19

2.2K 247 28
                                    

Sekarang Bastian dan Kiky sedang duduk bersama didalam rumah Kiky, cowok itu memang sengaja mengajak Bastian kerumah, ingin membicarakan sesuatu katanya.

"Mau ngomongin apa?" ucap Bastian cepat, ia ada janji dengan Steffy, jadi waktunya untuk berbicara dengan Kiky tidak terlalu banyak.

Suasana ruang tamu Kiky sangat dingin, membuat Bastian mengeratkan jaket yang sedang ia gunakan.

Cowok itu menatap Bastian dengan tatapan yang sulit diartikan, membuat Bastian yang ditatap seperti itu merasa risih.

"Kenapa sih, Ky?" tanyanya lagi, "gue gak bisa lama-lama, Steffy pasti ngamuk lagi nanti."

"Lo udah putus dari Bella?" tiba-tiba saja pertanyaan itu muncul dari bibir Kiky, cowok dengan balutan kemeja hitam itu menatap Bastian dingin.

Kening Bastian berkerut samar melihat ekspresi Kiky yang berbeda, "Ya belum lah, 'kan perjanjian harus tiga bulan baru putus."

"Gue mau lo putusin dia sekarang."

"Apaan sih, ya gak bisa Ky, hubungan gue sama dia masih baik-baik aja, gak mungkin gue minta putus tiba-tiba."

"Putusin Bella, Bas."

"Lo ken-"

Kedua tangan Kiky mengepal kuat, dengan keras ia berteriak didepan Bastian yang tengah bingung, "GUE BILANG PUTUSIN BELLA!"

Hal itu mampu membuat kening Bastian berketut samar. Kenapa sekarang Kiky ngotot memintanya untuk putus dari Bella?

"Ky, lo kenapa sih, gimana sama rencana kita berbulan-bulan lalu?"

"Gue udah gak perduli soal itu, sekarang gue mau lo putusin Bella," Kiky merendahkan suaranya, "nih, gue kasih dua tiket liburan ke Bali."

Sebelah tangan Kiky menyerahkan dua lembar kertas kecil yang panjang kearah Bastian, dan cowok itu mengambilnya.

"Ky-"

Lagi, Kiky menyela ucapan Bastian dengan cepat seraya bangkit dari duduknya, "Gue gak mau ada argumen lagi."

S e m e s t a

Setelah istirahat bukannya masuk kelas untuk belajar, (namakamu) malah mengikuti arah langkah kaki Bella.

Cewek itu sepertinya sadar jika langkahnya sejak lima menit yang lalu diikuti seseorang, hal itu membuat tubuh cewek itu memutar cepat.

"Ngapain lo ngikutin gue?" ucap Bella saat melihat (namakamu) yang ada beberapa langkah dibelakangnya.

(Namakamu) maju selangkah, "Bell, gue mau-"

"Udah gue bilang 'kan, gue gak mau deket sama lo dulu." sela Bella cepat.

Namun kalah cepat, saat (namakamu) memegang pergelangan tangan Bella. Berusaha memberhentikan cewek itu untuk pergi meninggalkannya lagi.

Sudah cukup satu minggu mereka berdiam diri seperti ini, waktu (namakamu) di Jakarta juga tidak lama.

Mungkin dua minggu setelah ini ia tidak akan melihat Bella, atau Iqbaal lagi. Karena (namakamu) mungkin sudah kembali ketempatnya berasal.

"Sekali aja, tolong dengerin gue." pinta (namakamu) sambil memandang wajah Bella dengan tatapan memohon.

Sekali saja, (namakamu) ingin mengklarifikasi semuanya supaya beres.

Bella menggeleng pelan, ia masih belum bisa menerima ucapan (namakamu) berminggu-minggu lalu.

Satu, dua kali tidak Bella hiraukan ucapan (namakamu) mengenai Bastian, tapi untuk yang ketiga kalinya, Bella tidak bisa diam saja.

Saat mengetahui seseorang berusaha menjatuhkan harga diri kekasihnya.

"Sebelum lo bisa nerima Bastian-"

"Gue paham Bell, gue gak bakal bicara soal Bastian lagi, plis, sekali aja."

Dua menitan Bella berpikir, sebelum akhirnya kepala cewek berusia enam belas tahun itu mengangguk.

"Gue gak punya waktu lama."

"Gue bakal balik ke Bandung dua minggu lagi, gue cuma mau bilang itu dari kemaren-kemaren." itu saja yang ingin (namakamu) sampaikan pada Bella.

Cewek di depannya terdiam selama beberapa saat, apa katanya tadi? Ingin pulang ke Bandung? Meninggalkan dirinya?

Berani sekali (namakamu).

Rahang Bella mengeras, berusaha sekuat mungkin untuk tidak bertanya alasan (namakamu), egonya masih tinggi.

Jadi, respon yang Bella tunjukkan hanya sebelah alisnya terangkat, "Yaudah, bagus, jadi gak ada yang ganggu hubungan gue sama Bastian lagi."

"Bell, lo...," (namakamu) tidak dapat melanjutkan kata-katanya, respon Bella sangat berbanding balik dengan perkirannya.

"Urusan kita selesai, lo boleh pergi."

"Gue bener-bener gak nyangka, apa lo masih marah sama gue karena Bastian? Lo pernah mikir gak sih Bell, persahabatan kita berakhir cuma karena cowok berengsek itu."

"Bastian gak berengsek!" sahut Bella cepat, "jaga omongan lo (nam)."

Yang (namakamu) lakukan hanya terkekeh sumbang, "Lo gak percaya sama omongan gue silahkan, lo bakal tau kalo apa yang gue omongin itu sesuai sama kenyataan yang ada."

S e m e s t a

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 11, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

semesta | IdrWhere stories live. Discover now