Bab 13. All I Ever Wanted Was You

30.9K 2.6K 146
                                    

Author playlist : Oh Wonder - Without You

***

Enjoy! ^^

***

Malam sudah merangkak naik, sementara Helena masih terlihat tegang. Ia terus mondar-mandir di dalam kamarnya yang sederhana. Wanita itu mendongakkan kepala, menghela napas keras—mengutuk kebodohan dan ketololannya.

Dua hari sudah berlalu sejak James datang ke apartemennya dengan wajah babak belur, dan sudah dua hari pula Helena tidak bisa tidur nyenyak.

Bagaimana bisa ia tidur nyenyak jika dirinya selalu bermimpi hal sama setiap kali kelopak matanya tertutup; menjadi mempelai James Smith.

Ah, semuanya karena tantangan konyol itu.

Sebuah tantangan yang pada akhirnya menjadi taruhan diantara Helena dan James.

Sebuah taruhan yang kini disesali oleh wanita itu.

Bagaimana tidak?

Ia menantang James untuk menahan diri tidak bercinta dengannya.

Oh, demi Tuhan. Taruhan macam apa itu? Mereka bahkan tidak pernah bercinta sebelumnya.

Helena menghentakkan kaki, terlihat kesal pada dirinya sendiri. Terakhir kali James nyaris memperkosanya karena pria itu sangat marah melihat kedekatannya dengan Largo, dan seteah kejadian itu, tidak pernah terjadi kontak intim lagi diantara mereka.

Wanita itu mengerang. James pasti memenangkan taruhan ini dengan mudah jika ia tidak melakukan sesuatu. Tapi apa? Apa yang harus dilakukannya agar James tergoda hingga lupa diri dan bercinta dengannya?

Helena mengerjapkan mata, terdiam lama, memasang pose berpikir.

Ah, kenapa ia tidak menghubungi Largo untuk meminta saran?

Persetan jika pria itu seorang pecinta sesama jenis, karena Helena yakin jika dia pasti memiliki cara jitu untuk mengundang kekasihnya naik ke atas ranjang dan bercinta.

Helena menyipitkan mata, ia kembali bertanya-tanya di dalam hati; Largo seorang bottom atau top?

Kedua bola matanya membola, lalu menggelengkan kepala cepat. Pertanyaan di itu membuatnya mengipasi wajah yang mulai terasa panas dan memerah.

Kenapa ia malah membayangkan Largo bergulat panas di atas ranjang dengan seorang pria seksi lainnya?

Sialan! Pasti ada yang salah dengan otakku, pikirnya seraya bergerak menuju ranjang untuk mengambil sebuah telepon genggam yang tergeletak di atas bantal.

Dengan semangat membara ia mencari nomor ponsel pria itu di dalam memori telepon genggamnya. Ia menunggu dan hanya perlu tiga kali nada dering hingga Largo menjawab panggilan telepon dari ujung sambungan.

"Halo?"

Sapaan yang diucapkan dengan nada berat itu membuat Helena sedikit gugup. Ia kembali mondar-mandir di dalam kamarnya, terlihat gelisah dan bingung secara bersamaan.

Demi Tuhan, dari semua orang di dunia ini kenapa ia malah memilih menghubungi Largo yang baru dikenalnya selama beberapa hari untuk meminta saran? Pria itu pasti menganggapnya aneh, pikirnya.

"Helena?!"

Panggilan bernada cemas itu mengembalikan Helena ke dunia nyata. "Apa aku mengganggumu?" tanyanya terdengar basa-basi.

Helena kembali menunggu jawaban Largo sembari menggigit bibir bawahnya. Sebuah kebiasaan yang seringkali dilakukannya saat gugup.

"Sebenarnya ada beberapa pekerjaan yang harus kuselesaikan, sebelum berangkat ke Boston, tapi itu bisa menunggu."

TAMAT - Helena (Walcott series #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang