15

250K 13.4K 953
                                    

"E...ehh." Riva terkejut saat ada sebuah tangan membersihkan sisa es krim di bibirnya.

"Bocah."

Terbang gue kalau diginiin mulu.

"Ayo pulang," ajak Ethan yang dibalas anggukan oleh Riva, karena memang hari sudah mulai sore.

Riva dan Ethan berjalan beriringan menuju ke parkiran dan segera memasuki mobil. Didalam mobil hanya keheningan yang melanda keduanya, mereka berdua fokus dengan pikiran masing-masing.

Sampai akhirnya, mereka sampai di depan rumah Riva. Ethan melirik ke arah Riva dan ternyata perempuan itu sudah tertidur pulas. Tidak tega membangunkan Riva, Ethan melepaskan seatbelt Riva dan segera menggendongnya keluar mobil menuju rumah Riva.

Ethan memencet bel rumah Riva dengan kesusahan karena tangannya sedang menggendong Riva. Pintu di hadapannya terbuka menampilkan seorang wanita paruh baya yang terkejut melihat putri nya berada di gendongan seorang laki-laki.

"Astagfirullah Riva kenapa?" khawatir wanita paruh baya didepannya yang diyakininya sebagai mamah Riva.

"Riva nggak papa ko Tante, cuman kecapean aja tadi sama Ethan dibawa jalan-jalan dulu," ucap Ethan sopan. Zahra mempersihlahkan Ethan memasuki rumah.

"Bawa aja Riva nya ke kamar," ucap Zahra yang dibalas anggukan oleh Ethan.

"Woi Adek gue lo apain sampe gini?" heboh Azram yang baru keluar dari kamarnya.

"Kecapean."

"Oh."

"Kamar Riva?"

"Tuh diujung, pintu yang ada tulisan 'Riva cantik'. Emang alay tuh bocah, " balas Azram sembari kenujukkan sebuah pintu. Ethan mengikuti arahan Azram dan segera membawa Riva ke kamarnya.

Ethan merebahkan tubuh Riva di kasur. Tak lupa ia melepaskan sepatu Riva, juga menyelimuti tubuh itu agar merasa hangat. Ethan berlalu keluar dari kamar.

"Riva nya udah dipindahin nak?" tanya Zahra.

"Udah Tante saya pamit," pamit Ethan menyalami tangan Zahra sopan.

"Makasih ya, " ucap Zahra, yang dibalas anggukan oleh Ethan dan segera berlalu pergi menuju rumahnya. Tetapi ia hanya memasukkan mobil ke dalam garasi dan mengambil motornya. Dirinya terlalu malas untuk pulang ke rumah dan memilih pergi ke sebuah kafe.

"Mau pesan apa?" tanya seorang pelayan perempuan kepada Ethan. Ethan hanya menunjuk makanan di daftar menu tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Pelayan perempuan itu berlalu pergi.

Ponselnya bergetar dengan tertera nama Daniel dilayar, Ethan segera mengangkat panggilan itu.

'Ethan!!' teriak seseorang di seberang .

"Hm."

'Lo lagi dimana?'

"Kafe."

'Kafe mana?'

"Biasa."

'Tungguin di sana gue sebentar lagi otw sama Damar." Panggilan ditutup secara sepihak oleh Ethan. Ethan menyimpan ponselnya saat makanannya datang dan tertata di meja..

"Ethan!" sahut Daniel sedikit berteriak sehingga menjadi pusat perhatian.

"Niel jangan malu-maluin deh!" kesal Damar.

"Biarin yg penting gue ganteng," pede Daniel, ia segera menduduki kursi. Ethan sama sekali tidak memperdulikan mereka berdua, ia asik memakan makanannya.

"Ah elah, kacang mahal ya Mar?"sindir Daniel, karena Ethan asik dengan kegiatannya sendiri.

"Eh Than? Lo deket sama Riva?" tanya Damar membuka topik pembicaraan.

AribellWhere stories live. Discover now