Bab 20 : You Don't Know Me

26.4K 2.5K 100
                                    

Author playlist : Clean Bandit - Rockabye ft. Sean Paul & Anne-Marie

.

.

.

Selamat siang! Teman-teman, sebagian update-an Helena sudah saya unpublish untuk kepentingan cetak ya. PO sudah dibuka s/d tanggal 05 Maret 2022. Harga buku diluar ongkir dari Bandung Rp. 110.000, soft cover (up to 80K words). 

Untuk yang ingin memesan versi cetak, silahkan DM atau isi form pemesanan di profile saya.

Terima kasih! ^^


.

.

.

"Jadi, siapa yang datang berkunjung?" tanya Helena penuh rasa ingin tahu sekaligus was-was. Wanita itu menjulurkan kepala, berusaha mengintip lewat celah pintu sesaat sebelum James menutupnya pelan.

"Menurutmu siapa lagi?" sahut James tanpa ekspresi. Pria itu berjalan dengan langkah panjang menuju ranjang lalu mendudukkan diri di sisi ranjang sementara Helena mengerutkan kening sembari bersidekap.

"Apa kau mengatakan seperti yang kupinta?"

James mengangkat satu alisnya dan balik bertanya, "Yang mana?"

Helena memutar kedua bola matanya. James memang sangat menyebalkan, pikirnya. "Aku memintamu untuk mengatakan pada Largo jika aku ditugaskan ke Irak," semburnya kesal. "Aku serius!" sambung Helena dengan nada satu oktaf lebih tinggi saat James mendengus keras.

"Dan aku harus mengatakan pada William jika kau sudah mati?"

Helena mengangguk cepat.

Pria itu menghela napas pelan. "Alasanmu terlalu konyol, Ann. Apa kau tidak menyadarinya?" tanyanya terdengar seperti sebuah teguran.

Helena membuka mulutnya lebar, siap membantah. Namun dengan cepat ia menelan kembali kalimat yang sudah berada di ujung lidahnya itu.

"Mereka menunggumu," sambung James tenang saat Helena bergeming di tempat.

"Aku tidak mau menemui mereka," ujar Helena bersikeras. Demi Tuhan, dimana dia harus meletakkan wajahnya saat bertemu dengan Largo dan William?

Helena terlalu malu hingga berharap bumi terbelah dan menelannya detik ini juga.

"Masalah tidak akan selesai jika kau terus bersembunyi seperti seorang pengecut." James kembali mengingatkan dengan sikap tenang.

Helena menggigit bibir bawahnya, sementara kedua matanya menatap bertatapan dengan mata abu James yang memesona. "Aku malu," akunya, setengah berbisik. Wanita itu menundukkan kepala, menekuri lantai keramik yang mendadak terlihat sangat menarik di matanya. "Kau juga sudah tahu alasan kenapa aku tidak mau menemui mereka, James. Aku mengira mereka pasangan sesama jenis," lanjutnya membuat James tersenyum simpul.

"Tapi kau tidak bisa terus bersembunyi, Ann," balas James. "Lagipula, kau hanya termakan gosip murahan dan mengambil kesimpulan yang salah," sambungnya membuat Helena semakin merasa bersalah. "Kurasa kakakmu memaklumi hal itu—"

"Kau sama sekali tidak menghibur!" potong Helena sebal.

James mengendikkan bahu. "Lalu apa yang kau inginkan?"

"Usir mereka dari sini," pinta Helena, sungguh-sungguh. "James?!" panggilnya dengan nada merajuk. Wanita itu mendudukkan diri di samping James yang kini memasang sikap waspada.

Tidak boleh, pikir James. Dia tidak boleh termakan rayuan tunangannya itu.

"Aku belum siap untuk menemui mereka," lanjut Helena dengan tatapan memohon. "Beri aku waktu untuk menenangkan diri—"

TAMAT - Helena (Walcott series #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang