Chapter 23: Fake Smile

24.9K 2.7K 190
                                    

Author playlist : Clean Bandit - Symphony feat. Zara Larsson

***

PDF tersedia. Discount 20% hingga tgl 16 Oktober 2022. Versi cetak tersedia. Minat DM ya. ^^

.

.

Happy reading! ^^

.

.

.


Samantha mengibas pelan rambut cokelat sebahunya sebelum melenggang masuk dengan senyum ramah yang terlihat memuakkan di mata James. Wanita itu memeluk putranya sekilas lalu melanjutkan berjalan menuju ruang tamu. Samantha tidak menutupi keterkejutannya saat melihat sosok Helena berdiri di depan sebuah sofa panjang berwarna putih di hadapannya. Helena menatapnya lekat, terlihat gugup.

"Jadi, dia kekasih barumu?"

Ada nada mengejek yang terselip dalam suara Samantha. Jujur saja, selama ini dia tidak pernah menyukai wanita-wanita yang berada disekitar putranya. Samantha merasa jika wanita-wanita itu hanya memanfaatkan kekayaan James tanpa mencintainya dengan tulus.

James bergerak ke arah Helena, satu tangannya merangkul pinggang wanita itu dengan protektif. "Dia tunanganku," jawabnya, dingin.

Satu alis Samantha naik saat mendengarnya. Ia mengamati Helena dari ujung kaki hingga ujung kepala. Keningnya ditekuk dalam saat ia mengingat sesuatu. "Kau berstatus sebagai tunangan putraku, namun pergi berkencan dengan Walcott." Ia menyipitkan mata, menjeda, auranya benar-benar tidak bersahabat. "Apa kau pikir kecantikanmu bisa mengambil keuntungan dari dua orang pria kaya-raya?" tanyanya dengan nada satu oktaf lebih tinggi.

Samantah tahu jika ia bukan sosok ibu baik bagi putranya, namun ia tidak akan tinggal diam jika seseorang berani menyakiti James. Terlebih jika seseorang itu merupakan wanita yang dicintai putranya. Samantha akan memutuskan hubungan itu sebelum James jatuh cinta terlalu dalam pada wanita muda yang berdiri di sampingnya.

"Helena bukan wanita seperti itu."

Desisan James tidak membuat Samantha takut, sebaliknya, wanita itu mengangkat dagunya tinggi. Kedua matanya semakin menyipit. Rasanya ia ingin sekali berlari dan menjambak rambut indah milik tunangan putranya itu.

"Foto-foto di majalah itu tidak mungkin berbohong," balas Samantha geram. Ia menunjuk Helena dengan telunjuknya. "Wanita itu pergi berkencan dengan pria lain di belakangmu."

"Aku pergi berkencan dengan kakakku," sahut Helena tenang. Ia memutuskan untuk meluruskan kesalahpahaman ini dengan cepat sebelum terjadi pertengkaran hebat diantara James dan ibu kandung pria itu.

Samantha tidak langsung merespon. Dengan perlahan ia menyerap informasi itu ke dalam otaknya. "Kakak?" beonya, terdengar tidak percaya. Ia menatap wajah Helena dan James secara bergantian. "Walcott kakakmu?" tanyanya.

Helena mengangguk pelan.

"Tapi Largo Walcott tidak mempunyai adik," sembur Samantha, berang. Wanita itu marah. Berani-beraninya wanita muda itu membohonginya dengan sebuah alasan palsu. Naif jika wanita muda itu berpikir bisa membohonginya dengan alasan yang sangat tidak masuk akal.

Helena menghela napas panjang. Ekspresinya masih terlihat ramah saat ia menjawab, "Sebenarnya El memiliki dua orang adik: laki-laki dan perempuan. Hanya saja keberadaan kami tidak pernah dipublikasikan karena alasan keluarga."

Samantha merasa pusing. Tubuhnya terhuyung, dengan cepat ia berpegangan pada punggung sofa di sampingnya lalu berjalan memutar untuk duduk di atasnya. "Walcott memiliki tiga orang anak?" gumamnya terdengar tidak percaya. Ia menoleh pada Helena, berusaha untuk mencari persamaan antara wanita muda itu dengan Arthur, dan tawanya pun menggema.

TAMAT - Helena (Walcott series #1)Where stories live. Discover now