10

1.4K 197 5
                                    

Tentang kau dan semesta [10]


Sepeninggal Iqbaal dan Salsha dari cafe, (namakamu) memutuskan untuk mengajak Aldi mengobrol sebentar seputar kehidupan Iqbaal. Entahlah, (namakamu) hanya ingin membantu cowok itu keluar dari masalah yang sedang ia hadapi.

Mereka berdua duduk di meja yang sempat Iqbaal dan (namakamu) duduki, Aldi bercerita mulai dari perkenalannya dengan Iqbaal sampai semua menjadi seperti ini.

Dan ternyata, sebelum ini mereka adalah teman dekat yang begitu akrab.

"Dulu gue sempet deket sama Iqbaal, dia baik, pengertian, pokoknya tipe temen idaman banget, tapi ya, namanya juga manusia, kurangnya dia cuma satu, ego dia gede."

(namakamu) mengangguk setuju dengan ucapan Aldi, Iqbaal memang sangat sulit menyingkirkan rasa keras kepalanya, "Terus, lo berdua jadi jauh cuma gara-gara nyokap lo nikah sama bokap Iqbaal?"

Bahu Aldi terangkat, ia juga tidak tahu perihal apa yang membuat Iqbaal sangat membencinya sekarang, "Gue gak tau pasti, yang jelas, ya," Aldi menghela nafas, "dia marah sama gue."

"Dari kapan?"

"Satu tahun lalu, dulu dia yang ngedukung penuh hubungan gue sama Salsha, tapi sekarang, bisa lo liat sendiri, dia yang mati-matian ngejatohin gue."

"Iqbaal gak bermaksud gitu, Ald, dia cuma belum bisa nerima keadaan." disaat seperti ini, (namakamu) masih bisa membela Iqbaal.

Aldi terkekeh, "Mau sampe kapan?" sampai kapan Iqbaal tetap tidak bisa menerima keadaan ini? Padahal nyatanya Aldi berkali-kali memohon maaf atas apa yang sudah Mamanya lakukan, tapi seperti biasa, keras kepala.

"Gue bakal coba buat ngebujuk Iqbaal ketemu sama nyokap lo."

Kepala Aldi menggeleng, merasa tidak perlu melibatkan orang lain dalam permasalahan pribadi ini, "Gak perlu."

"Gue ngelakuin ini bukan berniat untuk ikut campur urusan lo sama Iqbaal, gue ngelakuin ini buat nyokapnya."

***

Bel pulang sudah berbunyi sekitar lima belas menit yang lalu, namun (namakamu) masih diam di tempatnya, sejak Iqbaal meninggalkannya di cafe, ia belum bertemu dengan cowok itu.

Walaupun Iqbaal kerap datang kekosannya, mengiriminya pesan, tetap saja rasa kecewa itu masih tinggal dihatinya. Jujur saja, menghindari Iqbaal dua hari adalah hal terberat untuk (namakamu).

Setelah menghembuskan nafas berkali-kali, (namakamu) memilih untuk membereskan peralatan sekolahnya, memasukkan kedalam tas lalu meresletingnya.

Bella sudah pulang lebih dahulu bersama Bastian, sial, sejak mereka berdua resmi berpacaran satu bulan lalu, (namakamu) menjadi jarang bertemu dengan sahabatnya itu, karena Bella selalu sibuk dengan Bastian.

Sebenarnya (namakamu) tidak mempermasalahkan hal itu, hanya saja ia mulai sulit memulai obrolan dengan Bella.

Tidak mau memikirkan Bella, (namakamu) memilih untuk memasang headset di kedua telinganya. Mendengarkan musik adalah salah satu favorit nya.

Namun, gerakkannya terhenti, ketika matanya tidak sengaja menangkap siluet wajah yang familiar, ia sedang duduk di atas motor, seperti menunggu sesuatu.

Dia, Iqbaal.

Untuk apa cowok itu datang ke sekolahnya?

Buru-buru (namakamu) memutar tubuh, menghindari Iqbaal. Karena (namakamu) tahu di depan Iqbaal ia sudah tidak bisa lagi menolak apa yang Iqbaal katakan.

semesta | IdrWhere stories live. Discover now