• 14 •

88K 3.4K 132
                                    

"Cemburu? Ngga, kok. Cuman gatau kenapa ini hati bawaannya jadi panas aja kalo ngeliat kamu deket sama cewek lain."

-Andhita Zheanna Devaliant-
------------------------------------------------------------

Tak bisa dihindari lagi, gosip kedekatan antara Andhita dan Reynand sudah menyebar ke seluruh penjuru Bhakti Thama Senior and Junior High School. Mulai dari obrolan di kelas-kelas, lorong ataupun koridor sekolah, kamar kecil, dan juga kantin. Bahkan, mungkin ibu-ibu penjaga kantin jadi hafal dengan gosip yang diucapkan murid-murid lain saat memperbincangkan nama mereka berdua, meski tak mengenal mereka secara langsung.

Kabar itu bahkan meluas hingga ke sekolah-sekolah lain, termasuk SMA Pelita Harapan, sekolah lama Andhita. Beberapa rumor juga menyebutkan bahwa mereka berdua telah resmi pacaran. Tentu saja kabar itu bukanlah kabar yang bagus untuk bisa diterima di kalangan siswi-siswi lain, terlebih bagi para fans fanatik yang begitu menggilai Reynand.

Seperti biasa, setelah berpisah dari Reynand di depan parkiran, Andhita berjalan dengan cepat ke kelas, karena pandangan orang-orang di sekitar seakan tak lepas darinya. Bisikan-bisikan gosip tak berhenti berdenging di telinga gadis itu. Ia jadi risih sendiri melihat beberapa tatapan penuh ancam dari beberapa seniornya di kelas XII. Tentu saja tak semua menatap horror ke arahnya, ada juga beberapa orang yang tersenyum ramah, meskipun Andhita belum mengenal mereka.

"Dhita!"

Suara melengking itu memecah suasana pagi yang ramai di koridor sekolah. Andhita berhenti, ia membalikkan tubuh dan melihat Bella telah berdiri tak jauh di belakangnya. Gadis itu melambaikan tangannya sebentar sebelum berlari menyusul Andhita.

"Lo jalannya cepet banget sih?! Gue capek tau ngejar lo. Padahal tadi mobil Kak Reynand gak jauh di depan gue," cerocos Bella, masih dengan napas yang memburu. Ia merapihkan rambutnya yang jadi sedikit berantakan karena lari tadi.

"Kayaknya gue harus buru-buru sampe kelas," jawab Andhita, ia kembali melanjutkan langkahnya.

"Kenapa? Lo belum ngerjain PR?" tanya Bella polos, ia berusaha menyesuaikan langkah cepat Andhita.

"Aiish, lo gak liat apa? Dari tadi orang-orang di sini pada ngeliatin gue," bisik Andhita.

Bella jadi mengedarkan pandangan ke sekelilingnya. Melihat banyak pasang mata yang menatap ke arahnya dan juga Andhita, ia tak menunjukkan reaksi yang berlebihan ataupun terlalu terkejut, karena dirinya memang sering jadi pusat perhatian di sekolah, meski pagi ini ia sendiri baru sadar jika mereka berdua telah menjadi pusat gravitasi koridor pagi ini.

"Mereka ngefans kali?" ujar Bella dengan santainya.

Tapi ada yang berbeda pagi ini, bukan tatapan kagum yang dilihatnya, tapi malah tatapan tak suka atau mungkin iri yang banyak mendominasi. Tak terima, mata Bella balik menyorot tajam ke arah siswi lain yang menatap sinis kepadanya dan Andhita, tak peduli orang itu kakak kelasnya atau bukan.

"Apaan liat-liat?" ucapnya galak.

Dan hanya dengan sekali hentakan, mereka segera pura-pura sibuk dengan urusan masing-masing. Segan jika harus berurusan dengan Bella.

"Beres, kan?" ujar Bella santai. "Udah, jalannya jangan cepet-cepet!" perintahnya.

Andhita pun melambatkan langkahnya, menuruti kemauan Bella. Setidaknya untuk membalas terimakasih karena berkat Bella, orang-orang sudah tak begitu menaruh perhatian padanya.

--

"Andhita Zheanna?"

Seorang murid laki-laki yang mengenakan pakaian olahraga sekolah baru saja muncul dari balik pintu, napas siswa itu masih memburu, dari kelihatannya ia baru saja berlari untuk sampai di kelas Andhita.

ReynandhitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang