Flashback

11.9K 971 55
                                    

Part 1 : Aerald gravano (Ayah Nalu)

Angin berhembus kencang, lelaki muda itu duduk bersandar di pohon. Napasnya tenang, dia menatap kearah langit biru yang menenangkan. Dahinya mengerut saat melihat seorang gadis berlari dengan terengah-engah kearahnya. Keringatnya bercucuran, dia berhenti di depan Aerald dan menumpu tangannya di lutut.

"Ada apa?" Tanya Aerald tenang. Gadis itu memeluk Aerald tiba-tiba membuatnya bingung apa yang tengah terjadi.

"Aerald..."

"Ada apa? Katakan padaku Nona Wyls." Ucapnya menepuk puncak kepala gadis itu dan tersenyum. Semilir angin masih saja terasa dan menerbangkan dedaunan. Gadis bernama Lunia Wyls itu adalah putri dari Kerajaan Wyls yang berjaya. Negerinya, bersebelahan dengan Kerajaan Dert, dan kerajaan dert bersebelahan dengan Oxel.

"Ayah akan melakukan perang dengan kerajaanmu, aku tahu kau baru diangkat menjadi raja karena ayahmu meninggal dunia seminggu yang lalu, tapi..."

"Sudahlah, aku bisa mengatasinya." Ucap Aerald dengan tatapan teduhnya. Aerald begitu mencintai gadis mungil ini. Namun, ayah dari gadis ini tak mungkin tinggal diam jika Aerald melamarnya. Lagipula..

"Omong-omong Aerald, aku akan menikah dua bulan lagi."

Gadis ini mencintai orang lain. Dan Aerald tidak suka akan hal itu. Dia ingin memilikinya, Aerald mencintainya.

-

Aerald tengah memikirkan strategi perang, dia duduk di bangku kusam dekat danau. Aerald resah, jika Aerald yang memenangkan perang lalu kemungkinan ayah Lunia terbunuh, gadis itu pasti akan sangat sedih. Aerald dilanda kebingungan.

"Sedang menikmati pemandangan?" Tanya seorang lelaki yang lebih tua darinya.

"Iya,"

"Kau sedang kesulitan, mau kubantu?" Tanyanya yang bahkan Aerald tak tahu apa yang bisa pria ini lakukan. Masalah Aerald terlalu berat, di satu sisi, ia menginginkan gadis itu. Disisi lain, Aerald tak akan bisa membiarkan kerajaannya kalah.

"Aku punya solusinya, bagaimana jika kau menyuruh prajuritmu hanya untuk menyerang prajurit lain? Dan, saat mereka sudah kalah, berikan surat perjanjian."

"Surat perjanjian?"

"Ya, isinya adalah kerajaan wyls harus memberikan separuh bagian kerajaannya dan juga, putrinya, kau tertarik dengan ideku? Lagipula aku bisa membantumu dengan elemenku." Tanyanya membuat senyuman Aerald mengembang. Benar, Aerald suka perjanjian itu.

"Elemen? Apa itu elemen?"

"Sesuatu yang berharga, dan elemenku adalah, bisa menggerakkan orang mati, itu bisa menambah prajuritmu 'kan?"

"Apa yang kau inginkan sehingga mau membantuku seperti ini?" Tanya Aerald pelan dan lelaki itu tersenyum menyeringai. Meski Aerald masih belum paham soal elemen itu, dia tak mau menuntas tajam. Yang penting, dia mendapatkan apa yang ia mau. Aerald yang serakah.

"Menjadi bagian keluarga kerajaanmu, hanya itu."

-

Aerald tengah mempersiapkan semua prajurit terlatihnya. Perang ini membuatnya senang entah mengapa. Meski ia tahu akan ada banyak pertumpahan darah, tapi hatinya senang bisa mendapatkan gadis kesayangannya itu.

Aerald mulai memerintah semua prajurit keluar, dan mulai bergerak menuju perbatasan. Dengan kuda yang lincah, perlengkapan senjata yang memadai. Prajurit terlatih, Aerald pasti akan menang. Prajurit kerajan Dert dan Wyls bertemu di perbatasan. Nampak ayah dari gadis yang ia cintai tersenyum masam saat melihat banyaknya prajurit Aerald yang tiba-tiba meningkat begini entah bagaimana.

"Serang!" Ucap Aerald membuat semuanya bergerak. Dentingan pedang, lontaran anak panah, semuanya dimulai. Dan, kerajaan Wyls kalah telak dalam waktu yang singkat.

Aerald turun dari kudanya, menghampiri Raja Wyls itu dengan senyumannya. Ia terduduk di tanah karena terjatuh dari kudanya tadi itu mendongak, melihat Aerald yang berdiri di hadapannya dengan angkuh.

"Kuberi kau perjanjian, serahkan sebagian wilayahmu, dan juga putrimu, maka kau akan hidup." Dia terkejut, Lunia juga menjadi korban dari semua ini. Tidak, jika dia tak menyetujui inu, semua kerajaannya bahkan dia sendiri akan dilalap habis oleh Aerald. Dia tidak bisa untuk tidak berkata ya.

"Ya, baiklah." Ujarnya dengan wajah yang sendu seolah berkata 'maafkan ayah'. 

Aerald tersenyum senang, semuanya menjadi miliknya. Lunia, hanya gadis itu yang ia inginkan bukan gadis manapun. Aerald mencintainya, sungguh.

Dan sekarang ia mendapatkannya, meski dengan cara licik seperti ini.

[]

ACADEMY [END]Where stories live. Discover now