Bab 1 Safa Althaullah

70.3K 1.7K 6
                                    

Safa Althaullah gadis cantik berumur 20 tahun yang sangat mendedikasikan hidupnya untuk sang Ummi apapun akan ia lakukan asalkan sang Ummi suka dan bahagia. Karna bagi Safa Ummi adalah segalanya melebihi hidupnya sendiri bahkan bagi Safa membuat Umminya tertawa bahagia adalah nomor satu. Menurutnya Ummi adalah cinta pertamanya melebihi apapun. Ia sangat sayang pada Umminya melebihi apapun yang ada di dunia ini.

Seperti hari ini Safa harus mengantar Umminya pergi ke supermarket. Padahal sudah jelas kalau hari ini Safa sedang malas-malasnya untuk pergi keluar. Apalagi suasananya yang sangat ramai yang mana sekarang semua orang berpindah belanja ke Supermarket bahkan sekarang Supermarket sudah mulai masuk ke perkampungan, karna Supermarket yang serba ada jadi semua orang pergi ke Supermarket membeli kebutuhan mereka seperti pakaian, alat alat elektronik, makanan bahkan mainan anak pun ada disana.

Safa dan Umminya sekarang berada di tempat makanan. Karna memang persediaan makanan di rumah sudah habis, oleh karena itu mereka memilih pergi ke Supermarket. Biasanya Ummi Safa pergi bersama bi Inah (pembantunya) tapi entah kenapa hari ini Umminya memaksa ingin di antar oleh Safa, mungkin karna Safa tidak pernah pergi ke Supermarket atau Pasar jadi umminya mulai membiasakan gadis kecilnya itu untuk pergi ke Supermarket.

"Ummi mau beli apa hari ini?" Tanya Safa

"Apa ya Ummi juga bingung tapi kayanya Ummi beli ikan sama sayuran aja soalnya di rumah stok udah abis kalo yang lain masih banyak" Jawab Ummi

"Mau sayuran apa mi? Biar Safa ambilin mi"

"Kamu ambil wortel sama kentang aja dulu nak, soalnya ummi juga lupa nanti sambil Ummi pikirin deh sekarang kamu ambil ketang sama wortel aja dulu yang lainnya bisa nyusul nanti"

"Ok Ummi!"

Safapun menuju tempat sayuran, bahkan disini banyak sekali sayuran lokal asli Indonesia atau luar negeri seperti Jepang, Arab banyak sekali sayuran yang terpajang di setiap kotak dan baris. Dia segera menuju ke tempat kentang terlebih dahulu, dia mulai memilih milih kentang dan ya dia hampir lupa menanyakan kepada Umminya berapa banyak kentang yang harus dia beli hari ini.

"Dasar Safa, selalu begini" Gerutunya

Diapun mulai mengira-ngira berapa kentang yang harus dia beli. Setelah memilih kentang Safapun mulai mencari wortel dan menyamakan jumlahnya dengan kentang karna menurut dia untuk seminggu akan cukup, karna dia cuma berempat dengan Ummi dan bi Inah serta supir ummi suaminya bi Inah yang selalu setia bekerja di rumah. Jangan tanya ayahnya Safa kemana, karna sudah lama dia meninggalkan Safa. Semenjak ia kecil persisnya saat Safa kelas 6 SD dia sudah di tinggalkan oleh ayah cinta pertamanya itu. Umminya sebagai single parent bahkan membuat Safa sangat salut, karna semua biaya sekolah sampai sekarang dia kuliah Umminya masih bisa membiayai, padahal Safa sudah bilang kalau dia akan bekerja tidak usah repot-repot untuk kuliah tapi Umminya tetep memaksa Safa untuk kuliah, Safa sangat berhutang terhadap sang Ummi wanita tangguh, yang tidak pernah menampakan kesedihannya di depan Safa bahkan dia selalu terlihat tegar.

Saat Safa ingin menimbang kentang yang sudah ia bungkus rapi dengan plastik tapi tiba tiba ada sebuah tangan yang lebih dulu menaruh sayurannya di atas timbangan itu.

"Argghhh" Batinnya

"Maaf saya dulu ya, soalnya istri saya udah nunggu dari tadi" Ucapnya

"Tapi mas saya kan udah naro kentang saya duluan tadi" Ucapku sedikit kesal

"Iya tapi tolong saya dulu ya soalnya istri saya sudah menunggu di kasir" Pintanya

"Iya silahkan" Jawabku walau di hati merutuki perlakuan pria itu

"Terimakasih" Ucapnya lagi

Safa hanya bisa memasang senyum palsunya.

Setelah kegiatannya selesai langsung saja Safa menghampiri umminya yang sedang menimbang ikan, setelah semua terbeli ummi langsung membayar dan mengajak Safa pulang.

Tidak ada percakapan serius antara Safa dan Umminya, memang Safa selalu manja pada Ummi jadi dia pikir dia tidak bisa serius, Safa kadang merasa kasihan pada Umminya kalau harus bekerja sampai larut malam karena pekerjaan di butik sedang banyak sekali pesanan baju syari dengan model yang selalu Safa pakai seperti sekarang ini, karna setiap selesai menjahit model baru Safa pasti orang pertama yang akan memakainya, entahlah ini sudah menjadi kebiasaan bagi Safa.

*****

Safa pov

Hari ini aku pergi ke kampus karna ada kelas, dan ya teman temanku membujukku pergi ke sebuah Mall, padahal mereka tau kalo aku sangat benci membuang waktu tidak jelas di Mall.

Setiap hari aku selalu menaiki bus untuk pergi ke kampus karna lebih efisien, Ummi selalu melarangku pergi menggunakan mobil padahal aku sudah belajar tapi tetap saja katanya takut kenapa napa, Ummi sangat perhatian padahal usiaku sudah 20 tahun tapi ummi selalu menganggapku seperti anak kecil yang belum tahu apa-apa, temanku pun begitu bagi mereka akulah wanita paling polos di antara mereka bagaimana bisa mereka menganggapku seperti itu hanya karna di usia ku yang 20 tahun aku belum memiliki pria spesial (pacar)
Entah karna apa yang jelas aku tidak suka dengan status pacaran, kalo mereka suka kenapa tidak langsung mengkhitbah kita lagian pacaran untuk apa bukan muhrim tapi sudah berani pegang-pegang tangan, berani bertatapan, astagfirullah jauhkan aku dari perbuatan itu.

Sesampainya di kampus aku langsung di sambut oleh sahabat-sahabat terbaikku, tempatku mencurahkan semua perasaanku menceritakan keluh kesahku ya merekalah yang terbaik untukku.

"Safaaaa" Teriak mereka

"Safa kesini naik apa"? Tanyanya

"Apalagi kalo bukan bis, kalian kaya gak tau aku aja deh" Jawabku

"Ah iya lagian kamu si, jangan terlalu polos jadi orang, kan jadi gak di bolehin bawa mobil sama ummi kamu" Ejeknya

"Iya gapapa ko naik bis lebih efisien" Jawabku lagi

Sepertinya hari ini dosenku tidak datang, buktinya sampai jam menunjukan pukul dua siang tapi belum ada juga penampakannya, saat aku dan teman-temanku ingin keluar kelas tiba tiba.

Bughhh

Ada seseorang yg menabrak langkahku.

"maaf ya saya engga sengaja" ucapnya

"iya engga papa" jawabku

Sepertinya aku pernah melihat pria ini deh tapi kapan ya, oh ya waktu mau menimbang kentang, tapi siapa dia? Ah mungkin dia mahasiswa disini juga, tapi dia ganteng dan sangat rapi.

"Aduh Safa kamu apa-apaan si" ucapnya dalam hati.

bukannya kemarin dia bilang bahwa dia sudah di tunggu istrinya, berarti dia sudah berumah tangga bukan, pikiran apa ini sampai-sampai aku memujinya bahkan kenalpun tidak aku sudah sampai bilang dia tampan.

"Safa ko bengong si" ucap salah satu temanku

"Ah engga ko, ayo katanya mau ke mall mumpung masih siang" elakku

Akhirnya kami bertigapun sampai di sebuah Mall besar yang ada di Jakarta, ah ya sampai lupa memperkenalkan temanku, aku cuma memiliki dua teman/sahabat yang menurutku sangat amat memahami dan mengerti dengan sifatku yang pertama namanya Bella dia yang paling dewasa karna ya kita beda 2 tahun dengan dia, yang kedua namanya Mawar yang paling cute alias unyu-unyu hehehe tapi dia kadang suka telmi (telat mikir) itu yang sering membuatku tertawa karena tingkahnya. Mereka adalah tempatku berbagi cerita semua luar dalamku mereka tahu begitupun aku sangat mengetahui mereka berdua karna bagi kami bertiga keterbukaan itu begitu berarti demi keharmonisan sebuah hubungan baik itu untuk pertemanan maupun yang lain.

Cerita terbaru Mysecondwife semoga bisa buat baper ya maklum penulis abal-abal 😆

Terimakasih atas suport kalian
Vote dan saran/coment kalian sangat berarti

Maaf ya kalo ceritanya agak gak nyambung harap di maklum😊

My Second WifeWhere stories live. Discover now