Chapter 2

5.2K 350 2
                                    

Aku hanya tersenyum senyum bingung mau bersikap seperti apa, tiba tiba ada seseorang pria nyelonong duduk di kursi samping Om Syarief.

"Hush! Kamu ini bukan salam calon mertua kamu," ucap Om Syarief, eh tunggu tunggu. Mertua?

MERTUA?

M E R T U A?

CALON SUAMI AKU TUH DIA?

Jadi bukan Radit? Astaga mimpi apa aku semalam?

Aku melirik pria tadi menyalami orang tua ku, aku melirik Mama sambil memelas dan ku lihat Mama membalas tatapanku bingung. Jadi selama ini aku salah menduga?

Astaga.. Radit tolong aku!

"Kenalin Rizal, ini anak saya Aliando Syarief."

"Ah iya dan ini juga anak saya Prilly Latuconsina, kalian berkenalan gih." ucap Papa tersenyum ke arahku, aku menatap seorang pria di depanku, kalian harus tau kalo dia tersenyum manis kepadaku.

Tapi..

Aku mengacuhkannya, aku ingin nikah dengan Radit bukan dia!

"Sayang..." tegur Mama mengelus pundakku, aku menatap Mama dengan mata berkaca kaca. Aku harus pergi ya harus pergi.

Aku pun memundurkan kursi ku dan berlari keluar restoran meninggalkan mereka yang teriak teriak memanggil ku, maafin aku Ma, Pa. Aku harus perjuangin cinta ku.

***

Tok tok

"Radit please buka.. dingin banget di luar." gumam ku tepat di depan pintu rumah Radit. Karna tidak menerima respon aku pun mengetuk pintu nya kembali, aku tidak salah alamat kan?

Seketika aku merasa lemas karna tidak ada juga yang membukakan pintu untukku, padahal harapanku cuma satu yaitu Radit, jika aku pulang kerumah aku harus bilang apa ke Papa dan Mama? Papa pasti marah besar kepadaku karna sudah mengacaukan rencananya. Baiklah, kali ini aku akan siap menerima marahan dari Papa.

Aku berjalan keluar dari halaman rumah Radit, apa apaan ini? Dia mengajakku kesini tapi tidak ada orang. Cukup mengecewakan.

Aku berjalan berusaha mencari kendaraan tapi tidak ada yang lewat, aku pun melirik jam tangan putih di pergelangan tangan ku dan menunjukkan pukul 20.58.

Semoga saja aku sampai dengan selamat..

***
"Darimana saja kamu?" Suara bariton Papa menggema di ruang tamu, aku menunduk takut tak berani menatap Papa.

"JAWAB!" bentak Papa membuat ku sedikit bergetar.

"Pa," kata Mama seperti berusaha untuk menghilangkan emosi Papa.

"Dia sudah malu maluin Papa sama temen Papa! Dia bilang dia setuju sama perjodohan ini, tapi kenapa dia pergi begitu saja tanpa sepatah kata pun?!" bentak Papa lagi membuatku terisak masih di posisi yang sama. Aku masih menunduk dengan cucuran air mata.

"Ma..maaf, Pa."

"Kamu kira kata Maaf bisa balikin malu Papa? Ha?! Kamu gak tau rasanya dikata katain sama temen Papa!" ucap Papa keras membuat hati ku mencelos, aku terduduk di lantai menutup wajahku yang penuh air mata dengan kedua tanganku.

"A..Aku janji.. bakal ni..kah sa..ma dia" liriku terbata bata menahan isak tangisku. Maafin aku Radit, salah kamu tidak ada dirumah.

[Don't Love Me]

Haiii
Gimana sama ceritanya?
Maaf ya kalo kurang seru, belum terlalu pinter buat cerita wkwk. Tapi tinggalin vote dan commentnya ya:)
Kalo yang nge vote 2 aku bakal update besok❤️

Don't Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang