Chapter 23

3.9K 265 7
                                    

Ali mengetuk-ngetukkan pulpennya ke meja, ia tampak berpikir keras. Ia berpikir apa yang harus ia lakukan agar Prilly setuju untuk ikut dinner di rumah Kevin, karena baginya itu hal yang mustahil.

Tadi, Ali sudah berbicara kepada Kevin tapi Kevin berkata, "Istri gue lagi ngidam, Li.. Lo gak kasian sama gue? Gue gak mau anak gue ileran ntar." Hadeh ini beneran ngidam apa alasan doang? batin Ali.

Ntah mengapa Ali selalu bisa luluh karena hanya melihat mata hazel Prilly. Seperti kejadian semalam, malam nya ia kembali manis pada Prilly padahal mereka baru saja bertengkar.

Flashback On

"Masuk kamar, Pril." ucap Ali dengan nada sedikit memerintah, bayangkan saja ini sudah hampir jam 12 malam dan ia sangat terganggu untuk tidur karena Prilly dan Radit malah terkikik kikik menonton film di luar. Terpaksa ia tidak jadi puasa berbicara pada Prilly.

"Apaan sih Li? Ganggu aja."

Ali berjalan mendekati mereka lalu mematikan tv nya. "Masuk kamar. Se-ka-rang!" ucap Ali dengan menekankan setiap kalimatnya.

"Kamu tidur gih sayang, dia iri tuh karna gak bisa kayak kita. Sweet dream, Prilly." ucap Radit mengecup pucuk kepala Prilly. Ali yang melihatnya menggeram marah.

Prilly mengangguk kecil, lalu ia pun berdiri dan mendekati Ali seraya menatap Ali marah, "Buruan onta! Lo duluan!"

Ali begitu terpaku melihat mata Prilly, itu sangat terlihat indah di matanya. Sampai ia tak sadar mengucapkan, "Iya sayang.." dengan lembut.

"Dasar cowok gebleg!" umpat Prilly kesal.

Flashback Off

"Alii? Heii.." Ali seketika tersadar saat melihat Ariana melambai-lambaikan tangannya di depan muka nya.

"Kenapa Ar?" tanya Ali berusaha normal.

"Saya mau ngasih berkas ini untuk di baca baca lagi, karna 15 menit lagi kita akan meeting." Ali mengangguk mengerti.

"Ya sudah, periksa kembali ruangan meeting ya."

"Iya, Li." jawab Ariana dan langsung meninggalkan ruang kerja Ali.

****

Jam sudah menunjukkan pukul 9 dan Ali baru saja sampai di rumahnya, ia berjalan masuk ke dalam dan begitu herannya ia saat melihat keadaan rumah sepi. Ali cepat cepat melangkahkan kaki nya ke kamar karna ia khawatir kalau Prilly belum pulang.

Ceklek

"Huh syukurlah.." Ali bernafas lega saat Prilly tidur di ranjangnya. Ia melirik di samping lemari terdapat banyak paper bag dari brand terkenal.

"Ternyata dia belanja banyak juga ya," ucap Ali menggeleng gelengkan kepalanya.

"Untung aja aku transfer tiap bulannya 15 juta." sambung Ali.

Ali pun melepaskan kemeja serta celananya lalu memakai kaos putih polos dan celana pendek selutut. Ia berjalan ke tempat tidur, setelah itu Ali terkekeh menyadari Prilly tidur makan tempat.

Ali membaringkan tubuhnya menghadap Prilly, lalu ia memeluk istrinya itu dengan sangat hati hati. Berharap waktu telah berhenti agar dia bisa lebih lama lagi untuk memeluk Prilly.

****

Kalian pada greget ya liat Prilly? Sama aku juga sebenarnya wkwkw. Sabar ya manteman, semua butuh proses. Rasanya kok jadi ikut bersabar gini ya kayak Ali?

Ohya, part selanjutnya bakalan tentang Prilly loh, jadi tunggu kelanjutannya yaaa😁

Don't Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang