04

10K 1.3K 828
                                    


Tubuh lelaki yang bersimbah darah itu tergeletak tak berdaya di atas aspal. Mobil yang tadi menabraknya berhenti tak jauh dari tempat tubuh itu terkapar. Seorang gadis tampak syok melihat kecelakaan yang terjadi depan mata kepalanya sendiri. Tetapi keterkejutan itu tak lantas membuat sang gadis berdiam diri. Ia segera bangkit dari duduknya dan berlari menghampiri tubuh ringkih itu, sedikit mengabaikan luka di lengan sendiri.

"Se-Sehun!" Nara menyentuh bahu Sehun dengan tangan gemetar. Tubuh Sehun tak menunjukkan reaksi apa-apa kecuali erangan kesakitan yang mengalir dari bibir tipisnya. Mata Nara mengerjap panik melihat darah menggenangi kepala Sehun. Dengan hati-hati, ia mengangkat kepala pemuda itu dan meletakkannya di atas pangkuan.

"Sehun, kumohon bertahanlah!" Nara menepuk pelan pipi Sehun, berharap pemuda itu merespon perkataannya dan tidak jatuh pingsan. Ia takut jika pemuda itu pingsan kemudian sesuatu yang fatal terjadi padanya. Syukurlah Sehun merespon sentuhan dan panggilannya kali ini. Pemuda itu membuka matanya sedikit hingga pandangan tertumbuk pada netra Nara yang sedang menatapnya penuh harap.

"Syukurlah kau merespon! Bertahanlah sampai bantuan datang, kumohon!"

Sehun tampak mengernyitkan dahinya saat mendengarkan perkataan Nara. Tak lama setelah itu, kepalanya terkulai lemas begitu saja dan ia pun menutup mata, menyisakan Nara yang langsung dilanda kepanikan luar biasa.

"Oh Sehun!" teriaknya panik sambil menggoncangkan tubuh pemuda yang tengah terluka parah di atas pangkuannya itu. Air mata tak pelak menggenangi pelupuk matanya. Jangan lagi, batinnya getir. Jangan ada lagi kematian di depan mata kepalanya sendiri! Nara sudah cukup menderita selama ini karena pernah menyaksikan kematian Junmyeon secara langsung. Ia tidak ingin menyaksikannya lagi untuk yang kedua kali.

"Oh Sehun, bangun!"

Sang pengemudi yang tadi sempat kehilangan kendali atas kendaraannya muncul untuk membantu Nara dan Sehun. Sepertinya lelaki bertubuh tambun itu sempat syok tadi setelah menabrak seseorang hingga terluka parah seperti itu, maka dari itu kemunculannya agak sedikit terlambat.

"Ma-Maafkan saya, Nona. Mari saya bantu!" Lelaki itu mulai mengangkat tubuh Sehun dari aspal.

Tak ada hal lain yang bisa Nara lakukan selain mengiyakan niat baik si penabrak Sehun itu. Nara membantu lelaki itu untuk mengangkat tubuh Sehun yang berat ke dalam jok belakang SUV itu. Lantas, mereka pun ikut masuk ke dalam mobil dan meluncur ke rumah sakit.

*****

Nara masih kelihatan syok akibat kecelakaan yang menimpa Sehun. Saat ini ia sedang mendapatkan perawatan pada lengannya yang terluka. Sehun sedang mendapatkan perawatan intensif di Unit Gawat Darurat. Pemuda itu harus menjalani operasi yang cukup serius di bagian kepalanya.

"Nara!"

Panggilan itu membuat Nara seketika menoleh. Netranya membulat mendapati Sora sedang berlari ke arahnya kini. Wajah wanita itu tampak begitu khawatir.

"Ibu!"

Sora memeluk tubuh Nara begitu ia sudah ada di hadapan sang putri tercinta. Air matanya tumpah begitu saja. Begitu pula dengan Nara yang ikut terisak pelan dalam dekapan ibu tercinta.

Sora menarik diri dan merangkum wajah anak gadisnya itu. "Sayang, apa kau baik-baik saja? Kau tidak terluka parah, 'kan?"

Nara menggeleng. "Aku baik-baik saja, Bu. Hanya luka ringan yang menghiasi lenganku."

Raut lega menghiasi wajah Sora seraya menarik kembali tubuh Nara ke dalam dekapannya. "Syukurlah," ucapnya pelan.

Nara mengangguk. "Tapi, Bu ...."

C R U E L [EXO] (Publish Juga Di Dreame)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang