13

1.6K 211 6
                                    

Tentang kau dan semesta

Pagi harinya Iqbaal menjemput (namakamu) dikosannya. Tidak ada obrolan sepanjang perjalan.

Keduanya sama-sama sibuk dengan pemikiran masing-masing.

Mungkin canggung dengan apa yang sudah terjadi semalam. Bagaimana Iqbaal bisa begitu memperlakukannya dengan manis.

Tidak membutuhkan waktu yang lama. Keduanya sekarang sudah berada di depan gerbang sekolah (namakamu).

"Makasih." Itu adalah kalimat singkat yang (namakamu) ucapkan saat dirinya turun dari motor ninja Iqbaal.

Iqbaal yang berbalut jaket berwarna hijau lumut itu hanya mengangguk, menerima helm hitam pemberian (namakamu).

"Gue jemput ya nanti."

"Gak usah, gue gak mau ngerepotin lo."

"No problem, lagian gue suka anter jemput lo kayak gini hehe." Entah mengapa Iqbaal malah tertawa dengan perkataannya sendiri.

Walau mereka sekarang menjadi pusat perhatian seluruh murid. Iqbaal maupun (namakamu) tidak menghiraukan itu semua.

(Namakamu) langsung memasang tampang bete karena gombalan garing Iqbaal, "Apaan si, dari kemaren malem gombalnya garing."

"Emang siapa yang gombal?"

"Lo, siapa lagi?"

"Gue gak gombal kali, semua omongan gue itu diucapkan dari hati yang terdalam." Iqbaal mulai memasang wajah serius.

Lebih tepatnya berpura-pura untuk serius, walaupun gagal namun (namakamu) masih mau menghargai usaha Iqbaal yang berusaha membuatnya tertawa.

"Alay," dengus (namakamu) kemudian, "sana berangkat nanti telat." Perintahnya.

Kepala Iqbaal mengangguk cepat, sebelah tangannya terangkat hormat pada (namakamu) yang masih berdiri di sampingnya.

"Siap bu, nanti gue jemput."

Hal yang (namakamu) tau setelahnya adalah suara deruman motor Iqbaal yang kian menjauh.

S e m e s t a

"Demi apa lo hari ini mau dijemput Iqbaal?"

"Tadi si bilangnya gitu, gak tau juga nanti."

"Widihh, ada perubahan dong ya lo berdua."

"Perubahan gimana maksudnya?"

"Ya itu, mulai anter jemput haha."

Kepala (namakamu) hanya menggeleng menjawab ucapan Bella yang mulai ngelantur itu.

Saat ini mereka lagi ada di kantin. Hari ini empat jam pelajaran free. Makanya, dari pada gak jelas di kelas mending makan di kantin. Kenyang.

"Gimana hubungan lo sama Bastian?"

Pertanyaan (namakamu) mampu membungkam bibir Bella selama beberapa saat. Cewek itu juga bingung dengan hubungannya dengan Bastian akhir-akhir ini.

Bastian jarang ada kabar.

Bastian jarang membalas pesan maupun menerima telepon darinya lagi.

"Baik-baik aja." Hal yang Bella ucapkan sebenarnya sangat berbanding balik dengan apa yang sedang ia rasakan.

Ia merasa jika Bastian tengah menyiptakan jarak diantara keduanya.

Dan bodohnya Bella, ia tidak menyadari hal itu.

"Kemaren gue ngeliat Bastian sama cewek."

"Serius? Kapan?"

"Entah, gue lupa, yang jelas dia bonceng cewek waktu balik sekolah," (namakamu) manghela nafasnya "lo gak bisa bohong sama gue tentang masalah ini Bell."

"Gue gak bohong, hubungan gue sama dia baik-baik aja."

"Kita temenan udah berapa lama sih Bell? Tatapan lo beda dari biasanya, lo bohong sama gue 'kan?"

"Okay," Bella menyerah menyembunyikan fakta yang sebenarnya tentang kisah asmaranya, "gue sama dia lagi gak baik-baik aja."

"Kenapa?"

"Dia jarang ada kabar (nam), jarang angkat telepon dari gue, jarang senyum ke gue waktu gue lewat di depan kelasnya, jarang ngajak gue balik, dan jarang panggil gue dengan sebutan sayang lagi, entah kenapa gue kangen aja gitu sama Bastian yang dulu."

Penjelasan panjang dari Bella membuat (namakamu) paham jika Bastian mungkin sedang berada pada fase jenuh.

Dan (namakamu) paham sekali dengan apa yang Bella rasakan saat ini. Menyesakkan.

"Udah gue bilang, Bastian playboy lo gak percayaan sih sama gue."

Bella menggeleng pelan, mengelak julukan yang (namakamu) berikan pada Bastian, "Dia gak gitu."

"Terus? Kenapa dia gantungin hubungan kalian kayak gini?"

"Dia gak gantungin hubungan ini (nam), gue kenal Bastian."

"Gue bahkan lebih kenal sama Bastian dibanding elo Bell, percaya sama gue, Bastian gak bawa pengaruh baik sama lo."

Entah kenapa ucapan (namakamu) membuat Bella tersulut emosinya. Ini kali pertama mereka bertengkar perihal Bastian.

"Dia pacar gue (nam)! Gue yang lebih tau dia dibandingkan sama lo yang tiap harinya baca novel setiap saat!"

(Namakamu) dapat merasakan amarah yang menggebu dari Bella. Untung saja suasana kantin saat ini sepi.

Jadi tidak ada yang menguping pembicaraan mereka.

"Gue tau, sejak awal gue tau kalo dia pacar lo, satu yang harus lo inget; sayang sama bego itu beda tipis."

Menit berikutnya (namakamu) memilih untuk meninggalkan Bella sendirian di kantin.

Membiarkan cewek itu menjernihkan pikirannya sendiri. Karena (namakamu) tahu kemana ini akan berakhir jika (namakamu) tidak segera pergi dari sana.

Adalah antara (namakamu) dan Bella tidak akan setegoran selama beberapa minggu.

S e m e s t a

Iya gue tau, gue ngaret.

semesta | IdrWhere stories live. Discover now