Last

10.1K 851 28
                                    

Part 1 : Team

Louis berlari dengan napasnya yang terengah-engah. Keringat bercucuran di dahinya tapi tak ia pedulikan. Langkahnya terus gigih, menuju Anna yang entah bagaimana bisa berada di kerajaan Dert. Sialnya, dia tak mengetahui apa yang sedang terjadi disini.

Dia tiba-tiba berhenti saat melihat Nalu yang tengah berjalan. Lalu ia menghampirinya dan segera meninjunya.

Bugh!

Sudut bibir Nalu berdarah, dia mengusapnya pelan lalu menatap Louis dengan tajam.

"Mengapa kau memukulku, sialan!" Ucap Nalu yang melayangkan tinjunya pada Louis yang saat itu tak bisa menghindar. Louis dan Nalu sebenarnya hanya berada dalam lingkaran kesalahpahaman, Louis bahkam tak tahu kalau Nalu tak mengingat semuanya. Ingatannya dipengaruhi.

"Mengapa? Pertanyaan yang lucu, kau anggota kerajaan Dert bukan?! Jelaskan apa yang terjadi disini dan lepaskan Annaku!" Teriak Louis mengambil napas.

Anna? Nalu memegangi kepalanya, dia seperti mengenal seseorang yang disebutkan oleh lelaki di depannya ini. Dia nampak sangat familiar dengan nama itu. Nalu memejamkan matanya, dia mencoba mengingat semuanya. Pikirannya melayang, menyusun satu persatu peristiwa yang pernah terjadi di hidupnya begitu cepat.

"Nalu? Jawab aku!"

"Louis, kita harus buru-buru karena yang jelas Anna dalam bahaya." Ucapnya mengerutkan dahinya menahan rasa sakit di kepalanya.

"Mengapa kau tak mencegahnya terjebak dalam bahaya?!" Louis berteriak, menarik kerah bajunya.

"Aku tak tahu, aku melupakan semuanya, lebih baik kita segera menyusun rencana." Ucap Nalu membuat Louis seketika menyerah dan lebih mementingkan Anna. Yang jelas, Anna membuat mereka bekerja sama.

-

Pycan tersenyum, sebentar lagi dunia ada di genggamannya. Ia bisa mengatur semuanya. Melihat langit, Pycan geram mengapa malam lama sekali datang. Padahal semua warga pun sudah siap dengan semuanya. Tinggal satu langkah lagi. Ya, satu langkah lagi dan yakinkan itu.

"Aerald?" Pycan memanggil Aerald yang kebetulan tengah berjalan. Dia berhenti seketika, menatap Pycan dan sedikit menundukkan kepalanya.

"Ada apa?" Tanya Aerald pelan.

"Tidak, hanya ingin memastikan apakah kau sudah memberi ramuan untuk Nalu lagi? Bisa berbahaya kalau ia mengingat semuanya, kau tahu 'kan kalau dia sangat mencintai gadis itu?" Ucapnya. "Jangan sampai dia merusak apa yang telah kupersiapkan sekian lama."

"Sepertinya sudah." Jawab Aerald.

"Sepertinya? Itu berarti kau tidak yakin telah memberinya ramuan, pastikan sekarang juga!" Teriaknya membuat Aerald mengangguk. Dia berjalan sedikit lebih cepat sembari mencari Nalu dan sembari berpikir apakah ia telah memberinya ramuan? Dia melihat Nalu yang tengah berdiri memeriksa persenjataan.

"Nalu?" Panggilnya membuat Nalu menoleh sedikit. Nalu sedikit tersenyum, hanya sedikit bahkan Aerald pun tak menyadari kalau Nalu tersenyum.

"Ada apa?"

"Tidak, kau ingat Anna?" Tanya ayahnya sedikit berkeringat. Aerald mengusapnya pelan.

"Anna? Anna siapa?" Nalu mengeryitkan dahinya membuat Aerald bernapas lega. Dia berpikir kalau dia lupa memberinya ramuan, ternyata Nalu juga tak mengingatnya. Aerald tersenyum, menepuk bahu Nalu dan kemudian meninggalkannya tanpa tahu, Louis sedang bersembunyi di bawah meja dan Nalu membantunya.

Tentu saja, ini semua demi gadis yang sangat mereka cintai. Anna.

Louis keluar dari persembunyiannya setelah Aerald pergi entah kemana. Dia tersenyum miring. "Aktingmu bagus juga."

Nalu hanya membalasnya dengan senyuman kecil dan sembari melihat pedang yang akan ia ambil untuk bertarung. Setidaknya, mereka tidak hanya mengandalkan elemen, tetapi juga persenjataan.

"Aku tak tahu apa yang akan dilakukan oleh kakekku yang entah mengapa aku merasa kesal menyebutnya kakek karena dia bukan kakek kandungku, tetapi dari yang aku ingat ia ingin menyerap kekuatan Anna entah dengan apa." Ucap Nalu melempar sebuah belati pada Louis.

"Belati?"

"Untuk berjaga-jaga kalau suatu saat kau mau menusuk seseorang." Jawab Nalu pada Louis yang dijawab dengan kekehannya. Bila seseorang melihat, mereka berdua nampak bersahabat.

"Apa rencanamu kali ini?" Tanya Louis.

"Melakukan penyerangan, secara sembunyi-sembunyi karena kita hanya berdua."

[]

ACADEMY [END]Where stories live. Discover now