PROLOG

9.6K 300 18
                                    

📝

Aku hanya bagaikan puing puing runtuhan yang terhempas angin, bagaikan abu yang terarus angin terbang tanpa arah
Kalian boleh melihat ku tegar, walau sebenarnya hatiku tak begitu.

Aku bagaikan akar pohon tua, yang berdiri kokoh menjulang tinggi
Walaupun pohon itu tetap berdiri kokoh melawan badai, hujan petir, panas mentari. Namun tetap saja kapan pun bisa saja terjadi kerobohan, keguguran, kehancuran yang tiada tanding

Kalian boleh melihatku seolah semuanya baik-baik saja, namun hal itu tak sebanding dengan apa yang aku rasakan saat ini.

Aku hanya akan menjadi diriku, menjadi diriku yang sebenarnya tanpa harus ku tutupi, tapi entah mengapa semuanya berubah seakan-akan aku menjadi diriku yang lain.

Disaat ku mulai menjalani masa dalam menemukan jati diri..

Dan..

Seketika itu semuanya terlihat begitu abstrak, entah apa yang menjadikan hal itu seperti ini.

Perasaan dan logikanya sangatlah berbanding terbalik, apakah dengan ego bisa mengalahkan semuanya ?

Entah..

Hatiku, jiwa, dan perasaan seakan hancur, sama seperti hancur nya pecahan kaca yang terhempas jatuh di lantai menjadi butiran-butiran kaca kecil, yang jika terpijaknya akan terluka

Hal ini yang telah menjadikan
diriku seperti ini
Diriku yang berbeda
dari sebelumnya.

Aku tersadar akan suatu hal
Namun, saat itulah aku juga akan merasa kehilangan.
Percuma ku sesali karena abu tidak akan berubah menjadi wujud asli seperti semula.

Aku belajar bahagia dari problematika hidup

📝

Info : Maaf jika nanti dalam penulisan ada kata maupun kalimat yang kurang tepat atau kurang nyambung, kalimat yang agak kasar atau sedikit ngawur, disini saya hanya mencoba menuliskan apa yang ada dalam otak saya.

©Happy Reading©

CUEKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang