Sedangkan Riva berjalan lesu dengan mata sedikit tertutup, ia terus melangkah melewati Abangnya itu yang berada di sofa.

"Ko baru pulang? Gue nungguin dari tadi. Dari mana?" cerocos Azram, membuat langkah Riva terhenti dan menatap azram kesal.

"Abang kenapa udah pulang?"

"Heh cunguk, gue berusaha pulang secepet mungkin. Tapi, lo nya malah kek gitu."

"Riva ngantuk, bye!" Setelah mengatakan itu, Riva berlalu menuju kamar. Riva segera merebahkan dirinya ke kasur yang sangat ia rindukan. Baru saja ingin memejamkan mata sebuah notif pesan menganggu tidurnya.

Ethan: Tdr, maaf g td nggngg tdr l. g nglt dr blkn lmp kmr l msh nyla, good night.

Perlu memiliki kekuatan khusus agar dapat membaca pesan dari Ethan. Riva segera berjalan ke arah balkon yang terdapat ethan sedang menatap ponselnya di seberang.

"Ethan!" panggil Riva setengah berteriak.

Ethan yang mendengarnya itu mendongakkan kepalanya menatap Riva. Kemudian  menempelkan ponselnya di telinga. Riva yang keheranan ketika mendapat telepon dari Ethan segera mengangkatnya.

"

Gue ganggu?" tanya Ethan.

"Nggak ko."

"Bintang yang sangat indah bukan? Gue berasa liat Mamah," parau Ethan sembari melihat kearah bintang yang berada di langit, diikuti oleh Riva.

Benar-benar terang dan indah.

"Ethan, mamah lo pasti selalu ngejaga lo, ngeliat lo bahagia. Lo mau kan mamah lo tersenyum diatas sana? Makanya bahagiain dia walaupun lo nggak bisa ngeliat dia,btapi dia selalu ada di hati lo," ucap Riva membuat Ethan terdiam.

"Senyum Than, bahagia selalu, buat mamah lo. Dan yang paling terpenting jangan sedih lagi," jelas Riva yang dibalas anggukan oleh Ethan.

"Gue mau tidur ngantuk, goodnight!" Riva mematikan sambungan lalu kembali ke kamarnya dan menutup pintu balkon.

Ethan yang melihat lampu kamar Riva yang sudah padam. Ia masih teringat kata-kata yang diucapkan oleh Riva tadi. "Gue akan coba Riv," gumam Ethan, menatap kumpulan bintang di langit.

***

"RIVAA KEBOO BANGUN!" teriak Azram.

"Aduhh Abang, Riva ngantuk," seru Riva menutup telinganya dengan guling.

"Bangun woi, ada Ethan di bawah !"

"Biarin aja kali," ujar Riva santai lalu  kembali terlelap.

1 detik...

2 detik...

3 detik...

"ETHAN?! MAMPUSS GUE!" Riva segera menyibakkan selimutnya dan terburu-buru menuju kamar mandi. Azram hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan adik satu-satunya itu.

Azram segera keluar dari kamar dan menemui Ethan yang sudah menunggu.

"Riva nya baru bangun bro," ucap Azram.

"Hm," balas Ethan.

"Than? Gue minta lo janji satu hal sama gue," ucap Azram dengan nada serius

"Apa?"

"Gue mau lo jagain adek gue. Jagain dia, jangan pernah dia terluka sedikit pun. Gue nggak bisa jagain Riva dari deket karena dia bilang ke gue, gue harus pura-pura nggak kenal sama dia di sekolah. sedangkan dia dibully terus-menerus, tolong bantu gue than."

"Gue bakal jagain," ucapan Ethan membuat Azram tersenyum kembali.

"Makasih bro, gue duluan," pamit Azram menepuk pundak Ethan pelan, lalu berlalu pergi menuju ke sekolah menggunakan motor.

"Bang Azram mana sih!" gumam Riva keluar kamar dengan tampilan nerdnya.

"Udah berangkat," sahut Ethan. Riva yang mendengar itu mencebik kesal.

"Udah ayo!" Ethan menarik tangan Riva keluar rumah. Ethan memasangkan helm dan memberikan satu helm lagi kepada Riva.

"Pegangan." Ethan menarik kedua tangan Riva agar melingkarkan kepinggangnya. Dan itu cukup membuat jantung Riva berdegup kencang.

AribellWhere stories live. Discover now