Chapter 33

4.2K 246 9
                                    

Dan Prilly menahan nafasnya tegang saat melihat pintu terbuka. Ali masuk kedalam dengan pandangan bertanya tanya, "Ngapain kamu disini?"

***

"A..aku.." Prilly menjadi gugup setengah mati saat melihat mata Ali mengintimidasi seperti itu.

"Gak tau mau tinggal dimana eh?" potong Ali membuat Prilly sangat terkejut.

Ali keterlaluan.. batinnya bersuara. Ia mengepalkan tangannya berusaha menahan sesuatu yang menyesakkan dada nya. Prilly memalingkan mukanya ke samping dan menarik nafas dalam dalam.

Setelah itu Prilly kembali lagi menatap Ali dan berkata, "Terserah kamu mau bilang apa, yang jelas aku punya alasan yang kuat untuk balik kesini lagi dan juga maaf udah nyakitin kamu." balas Prilly dan berlalu dari hadapan Ali menuju kamarnya. Ali hanya diam saja walaupun deru nafasnya terlihat kalau ia sedang menahan emosi.

***

Paginya Prilly sudah bangun pagi-pagi untuk membuat sarapan Ali, ia berusaha untuk menjadi yang lebih baik. Prilly tidak peduli lagi masalah mereka dan Radit, ia benar benar ingin cepat melupakannya karena itu sangat menyakiti dirinya.

"Pagi Li," sapa Prilly seraya tersenyum saat melihat Ali sudah rapi dengan pakaian kantornya. Bilang saja ia tak tahu diri masih bisa bersikap manis seperti ini, tapi mau bagaimana lagi? Apa mungkin ia juga ikut ikutan marah seperti Ali karena dirinya juga korban?

Pikiran negatif sudah berkelana di otak Prilly ketika Ali hanya melewati dapur tanpa menghampirinya bahkan menyapanya. Prilly sudah menyimpulkan kalau Ali tidak akan memakan sarapan yang sudah ia buat.

Karena malu untuk mengejar Ali, Prilly pun menghela nafas berat dan membuang nasi gorengnya. Ia berpikir kalau Ali akan langsung berangkat ke kantor tanpa pamit padanya.

Prilly berjalan ke ruang tamu untuk mengambil ponselnya yang tadi malam tertinggal dan ia sudah tak melihat Ali lagi. Ingin sekali rasanya menghubungi seseorang untuk menjadi teman ceritanya, tapi sudah tidak ada lagi. Dirinya sendiri yang meninggalkan sahabat baiknya dulu. Kenapa Prilly begitu bodoh karena Radit?

Tak sengaja Prilly melihat notif line masuk dan itu dari Rena teman SMA nya dulu, bisa dibilang mereka kurang dekat tapi Prilly mengenalnya cukup baik.

Rena Anastasha : Boleh gue cerita sama lo Pril? Gue gatau harus ngapain.

Prilly mengerutkan keningnya bingung dan langsung membalas pesan itu.

Prilly : Kenapa Ren? Kita ketemuan aja ya ntar sore di Taman Pancabudi.

Aneh memang langsung mengajaknya bertemu dari sekian lamanya mereka tidak pernah bertemu tapi Prilly juga sudah tidak tahan, ia butuh teman cerita.

***

"Prilly balik kerumah gue." ucap Ali frustasi membuat Kevin membelakakan matanya. Memang Ali memutuskan untuk tidak pergi ke kantornya melainkan kantor Kevin.

"Seriusan lo?" tanya Kevin tidak percaya, ia sama sekali tidak mengerti jalan pikiran istri sahabatnya itu.

"Gue stress Vin, disaat gue masih terluka dia tiba tiba dateng dengan seenaknya kayak gitu."

Kevin diam membiarkan Ali melanjutkan apa yang ingin dia katakan.

"Bantu gue buat menghilang sebentar, bisa? Gue butuh istirahat." ucap Ali sendu, dia capek dengan masalah rumah tangganya. Bahkan Ali mengutuk dirinya pengecut karena tidak bisa membereskan masalahnya.

***

Jadi? Ali bener bener mau menghilang nih? Jangan lupa vommentnya readers❤️

Don't Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang