14

30 2 0
                                    

Rachel sedang berkutat dengan laptopnya sejak 2 jam yang lalu untuk masalah kerjasama yang akan ia lakukan dengan 3 perusahaan lainnya.

Rachel memencet angka 3 pada telfon kantor yang ada pada meja kerjanya yang langsung terhubung pada sekretarisnya.

"hallo, selamat sore nona, apa ada yang bisa saya bantu?" ujar Mirah sopan.
"Mir, kapan jadwal rapat saya untuk program kerjasama kita?" tanya Rachel to the point.
"minggu depan nona" jawab Mirah.
"apakah mereka sudah tahu itu?" tanya Rachel lagi.
"saya sudah memberi tahu mereka 1 jam yang lalu nona, dan mereka menyepakati akan mengadakan rapat di Paris, tepatnya di ballroom hotel nona" ujar Mirah.
"baiklah. Tolong kosongkan jadwal saya untuk besok karena dikampus saya ada jam tambahan dan saya juga butuh istirahat jadi kosongkan semua jadwal untuk besok. Mengerti?" ucap Rachel.
"mengerti nona" ujar Mirah, setelah itu sambungan diputus oleh Rachel.

Rachel menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursinya lalu memejamkan matanya.

Drrrtt...drrrttt...

Bunyi ponselnya tiba - tiba terdengar membuat Rachel yang tadi sedang menutup mata tiba - tiba terbuka ia melihat nama sang penelfon

081 xxx xxx xxx calling

Rachel mengerutkan dahinya, ia melihat nomer yang tak dikenalnya.
"siapa yang nelfon gue?" tanya Rachel pada dirinya sendiri.

Rachel mengangkat sambungan telfon itu.

"hallo? Ini dengan nona Rachel?" tanya orang disebrang.
"iya ini dengan saya sendiri. Ini siapa?" ujar Rachel datar, ia cukup familiar dengan suara ini.
"ini saya Rafael Nathan Mark dari Mark Group" ujarnya.
"owhh... Ada apa?" datar Rachel yang sedang tak mood.
"bisakah kita bertemu sekarang?" tanya Rafael dengan ragu.
"maaf untuk waktu saat ini saya tidak bisa, tapi pukul 8 saya bisa. Bagaimana?" ucap Rachel.
"baiklah pukul 8 di Cafe Rinnz, saya tunggu" ujar Rafael mantap.
"baiklah. Bukannya saya yang menunggu y?" sindir Rachel.
"saya akan pastikan bahwa saya tidak akan datang telat lagi. Baiklah saya tutup" ujar Rafael. Setelah itu sambungan terputus.

Rachel membuang nafas kasar.

"cihh... Bukannya dia yang selalu datang telat. Emangnya dia mau ngomong apaan coba? Dasar orang aneh" batin Rachel berkata.

# # # #

"baiklah pukul 8 di Cafe Rinnz, saya tunggu" ujarku mantap. "Akhirnya ia menerima ajakan gue" batin Rafael.
"baiklah. Bukannya saya yang menunggu ya?" tanyanya. Seketika senyum yang muncul di bibir Rafael hilang saat mendengar ucapan Rachel.
"saya akan pastikan bahwa saya tidak akan datang telat lagi. Baiklah saya tutup" ujar Rafael karena ia malas untuk berdebat.

"tuh cewek mulutnya pedes banget ya? Untung bukan cewek gue atau adek gue kalau iya udah gue kurbanin tuh mulut cewek atu" ucap Rafael tak habis pikir dengan ucapan Rachel yang tak ada sopannya kepada orang yang lebih tua darinya.

Yah, hari ini Rafael sedang ada di Paris karena ada meeting di salah satu restoran terkenal disini. Iya akan bertemu dengan Rachel. Sebenarnya bukan masalah penting, ia hanya ingin pdkt saja dengan Rachel, yah masalah taruhannya dengan Kevin, anda pasti tahu kan?

Hanya saja Rafael tidak langsung memulainya dengan percakapan seperti itu dia hanya mengalihkan topik sedikit demi sedikit. Kalau kalian kepo baca terus ya lanjutannya. Hehhehehe...author gitu loh....okelah bact to story yah...

# # # #

Tepat pukul setengah 8 malam Rachel bersiap - siap akan berangkat dari ruangannya. Ia membuka pintu ruang kerjanya dan sudah disambut oleh Mirah beserta pengawalnya.

"nona, apakah nona akan pulang sekarang? Tidak seprti biasanya anda pulang pukul 8 malam?" ujar Mirah yang terlihat bingung.

Karena tak biasanya Rachel akan pulang pukul segini, Rachel biasanya akan pulang pukul tengah malam itu waktu yang tercepat dalam sejarah ia menjabat sebagai CEO.

Flexible Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang