40

197K 12.3K 206
                                    

Di hari libur ini, Ethan sudah berpakaian rapi karena dia akan mengajak sahabat kecilnya sekaligus pacarnya itu jalan-jalan. Ethan mengambil kunci mobilnya dan segera turun.

"Mau kemana kamu sayang? Sini sarapan dulu," tanya Ayu lembut.

"Pergi." Ethan beranjak peegi menuju rumah sebelahnya dan mengetuk pintu rumah Riva. Tampaklah seorang lelaki membukakan pintu.

"Mau ngapain?"

"Mau ngajak jalan Riva Bang."

"Masuk aja ke kamarnya langsung, paling dia masih molor. Bangunin aja, cape gue bangunin dia. Tapi awas jangan macem-macem!" Azram memasuki rumah disusul oleh Ethan. Azram menonton acara nya yang empat tertunda dan Ethan berlalu memasuki kamar Riva.

Ethan melihat seorang perempuan yang masih tidur dengan selimut yang melilit tubuh. Ia menyibakkan selimut itu membuat sang pemilik menggeliat.

"Abang ih, gue masih ngantuk! Kam gue udah bilang jangan bangunin gue!" kesal Riva menggapai selimutnya kembali.

"Bangun atau gue tinggal." Mendengar itu Riva membuka matanya perlahan, ia melihat sosok Ethan dengan wajah datarnya.

"Bodo ah, gue halusinasi mungkin," gumam Riva kembali menenggelamkan kepalanya dibalik guling.

"Riva," geram Ethan. Riva terlonjak kaget.Ia mengucek-ucek matanya perlahan, benar saja Ethan saat ini berada di kamarnya.

"Mau ngapain sih? Gue ngantuk."

"10 menit, lebih gue tinggal." Ethan keluar dari kamar Riva meninggalkan Riva yang masih melongo mendengar perkataan Ethan tadi.

"Dasar pacar laknat!"

***

"Ini mau kemana sih Than?" tanya Riva, ketika Ethan hanya memutari jalan tidak ada tujuan.

"Nggak tau."

"Yaelahh, kalau gini mah mending tadi gue puas-puasin aja tidur!!" Ethan yang melihat itu hanya tersenyum kecil. Ia saat ini sedang menimang-nimang kemana dia akan membawa Riva. Setelah beberapa menit ia sudah sampai di sebuah taman, entah mengapa ia ingin membawa Riva ke taman yang tidak terlalu jauh dari rumahnya.

"Taman?" tanya Riva bingung. Ethan mengangguk dan segera keluar dari mobilnya diikuti oleh Riva.

"Kenapa lo bawa gue kesini Than?"

"Mau aja." Ethan segera menggandeng tangan Riva lembut membawanya kekursi yang berada di taman itu.

"Kesini aja kenapa bawa mobil coba? Padahal deket. Gak habis pikir gue sama lo Than," gerutu Riva.

"Hm."

"Tunggu sini." Ethan berlalu pergi ssmpai menghilang dari pandangannya. Tatapan Riva terpaku  pada seorang anak perempuan dan anak laki-laki yang sedang bermain bersama.

Itu seperti dirinya dan Ethan sejak mereka berumur 6 tahun. Ia jadi teringat saat Ethan membuatkannya flowercrown. Ethan juga selalu membuat dirinya tersenyum, tertawa selalu dan membuat dirinya juga mengeluarkan air mata. Riva juga ingat saat Ethan membantu dirinya yang sedang menangis mencari ibunya. Kebiasaan lelaki itu juga selalu mencubit kedua pipinya.

Ethan saat ini sudah kembali di sisinya. Ia juga tidak menyangka bahwa Ethan yang selalu membuat dirinya kesal setengah mati adalah Ethan cinta pertama nya. Anak lelaki yang selalu ia sebut dengan nama Athan, beralasan agar ia menjadi satu-satunya memanggil seperti itu.

Sebuah es krim vanilla di hadapannya membuat ia tersadar dari lamunan. "Kenapa ngelamun?" tanya Ethan.

"Nggak, cuman inget masa kecil kita aja," jelas Riva menunjuk kedua anak kecil itu.

"Maafin gue, nggak bisa bawa lo ketempat romantis."

"Apaansih Than? Nggak papa kali."

"Cuman bisa ke taman hari ini."

"Ethan, dengerin gue. Mau dibawa ke mana aja, gue terima ko. Gue bukan cewek yang akan nuntut lo buat bawa gue ke tempat romantis atau apalah itu. Lo gak perlu ubah diri demi gue, cukup jadi diri lo apa adanya. Nggak perlu jadi orang lain. Cukup jadi Ethan yang gue kenal, Ethan Samudera Pratama." Ethan mengenggam tangan Riva erat.

"I love you Iva." Jantung Riva berdegup sangat kencang.

"And you are mine, only mine," sambung Ethan.

Gue baper!

Mereka berdua seketika  terkejut saat merasakan sebuah bola mengenai kaki keduanya.

"Kakak tolong bolanya keciniin," teriak anak laki-laki yang terdapat anak perempuan di sampingnya. Ethan tersenyum kecil dan segera mengembalikan bola itu kepada anak laki-laki itu, diikuti oleh Riva.

"Hai! Nama kalian siapa?" tanya Riva sembari menyamai tinggi kedua anak kecil di hadapannya.

"Nama aku Laka Kakak," jawab anak lelaki itu cadel.

"Nama aku Plincess kakak," jawab anak perempuan disamping Raka.

"Princess?" bingung Riva.

"Iya itu panggilan Laka ke aku Kakak, katanya aku itu cantik kaya Plincess," jelas anak perempuan itu dengan senyum yang mengembang membuat pipi gembulnya terlihat menggemaskan.

Ethan yang melihat Riva tersenyum. "Raka tau? Di sebelah Kakak, Princess loh." Riva menatap Ethan bingung.

"Plincessnya aku tetep Nisa, Ka." Ethan dan Riva tersenyum mendengar ucapan Raka tadi, itu mengingatkan masa lalu mereka berdua.

"Kakak boleh ikutan?" tanya Ethan yang dibalas anggukan semangat oleh keduanya.

Riva merasakan bahagia ketika melihat Ethan sedang bermain bola bersama kedua anak kecil itu. Sosok lelaki dingin sedikit-sedikit menjadi hangat. Dirinya juga bahagia saat melihat Ethan tertawa lepas seperti sekarang.

Gue bahagia kalau lo bahagia, Athan.

AribellWhere stories live. Discover now