Bagian - 18

59.4K 3.5K 75
                                    

Vote dan komen selalu kutunggu😙😙

Typo koreksi bersama ya🦁🦄

________________________________




Hampir semua orang antusias dengan hari ulang tahunnya, tapi tak sedikit pula yang tidak terlalu mempedulikan tanggal kelahirannya. Fabian misalnya, pria itu tak pernah peduli pada hari ulang tahunnya. Baginya sejak di tanggal itu lah penderitaan mulai silih-berganti menghampirinya. Di suatu masa ketika hidupnya terpuruk, ia pernah menyesali kelahirannya. Namun perlahan ia menyadari penyesalan adalah bentuk ketidakmampuan dalam menghadapi masalah. Akhirnya ia mencoba bangkit, berjuang mengubah hidupnya hingga menjadi seperti sekarang. Tapi tetap saja, hari kelahirannya tidak pernah menjadi hari spesial untuknya. Bila diingat-ingat lagi, tak ada satu pun hari spesial selama hidupnya.

Tiga bulan yang lalu tepat di tanggal 24 adalah hari ulang tahunnya. Di hari itu ia tetap bekerja seperti biasa, tak ada yang berubah. Memang banyak sekali ucapan selamat yang dikirimkan padanya, ia mengganggap itu semua sebagai formalitas saja. Karena sebagian besar ucapan itu berasal dari kerabat kerja dari berbagai pengusaha. Ibunya ternyata lebih peduli dari yang terlihat. Beliau memberinya hadiah dan kue ulang tahun. Hal biasa yang dilakukan wanita paruh baya itu selama ia mengadopsinya. Untuk satu hal itu, Fabian mengucapkan terimakasih. Ia cukup bersyukur ada wanita yang bukan ibu kandung tapi memperlakukannya layaknya anak kandung.

Kalau untuk Devika lain lagi. Perempuan itu selalu senang jika tanggal lahirnya datang. Baginya bertambahnya usia adalah sebuah anugerah. Ia bersyukur karena bisa bertambah tua dengan sehat. Pada satu hari itu ia akan menikmatinya dengan jalan-jalan atau liburan. Mungkin bisa juga makan-makan dengan sahabatnya Cindy. Memang ia pun tak suka pesta untuk merayakan ulang tahunnya, cukup dengan kue dan lilin, ia sudah senang. Pada saat itu ayahnya akan mengecup pipinya dan memberinya kado. Tahun lalu ia mendapat gelang emas cantik dari ayahnya dan sepatu warnah merah pekat dari Cindy. Cukup sederhana namun sangat membahagiakan untukknya.

Empat hari lagi adalah ulang tahun Cindy. Usia perempuan itu akan genap 23 tahun. Devika turut berbahagia untuk bertambahnya usia sahabatnya tersebut. Berbeda dengan Fabian maupun Devika, Cindy suka merayakan ulang tahunnya dengan mengadakan pesta. Sudah tiga kali ia mengadakan pesta untuk ulang tahunnya, tahun ini adalah kali keempat.

Untuk itulah sekarang Devika menemani sahabatnya itu mempersiapkan acara. Dan semua tetekbengek untuk pesta.

"Kenapa tidak mengundang lewat SMS aja sih, Cin?" Devika duduk bersila di karpet, ia melihat Cindy sedang menulis nama-nama teman mereka di kertas undangan yang akan disebarkan. "Kalau begini kan repot." Zaman sekarang ini sudah semakin canggih, segalanya dapat dipermudah. Apalagi kalau hanya sekedar undangan, bisa lewat sosmed--yang lagi ngetren akhir-akhir ini.

''Aku lebih suka pake undangan begini, kesannya jadi lebih menghargai mereka gitu," ujar Cindy sambil mengingat-ingat nama-nama temannya yang lain kemudian menuliskannya. "Yang lewat pesan itu untuk teman-teman yang jauh saja."

Setelah ditulis, Devika yang bertugas melipat dan memasukkan ke dalam plastik. Ada sekitar 80 undangan, yang diundang hanya teman dekat dan keluarga yang merangkap sebagai teman. Untuk tempat diadakan pesta itu sendiri, Cindy memilih pub sebagai lokasinya.

"Kamu datang dengan Fabian, kan?"

"Iya, dengan siapa lagi. Tapi kalau dia tidak bisa, ya aku datang sendirian. Kalau tidak, ikut denganmu saja."

"Tidak apa-apa. Aku malah suka kau datangnya sama dia."

"Kenapa?"

"Kali aja dia ngasih amplop tebal, secara dia kan kaya. Hahaha."

I Feel The Love (Playstore)Where stories live. Discover now