11 [Private]

14.3K 1.2K 789
                                    

Hujan deras masih setia turun membasahi bumi. Menambah dinginnya suhu udara di kota Seoul petang ini. Beberapa orang memilih untuk berteduh dulu di tempat mereka berada kini alih-alih pulang dan menyapa kehangatan rumah masing-masing. Sama seperti yang Jaehyun lakukan saat ini. Pemuda yang baru saja selesai menjalani latihan basket rutin itu masih betah duduk di kursi koridor kelas sembari menatap layar ponsel. Wajahnya penuh harap sekaligus cemas. Sepertinya ia sedang menunggu balasan telepon atau pesan dari seseorang.

Jaehyun tiba-tiba berdecak kesal saat layar ponselnya tak kunjung menyala pada detik ke sekian. Batinnya terus saja menggerutu. Andai saja ia tidak harus mengikuti latihan hari ini, sudah pasti ia akan menyambangi rumah seorang gadis yang menjadi objek kekhawatirannya sekarang. Jaehyun bisa langsung bertemu dengan gadis itu dan memastikan sendiri keadaannya.

Kim Nara, ada apa denganmu? batin Jaehyun sedikit gemas. Tidak biasanya Nara hilang kabar seperti saat ini. Jika ia tidak masuk sekolah, pasti Nara akan langsung memberitahu Jaehyun alasannya. Tapi kali ini tidak sama sekali. Jaehyun takut sesuatu yang buruk menimpa sahabatnya.

Jaehyun tadi sempat bertanya pada Mingyu yang notabene-nya adalah kekasih Nara. Bukannya jawaban melegakan yang ia dapat, Jaehyun justru merasa sedikit heran melihat gelagat aneh yang pemuda itu tunjukkan. Entah kenapa Jaehyun merasa sedikit curiga. Ia merasa bahwa Mingyu menjadi salah satu alasan di balik absennya Nara hari ini.

Jaehyun menilik ke arah halaman sekolah. Sepertinya hujan sudah sedikit reda. Maka pemuda bertubuh jangkung itu segera bangkit dari kursi yang ia duduki lalu melangkah pergi meninggalkan sekolah.

Belum ada lima langkah berjalan, Jaehyun merasa terkejut saat sesuatu terjatuh dari tasnya. Pemuda itu berhenti melangkah untuk melihat ke bawah. Ia berjongkok demi mengambil gantungan kunci berbentuk bola basket pemberian Nara yang rupanya terlepas dari ritsleting tas punggungnya. Namun, bukannya langsung berdiri dan lekas pulang, Jaehyun justru terdiam di tempatnya berpijak kini dengan perasaan tak enak.

Nara, kau baik-baik saja, 'kan? batin Jaehyun cemas sambil menggenggam erat gantungan kunci miliknya.

Drrt! Drrt!

Getaran ponsel mendistraksi lamunan Jaehyun dalam sekejap. Mengakibatkan pemuda bermarga Jung itu terkesiap pelan. Sambil berusaha mengenyahkan rasa cemas yang tiba-tiba melanda, Jaehyun berdiri untuk merogoh saku celananya. Mengambil benda persegi panjang yang tadi ia jejalkan ke dalam sana sebelum sempat beranjak dari kursi.

"Ya, Bu. Ada apa?" sapa Jaehyun pada sosok penelepon.

"Kau di mana? Kenapa belum pulang?"

Jaehyun menghela napas pelan sebelum menjawab, "Aku masih di sekolah, Bu. Tadi aku menunggu hujan reda, tapi sekarang aku sudah mau pulang. Kenapa?"

"Ada hal penting yang ingin Ayah dan Ibu sampaikan padamu. Jadi kau harus langsung pulang, ya?"

"Memangnya apa yang akan kalian sampaikan padaku?" Dahi Jaehyun berkerut heran. Dari nada bicaranya, sepertinya apa yang akan disampaikan oleh kedua orang tuanya sangat serius. Jaehyun penasaran akan hal itu.

Ibu Jaehyun berdecak. "Nanti kau juga akan tahu. Yang penting sekarang kau harus cepat sampai rumah. Mengerti?"

Diam-diam Jaehyun menggerutu dalam hati. Baru saja ia berniat akan pergi ke rumah Nara setelah ini, tapi sang ibu sudah lebih dulu mewanti-wantinya agar langsung pulang. Sungguh, ia sangat khawatir pada Nara. Namun, ia juga tidak mungkin membantah perintah ibunya.

"Baiklah, aku mengerti."

Lantas, Jaehyun dan ibunya mengakhiri percapan mereka.

Jaehyun menghela napas lesu. Semoga Nara baik-baik saja dan akan meneleponnya setelah ini.

C R U E L [EXO] (Publish Juga Di Dreame)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang