Taehyung memukul dada Jungkook pelan. "Aku 'kan ingin yang manis-manis," ujarnya nyaris seperti sebuah rengekan.

"Kau tidak perlu itu jika ingin yang manis-manis. Aku punya yang lebih manis."

Taehyung menahan nafas saat Jungkook berbisik di depan telinganya. Sedetik kemudian, matanya sudah terpejam khidmat karena Jungkook menyatukan bibir mereka dalam satu ciuman singkat.

Singkat. Sebab kegiatan mereka harus terhenti karena suara bel baru saja menginterupsi desahan Taehyung yang tertahan di pangkal tenggorokannya. Sial. "Sebentar, Tae. Aku harus buka pintu."

Taehyung mengerang kesal dan merutuki siapa saja yang mengganggu di luar sana. Pemuda itu menurut saat Jungkook memindahkan tubuhnya ke atas sofa. Dan luapan emosi itu menguap ke atmosfer ketika yang lebih muda kembali dengan bungkusan familiar di kedua tangannya.

Taehyung terlonjak senang kala menyaksikan Jungkook yang menaruh pesanannya di permukaan meja. Tanpa banyak bicara, pemuda itu langsung menyambar burger kesukaannya dan melahapnya tak bersisa. Sementara Jungkook sudah menyerah menahan kantuk dan meminta Taehyung membangunkannya jika film mulai diputar.

Dengkuran halus menyapa gendang telinganya sesaat kemudian. Mengundang sifat jahilnya muncul ke permukaan. Taehyung meraih ponsel di atas meja, lantas mengambil foto Jungkook yang sedang tertidur pulas. Taehyung turut mengambil foto dirinya sebelum mengupload gambar itu ke media sosial mereka.

Merasa belum cukup, Taehyung mencomot sebuah kentang goreng, mengolesi saus sambal di bagian ujungnya dan menyodorkan benda itu ke mulut yang lebih muda —tentu saja, dengan kamera yang menyorot di tangan kirinya.

"Makan."

Entah bagaimana, tapi menuruti permintaan Taehyung seolah menjadi kewajibannya; seperti sudah diatur dalam mode auto pilot. Hingga di alam bawah sadar pun Jungkook menyambut makanan itu tanpa penolakan sama sekali.

Taehyung tidak bisa lagi menahan tawanya ketika Jungkook mulai mengecap saus sambal yang tertinggal di bibirnya; masih dengan mata terpejam —sementara kentang goreng yang Taehyung sodorkan tidak masuk sama sekali, melainkan jatuh di atas baju yang termuda. Menyisakan noda kemerahan di sana.

Jungkook terbangun pada akhirnya —dengan sedikit terkejut. Dan gelak tawa Taehyung sudah tidak tertolong; menggema di dalam ruangan. Untung saja tidak sampai membangunkan anggota lain.

"Ya ampun, lucu sekali. Penggemar harus melihat ini," ujarnya di sela tawa. Tangannya sibuk bermain di atas ponsel hingga tidak menyadari tatapan intens yang ditujukan Jungkook hanya padanya.

Bertepatan dengan terkirimnya video tersebut, Jungkook menarik pergelangan tangan Taehyung, menyebabkan ponsel di genggamannya terlepas dan jeritan pelan lolos dari belah bibirnya. "Berani mengganggu tidurku, ya?"

Suara rendah Jungkook seketika membuat tengkuknya meremang. Sesaat Taehyung merasa kecil berada dalam pangkuan yang lebih muda. Tawanya yang semula terasa seperti selamanya mendadak hilang sempurna. Taehyung dibuat bungkam oleh aura dominan maknaenya yang begitu berbahaya.

"Aku 'kan cuma bercanda," bisiknya hati-hati.

"Kau tau 'kan, aku tidak suka diganggu saat tidur?" tegurnya lagi. Lalu pandangannya jatuh pada bajunya yang semula bersih tanpa noda, kini sudah terkontaminasi oleh saus kemerahan karena ulah orang yang sama yang telah mengganggu waktu tidurnya dengan cara yang buruk. "Bajuku juga jadi kotor," adunya tepat di ceruk leher Taehyung. Bibir Jungkook yang menyentuh permukaan lehernya membuat pemuda itu membenamkan wajahnya di bahu yang lebih muda.

Taehyung meremat kaus Jungkook. Merasa gila hanya karena afeksi sederhana itu. Adrenalinnya terpacu, hormonnya seakan ingin meledak. Taehyung mendadak menginginkan sesuatu yang lebih daripada ini.

Taehyung melingkarkan tangannya di leher Jungkook, menatap pemuda itu sayu; dipenuhi kabut nafsu. Tanpa ragu mulai menjilat saus sambal yang menempel di baju Jungkook tanpa mengalihkan pandangannya dari sepasang onxy yang berkilat berbahaya. "Punish me?"

Jungkook terkekeh. Tidak menyangka Taehyung bisa berubah menjadi seperti ini dalam hitungan detik. "I will, tapi bagaimana filmnya?"

Taehyung melepaskan tautannya sejenak, tanpa beranjak dari pangkuan Jungkook hanya untuk meraih remote tv dan mengaturnya dalam mode live recording.

"Selesai," sahutnya riang.

Jungkook menarik seringai. "Kau nakal sekali malam ini. Bersiap untuk hukumanmu, oke?" Pemuda itu berbisik rendah untuk kesekian kalinya. Hanya untuk membuat Taehyung kembali meremang.

"Tentu."

Taehyung merapatkan diri dengan tidak sabaran, mengambil inisiatif untuk memulai ciuman lebih dulu. Namun gagal karena Jungkook menghindar lebih cepat. "Pelan-pelan, sayang. Aku tidak akan kemana-mana."

"Cepat, Kook." Satu penolakan lagi dan Taehyung akan benar-benar gila. Maka kali ini Jungkook meraup bibir Taehyung dengan gerakan lembut. Menikmati setiap sentuhannya yang menimbulkan sensasi memabukkan. Dan Jungkook tidak bisa menahan diri ketika satu desahan lolos dari mulut yang lebih tua. Meningkatkan libidonya dan mengundang Jungkook untuk menanggalkan satu-persatu kancing kemeja yang melekat di tubuh Taehyung.

.
.
.

fin.

YoursWhere stories live. Discover now