07

9.2K 1.3K 1.1K
                                    

Baca author note yak :))

Nara dan Yeri pergi ke rumah Mingyu tanpa Jaehyun. Pemuda berlesung pipi itu dihubungi oleh sang ibu agar cepat pulang karena ada keperluan yang mendesak. Alhasil, rencana mereka mencari kado ulang tahun untuk ibu Jaehyun pun batal. Itu artinya rencana Nara yang hendak mendekatkan Jaehyun dan Yeri juga harus ikut tertunda.

Nara mengetuk pelan pintu rumah Mingyu. Di sampingnya, Yeri membawa buah-buahan yang tadi mereka beli dalam perjalanan menuju kediaman kekasih Nara itu. Sambutan hangat dari Bibi Song—asisten rumah tangga Mingyu— adalah hal yang pertama mereka dapatkan ketika pintu berpelitur cokelat itu terbuka. Dengan sopan Nara dan Yeri menjelaskan keperluan mereka datang ke sana.

"Oh, mari saya antar ke kamar Tuan Muda, Nona!" Bibi Song berujar. Wanita paruh baya bertubuh mungil itu mempersilakan Nara dan Yeri masuk lalu menggiring mereka ke kamar Mingyu. Nara dan Yeri menurut.

Ini adalah pertama kalinya bagi Nara berkunjung ke rumah Mingyu. Sudah hampir sebulan mereka berpacaran, tapi baru kali ini Nara menginjakkan kaki di rumah bergaya minimalis itu sekaligus masuk ke kamar kekasihnya. Tiba-tiba saja pipi Nara merona. Selain Jaehyun, Nara sama sekali belum pernah masuk ke dalam kamar anak laki-laki. Oh, pantaskah jika Nara merasa gugup saat ini?

"Kebetulan Nona Haesang juga masih berada di kamar Tuan Muda," Bibi Song melanjutkan ketika mereka sudah menapaki anak tangga.

Perkataan Bibi Song seketika mengundang kerutan dalam di dahi Nara. Haesang? Siapa itu? Apakah dia kakak Mingyu? Tapi bukankah Mingyu tidak memiliki kakak apalagi kakak perempuan?

"Haesang ... Shin Haesang?!" Yeri bertanya pada Bibi Song. Raut dan nada suaranya menunjukkan keterkejutan luar biasa. Membuat Nara semakin penasaran melihatnya.

Bibi Song mengangguk. "Benar, Nona. Nona Shin Haesang juga datang untuk menjenguk Tuan Muda."

Yeri tampak syok. Tanpa sadar, gadis itu memelankan langkah. Ia melirik Nara tak enak. Bingung, Nara pun ikut mengurangi kecepatannya dalam melangkah. Tangannya menyentuh bahu Yeri khawatir.

"Ada apa, Yeri? Kau kenal dengan gadis bernama Haesang itu?" Nara bertanya penasaran. Tiba-tiba perasaannya menjadi tak enak ketika melihat raut tak terbaca yang ditunjukkan oleh sang sahabat.

"Kamarnya di sebelah sini, Nona." Bibi Song berujar sambil menunjuk salah satu pintu kamar di mana ia sedang berdiri di depannya.

Dengan sedikit terpaksa, Nara mengalihkan fokusnya pada Bibi Song. Gadis itu menarik salah satu sudut bibirnya seraya membalas, "Ah, baiklah. Terima kasih telah mengantar kami, Bibi."

Bibi Song mengangguk. "Kalau begitu saya tinggal dulu, Nona."

Nara mengangguk. Bibi Song pun melenggang pergi dari hadapan Nara dan Yeri yang saat ini masih saja terdiam di depan kamar Mingyu. Sekali lagi, Nara mencoba bertanya pada Yeri perihal keterkejutannya terhadap sosok Haesang. Ia mengguncang bahu Yeri pelan.

"Yeri, kau kenapa sebenarnya? Siapa Haesang? Kenapa kau sampai terkejut seperti itu?"

Yeri menatap Nara lama dalam diam. Gadis Kim itu menelan salivanya susah payah kemudian berujar, "Nara, Haesang itu—"

"Kim Yeri, kau di sini?"

Sebuah suara feminin mengalun lembut menyapa rungu Nara dan Yeri. Membuat kedua gadis bermarga Kim itu menoleh. Nara mengernyit heran saat mendapati seorang gadis cantik sebayanya sedang berdiri di depan pintu kamar Mingyu. Rupanya gadis itu baru saja keluar dari sana, tapi Nara dan Yeri terlambat menyadarinya.

"Eh, h-hai Shin Haesang!" Yeri membalas dengan canggung. Membuat Nara akhirnya paham sepenuhnya bahwa gadis bersurai hitam dan bermata bulat yang ada di hadapannya itu adalah seseorang yang sejak tadi menjadi sumber rasa penasarannya.

C R U E L [EXO] (Publish Juga Di Dreame)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang