22. Going Wild

27.1K 2.4K 68
                                    

Melewatkanmu di lembaran hariku, selalu terhenti di batas senyumanmu

🎶Adera-Melewatkanmu

Nala berjalan melintasi lorong menuju apartemennya. Tangan kanannya penuh dengan belanjaan dari supermarket di depan sana, sedang tangan yang satunya memegangi ponsel yang menampakkan agenda-agenda penting yang harus segera ia selesaikan terkait dengan masalah perusahaan, kelas PE dan juga La Belle Femme. Wajah gadis itu nampak letih. Beberapa rambut lolos dari kuncir kudanya, terjuntai lemas di sisi wajah gadis itu.

Langkah kakinya berhenti tepat di depan pintu apartemen. Nala menyimpan ponselnya ke dalam saku dan membuka pintu apartemen.

" Aku pulang." Nala bersuara dengan lelah. Ia menyeret kakinya ke dalam, lalu sesuatu masuk ke dalam pandangannya.

Nala bahkan belum sempat berkedip ketika Lila menubruknya dengan heboh.

" Nala, gue kangen."

Nala mengerjapkan mata, bingung dengan dua orang lain yang kini duduk di sofa. Samuel yang tersenyum penuh pengertian mendekatinya dan meraih plastik belanjaan dari tangan Nala yang membeku. Laki-laki itu mengusap puncak kepala Nala dan berbisik.

" Enjoy your time, sweetheart." Ucapnya.

Tepat ketika Samuel menghilang di dapur, pelukan Lila di lehernya mengerat. Tiba-tiba saja, matanya memanas. Nala balas memeluk Lila dengan erat.

" Gue juga, La. Gue juga." Bisik Nala tercekat. " Maaf, gue nggak bisa datang di nikahan lo."

Lila terkekeh dan menepuk-nepuk punggung Nala. " Nggak usah kepikiran. Gue paham."

Nala tersenyum guna menepis bibirnya yang mulai bergetar. Rasanya lama sekali ia tidak mendengar suara cempreng sahabatnya ini. Nala menjauhkan dirinya agar bisa melihat Lila lebih jelas.

" Beneran. Waktu gue baca email lo itu, gue perlu baca berkali-kali." Kata Nala menunjuk laki-laki berkacamata fullframe dengan tidak sopan. " Sama Reno? Sama dia? Seriously? Foto nikahan lo aja gue yakin itu photoshop!"

" Lo sama gue sentimen terus dari dulu emang, La." Cibir Reno berdiri. Namun ia tersenyum. " Sini lo, dasar!"

Nala berlari dan melompat ke pelukan Reno tanpa ragu. " Baik-baik kan lo sama Lila? Awas lo!"

" Iya, gue baik kok. Sampe dapet bonus tapi gue tinggal di rumah. Tapi rencananya mau bikin la...aduhhh." Reno berhenti ketika Lila mencubit pipinya tanpa ampun.

Nala tertawa. " Ya ampun, Lila dari dulu emang bakat bikin orang aneh deketin dia. Heran gue."

Gadis itu melepaskan pelukannya pada Reno dan menatap satu-satunya orang yang tersisa.

Nala mengangguk singkat dan segera memalingkan wajahnya.

" Lo di sini udah dua bulan La? Kenapa nggak ngabarin gue?" Hardik Lila ketika mereka kembali duduk di sofa.

Nala melepas tasnya dan menaruhnya di samping. Gadis itu duduk di sofa single di antara Leon dan Reno yang duduk berdua dengan Lila.

" Waktu itu rencana gue nggak selama ini." Jawab Nala menyadari bahwa di meja rendah di depan mereka, sudah tersedia minuman dan makanan ringan.  Tunangannya itu tanggap juga.

" Adik lo mana?" Tanya Reno tiba-tiba.

" Ian? Jam segini anak itu masih sibuk di kantor. Pulangnya malam, kalau kalian mau ketemu." Jawab Nala. " Udah kenalan sama Sammy?"

Lila mengerut, " Sammy?"

" Samuel. Bukannya kalian tadi sempat ngobrol?" Kekeh Nala.

" Oh...iya." Jawab Lila. Nada suara Lila yang aneh membuat Nala mengerjap.

ENTWINED [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang