Heartbeat

12.9K 1.1K 38
                                    

Part 2 : I

Aku memejamkan mataku sebentar, Louis sudah kembali dari pasar sedari tadi dan membawakan begitu banyak pakaian untukku. Aku pun telah membersihkan diri dan berpakaian. Louis berkata dia ada kelas ramuan selama dua jam dan alhasil disinilah aku. Bosan menunggu Louis pulang dari kelasnya. Aku berdiri, ingin rasanya pergi ke balkon kamar ini dan menatap dunia luar. Namun, jika aku terlihat oleh murid akademi, bisa gawat.

Aku mengambil sebuah buku yang tergeletak di meja coklat milik Louis. Kamar Louis begitu besar, karena memang dia pangeran dan itu membuat fasilitasnya berbeda dari murid kebanyakan.

Aku membolak-balik halaman buku, sebuah cerita klasik yang pernah kubaca, jadi aku sudah tahu alur ceritanya. Kuhembuskan napasku pelan, lalu melihat jam dinding yang berdetak begitu lama. Menurutku.

Perhatian, kepada seluruh murid diharapkan berkumpul di lapangan. Salah satu tahanan kami kabur, dan kami akan memeriksa semua kamar. Tak terkecuali.

Dan seketika, aku ketakutan mendengar suara itu. Aku harus cepat bersembunyi.

-

Louis memelankan langkahnya, sedari tadi sejak kelas usai karena Mr. Ramon yang tiba-tiba pingsan membuat Louis bernapas lega karena bisa lebih cepat bertemu Anna. Namun, ada sesuatu yang aneh dengan dua gadis teman sekamar Anna. Alhasil, Louis menguntitnya. Niatnya, Louis hanya ingin mengembalikan perekam suara dan map coklat milik Mr. Ramon yang tertinggal di kelas tadi. Namun, tak sengaja dia melihat kedua gadis itu begitu tergesa-gesa.

Mereka berdua pergi ke taman belakang akademi yang memang jarang di kunjungi dan biasanya hanya dipakai untuk berlatih elemen. Louis berhenti, bersembunyi di balik tembok kokoh dan menguping pembicaraan mereka yang entah sejak kapan ada seseorang dengan tudung di hadapan mereka.

"Bagaimana? Semuanya tersusun rapih 'kan?" Ucap pria bertudung itu, suara beratnya mengintimidasi kedua gadis yang tersenyum licik kali ini.

"Tentu." Ucap Alexa, masih lengkap dengan seringaiannya.

Perhatian, kepada seluruh murid diharapkan berkumpul di lapangan. Salah satu tahanan kami kabur, dan kami akan memeriksa semua kamar. Tak terkecuali.

"Sial, ternyata dia sudah kabur duluan sebelum kami membawanya, sepertinya ini melenceng dari rencana." Ucap Calista mengepalkan tangannya kuat. Dia ingin kekuasaan dan kekuatan. Ini satu-satunya jalan agar dia mendapatkan semua itu. Hanya dengan membawa Anna Guerelia hidup-hidup ke kastil kerajaan Dert.

"Tuan akan marah jika mendengar kalian gagal, aku tak mau tahu, bawa dia hidup-hidup." Ucap lelaki bertudung itu yang lalu pergi entah kemana. Teleportasi. Dia pasti berasal dari kerajaan dert yang terkenal akan teleportasinya yang hebat.

"Sial, mengapa gadis itu lari sih!" Geram Alexa yang memukul batang pohon sebagai pelampiasannya. Nafasnya gusar, takut akan rencana yang sudah dibuat dengan matang hancur seketika. "Berpikirlah, dia bisa saja selamat karena ada salah satu murid yang masih selamat karena bom itu."

"Benar, dan kita harus segera membunuhnya sebelum dia membeberkan siapa pelaku bom sebenarnya." Ucap Alexa tanpa tahu, Louis sudah merekam percakapan mereka sedari tadi. Dan di sungguh berterimakasih dengan perekam suara Mr. Ramon yang kebetulan tertinggal di kelas. Dia tersadar, kali ini dia harus menyembunyikan Anna terlebih dahulu. Dia berbalik, mempercepat langkahnya menuju ke kamarnya.

ACADEMY [END]Where stories live. Discover now