"sorry gue dateng ga ngabarin lo, hp lo nonaktif jadi bukan salah gue kalo gue dateng tiba - tiba" ujarnya membela.

"hmm hp gue low bat, bukannya rapat besok? Kok lo dateng sekarang?" tanya Rachel.

"yaelah kalo gue dateng besok, lo bakalan nyindir gue habis - habisan" ucap orang itu tajam.

Rachel hanya menjawab dengan mulut yang mebyerupai huruf "o".

"dasar kebo" ucap orang itu seperti bisikan, namun telinga Rachel masih normal dalam kata lain Rachel mendengarnya.

"apa maksud lo hah?!" ucap Rachel kesal dikatakan seperti itu.

"lo baru bangun jam segini kan? Kebo" ujarnya datar.

"cihh gue semalem tidur kemaleman kalo gue bangun pagi mata gue udah shoping sekarang" ujar Rachel tak mau disalahkan.

"maksud lo, shoping sekarang?" tanya orang itu tak mengerti.

"kantong belanjaan mata gue banyak dodol" ucap Rachel gemas.

"ya tapi masak jam segini? Lo ga liat jam apa gimana? Ini tuh jam 11 Rachel" ujarnya lagi.

"codh lu ah, lo dateng kesini malah ngajak debat mending lo kehotel lo sekarang!" usir Rachel.

"elah pacar dateng juga bukannya disapa atau dikasih minum gitu kek ini nggak malah diusir" ujar pria itu tak lain adalah Rafael.

Yah, Rafael sudah tiba di Paris sejak pukul 8 pagi namun siempu perusahaan belum bangun juga jadinya dia menunggu diruangan kerjanya.

"orang kayak lo ga perlu dibaikin nanti ngelunjak, kasih minum? Yaudah tunggu bentar gue ambilin lo duduk dulu aja" ujar Rachel yang menahan tawa namun tidak kentara diraut wajahnya.

"bener Chel?" tanya Rafael dengan raut tak percaya bahwa Rachel mau melakukan itu.

"iya, gue kasih lo minuman racun tikus" ujar Rachel.

Seketika raut wajah Rafael yang semula dihiasi senyum menjadi datar gegara perkataan Rachel.

"cishhh... Nanti kalo gue mati lo juga yang kangen" ujar Rafael sinis.

"cihhh sejak kapan gue pernah bilang kalo gue suka sama lo?" tanya Rachel blak - blakan.

Seketika terjadi keheningan, Rachel yang menyadari bahwa ia salah bicara pun akhirnya memecah keheningan.

"sorry gue salah ngomong ya? Gue akan berusaha melupakan kenangan lalu tapi itu butuh waktu" ujar Rachel serius.

"gue harap secepatnya, oke gue jujur sama lo gue rasa gu..gue suka sama lo" ujar Rafael berterus terang.

"gue gak janji sih tapi gue akan coba membalas perasaan lo ke gue" ujar Rachel tenang meskipun tadi ia sempat kaget mendengar perkataan yang meluncur    santai dari mulut Rafael namun ia bisa mengendalikn raut wajahnya.

"perasaan apaan?" goda Rafael mencoba mengalihkan topik agar tidak melow terus.

"ishhh gue udah serius jugak!" kesal Rachel dipermainkan.

"iya gue serius, emang perasaan apa?" tanya Rafael lagi sekali.

"perasaan benci gue ke lo! Udah puas tuan Rafael?" ucap Rachel emosi.

Seketika tawa Rafael pecah.

"kok ketawa? Emang ada yang lucu gitu??" tanya Rachel yang masih kesal ditertawakan.

"muka lo lucu banget kalo lagi marah" ujarnya sambil berusaha mengehentikan tawanya.

"tau ah, lebih baik lo pergi sana kehotel lo dari pada disini! Resek lo jadi orang" ujar Rachel.

"ngapain gue kehotel? Pacar gue kan punya rumah disini, kenapa ga dimanfaatin?" ujar Rafael berniat menjaili Rachel.

"rumah gue udah penuh dengan orang waras, kalo lo masuk nanti rumah gue jadi rumah sakit jiwa gegara kehadiran lo pengganggu!" sinis Rachel berniat akan melangkah menuju pintu keluar kantornya namun tidak jadi karena Rafael memegang lengannya.

"lepasin! Gue mau pulang, males gue ketemu orang gila kayak lo!" ujar Rachel membentak.

"oke oke gue minta maaf, jalan yok?" tanya Rafael.

"ma-le-s pergi aja sendiri sono gue ga mau!" ujar Rachel acuh.

"kalo gue traktir es krim gimana??" ujar Rafael.

"hmmm, gimana ya? Gue mau lo traktirin gue 2 es krim baru gue ikut sama lo" ujar Rachel memberi syarat.

"deal" ujar Rafael.

"wah ternyata sifat asli Rachel kayak gini ya?? Manja" ujar Rafael menyindir Rachel.

"yaudah gausah pacaran kok ribet?" ujar Rachel.

"yang bilang gue ga suka orang yang manja siapa?" tanya Rafael.

"tau ah. Lo jadi jalan apa nggak? Kalo nggak gue tinggal pulang kapok lo!" tajam Rachel.

"nyante elah neng" ujar Rafael.

Setiap kali mereka ketemu pasti selalu beradu mulut entah dimana keberadaan mereka, tak ada yang tahu kapankah mereka bisa akur.

Setelah sekian lama Rachel menyimpan sifat aslinya dari orang lain selain daddynya dan juga Ryann, mulai hari ini Rachel terbuka dengan Rafael entah apa yang membuatnya percaya bahwa pria itu tidak akan menyakiti hatinya dengan memasukan Rafael kedalam kehidupannya. Tetapi jika 1 kepercayaan yang sudah diberikan Rachel kepada seseorang itu sudah rusak maka jangan pernah mendapatkan kata maaf dari seorang Rachel.


















Segini dulu yahh.....
Minggu depan aku bakalan dateng lagi kok tenang ajha, tergantung ada atau tidaknya kuota/wifi ya hehehe
(author tak bermodal "maklumin ya aku pake paket boros banget")

Sekian ya.....

Jan lupa vote n comment aku ga minta yang laen kok commentnya boleh kok tentang saran atau apalah tapi jangan nge-spam ya hehehhe....



Salam Astrid:##))

Flexible Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ