Bab 5. Alasan James

34.9K 3K 50
                                    

Author Playlist : Robbie Williams - Better Man

Send someone to love me. I need to rest in arms

Keep me safe from harmIn pouring rain

Give me endless summer. Lord I fear the cold

Feel I'm getting old. Before my time

As my soul heals the shame. I will grow through this pain

Lord I'm doin' all I can. To be a better man  


***

Enjoy!

***

James tersenyum, kedua matanya berkilat penuh kemenangan saat melihat sosok Helena di hadapannya saat ini. "Bukankah ini masih terlalu pagi untuk kunjungan kekeluargaan?" tanyanya dengan nada geli yang nyaris membuat Helena menerjang maju untuk menghajarnya dengan keras. Ah, mungkin hanya dengan cara itu James bisa mendapatkan kembali kewarasannya setelah beberapa waktu ini pria itu bersikap seperti remaja tanggung yang tengah jatuh cinta, pikir Helena marah.

"Kau terlihat mengenaskan." James kembali berkomentar, menatap penampilan menyedihkan Helena dari ujung rambut hingga ujung kaki. "Apa kau menabrak tornado saat perjalanan ke tempat ini?" tanyanya lagi dengan senyum geli yang semakin menyulut amarah Helena.

"Ah, ini adalah salam manis yang kudapat dari ibuku," sahut Helena membuat James mengangkat satu alisnya dan tersenyum geli.

Helena mengetatkan rahangnya, giginya gemeretak saat ia menghitung di dalam hati hingga sepuluh untuk menenangkan otot-otot sarafnya yang kini berkedut tak terkendali karena marah. "Sebenarnya apa yang ada dalam otakmu?" tanyanya dengan ekspresi datar, sementara James menatapnya dengan ekspresi serius. "Apa kau sadar apa yang sedang kau lakukan sekarang hanya sebuah ide tolol untuk menyenangkan egomu?"

James tidak menjawab.

"Jika kau berniat menyenangkan egomu kenapa kau tidak langsung membeliku alih-alih menikahiku?" Helena kembali bertanya dengan ketenangan yang sangat menakjubkan bahkan untuk dirinya sendiri.

James bergerak, berdiri dari kursi kerjanya lalu berjalan memutari meja kerjanya dengan sikap seorang pemburu yang siap memburu buruannya. Wajah tanpa ekspresinya menjadi sebuah alarm peringatan untuk Helena, sebuah peringatan jika pria di hadapannya ini sangat berbahaya.

"Jadi kau mau aku menyetubuhimu, membayarmu dan memperlakukanmu layaknya seorang pelacur?" desis James sinis. Pria itu berdiri tepat di hadapan Helena, membuat dada wanita itu naik-turun penuh antisipasi. James memiringkan kepala ke satu sisi. "Jadi itu keinginanmu? Memperlakukanmu sebagai seorang pelacur?"

Hening.

"Jangan coba-coba untuk menamparku, Perempuan!" desis James yang dengan gerakan cepat berhasil mencegah tangan Helena yang melayang cepat ke arah pipinya. "Aku bukan pria sabar," tambahnya membuat Helena semakin terbakar oleh amarah.

"Dan aku bukan wanita yang bisa kau bayar dan gunakan layaknya seorang pelacur!" balas Helena sengit.

James terkekeh, melepaskan pergelangan tangan Helena dengan kasar lalu berjalan menuju sebuah bar mini yang terletak di sisi kiri ruang kerjanya. "Karenanya aku berbaik hati melamarmu secara resmi pada orangtuamu," ujarnya ringan seraya menuangkan brendi ke dalam gelas kristal mahalnya. Ia mengangkat gelasnya tinggi sebelum menyesap cairan berwarna keemasan itu tanpa melepaskan pandangannya dari wajah Helena yang memerah marah. Ia mengernyit, "Tapi kau malah memintaku untuk memperlakukanku seperti seorang pelacur?" James terdiam sejenak, menatap Helena dengan pandangan mencemooh, "Dimana harga dirimu?"

TAMAT - Helena (Walcott series #1)Where stories live. Discover now