Bab 35 Preman

16.7K 655 54
                                    

Resiko dalam mencinta adalah sakit, resiko dalam di cinta adalah membuat orang sakit,dan resiko dalam saling mencintai adalah merasa kehilangan 🍁
( Panji Ramdana)

Kahfi pov

Sudah 3 hari gadis itu tinggal di rumah ibuku dan aku belum mendatanginya kesana bahkan sekarang istriku juga tidak menyuruhku mengunjungi Safa. Entahlah biasanya dia paling bersemangat kalau sudah menyangkut dengan Safa tapi kali ini dia tidak membicarakannya sama sekali dia seperti berubah bahkan saat aku membicarakan nama Safa dia terlihat sangat kesal dengan wajah manyunnya.

"Mas kalau kamu mau ke rumah ibu pergi saja tapi aku gak ikut ya" Ucapnya dengan nada betenya

"Kenapa?" tanyaku

"Aku lagi malas kemana-mana mas, aku pengen istirahat aja di rumah"

Aku menanyakan semua yang dari tadi sudah ada di pikiranku dan istriku menjawab dia takut kalau ibuku tambah sayang pada Safa tapi aku meyakinkan istriku kalau menantu utamanya adalah Afifah dan tidak akan pernah tergantikan.

Dan akhirnya dia memutuskan untuk ikut bersamaku menghampiri Safa di rumah ibuku selama di perjalanan tidak ada percapakapan apapun diantara aku dan istriku, dia terlihat lebih suka murung di banding berbicara denganku.

Sesampainya disana aku langsung memencet bel rumah ibuku dan langsung di bukakan oleh bi Inem, aku sangat kaget melihat mereka ayah ibu mertua dan Safa sedang tertawa bahkan ibuku sampai terbahak-bahak, istriku yang melihat itu langsung menundukan kepalanya, aku tahu mungkin dia sedih apalagi dia sangat takut kalau nanti posisinya tergantikan oleh Safa.

"Assalamu alikum" Ucapku pada mereka

"Wa'alaikum salam" Jawab mereka secara bersamaan

"Sini nak" Ucap ibuku

Aku dan Fifah menghampiri mereka dan menyalami kedua orang tua serta mertuaku.

"Biar Safa ambilin minum" Ucap safa

Dia langsung meninggalkan kita dan kembali dengan minuman di tangannya.

"Fifah gimana kondisi kamu?" Tanya ibuku

"Baik bu, ibu sama ayah juga baik baik aja kan?"

"Iya nak, tadi ibu mau ngajak kamu ke Mall tapi takut belum sembuh jadi ibu cuma ngajak Safa"

"Tidak papa bu"

"Lain kali kita ke Mall lagi ya bertiga, ibu seneng kalo liat kalian akur baik-baik aja"

"Iya bu"

Jawaban istriku sangat kecil bahkan hampir tidak terdengar.

"Mba, apa mba sakit?" Tanya Safa pada istriku

Tapi bukannya menjawab, istriku malah mengacuhkan tangan Safa yang akan membawanya ke kamar Safa bahkan menyuruh Afifah untuk beristirahat tapi Afifah menolaknya mentah-mentah. Kenapa istriku jadi seperti ini sementara Safa hanya diam di perlakukan seperti itu.

Aku menyuruh istriku beristirahat di kamar yang sekarang mulai di tempati oleh Safa dan dia mengikutiku saja setelah ku lihat dia tertidur akupun meninggalkan dia.

My Second WifeWhere stories live. Discover now