam mendadak membuat Nala tersenyum lebar. Entah mengapa, dia menyukai panggilan itu.

Adam menarik-narik tangan Nala, memaksanya mengambil beberapa buah lego. Nala menurutinya.

" Lo bahagia?"

Nala mengangkat wajah untuk menatap Lila yang sudah meninggalkan wajah jahilnya. Kini wanita itu menatapnya sedemikian rupa hingga membuat Nala tersenyum lembut.

" Hmm." Jawab Nala mengangguk.

Lila yang mengamati Nala membuang nafas panjang, " Gue belum sepenuhnya bisa memaafkan Dewa, jujur. Dia, keterlaluan banget sama lo."

" Udah sih La, yang penting kan sekarang semuanya udah jelas. Dewa udah ngejelasin semuanya sama gue, dan gue bisa paham kenapa dia ambil keputusan itu." Nala menghentikan kata-katanya sejenak. " Butuh keberanian, dan gue justru kagum sama dia yang berani nglepasin gue dimana biasanya, cowok-cowok lain di usia labil nggak pernah seberani itu memutuskan sesuatu."

" Yah, lo mah ada campur tangan hati. Mau bilang Dewa jelek juga lo nggak terima." Cetus Lila jengkel.

" Ya bukannya gitu. Kalau gue ada di posisi Dewa, gue hampir yakin gue bakal ngelakuin hal yang sama. " Jelas Nala. " Dan Dewa itu nggak jelek!"

Lila menunjuk Nala dengan jari telunjuknya, " Dasar subyektif banget!"

" Awas gue denger lo bilang Dewa jelek!" Ancam Nala mendelik.

ENTWINED [COMPLETED]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon