23. Konfrontasi

1.1K 280 110
                                    

Setelah kelas Pengantar Ekonomika, Euna mampir ke sekretariat BEM untuk bertemu Chaekyung. Pacar Sewoon itu baru mencoba resep terbaru yang rencananya akan dimasak untuk malam month anniversary mereka.

"Anniv? Emang kalian udah sebulan jadiannya?" tanya Euna polos sambil mencicipi masakan Chaekyung.

Yang ditanya memutar bola mata malas dan berdecak. "Dih, kemana aja sih. Kesel, nggak peka amat kayak Donghyun."

Euna cuma manggut-manggut. "Enak, kok. Nggak ada revisi," katanya pada Chaekyung yang tersenyum puas. "Emang Donghyun nggak peka kenapa?"

Chaekyung langsung cemberut. "Susah amat diminta kooperatif buat bikin flat kosong padahal udah dikodein. Youngmin Oppa aja langsung paham, bilang mau ada janji sama pacarnya."

Tawa kecil Euna meledak mendengar penuturan Chaekyung. Pantas saja Donghyun berkata ia akan terusir dari flat minggu depan dan menumpang di tempat Euna untuk beberapa jam.

Pintu sekretariat BEM terbuka dan Han Yeoreum muncul di ambang pintu. Sesaat mata gadis itu memindai isi ruangan, lalu tiba-tiba langsung berbalik pergi. Padahal selain Euna dan Chaekyung, hanya ada Donghan, Daniel dan Taedong di sana.

"Aku curiga, deh, ada sesuatu antara Yeoreum sama Donghan," celetuk Chaekyung.

Euna hanya mengangkat bahu, tidak suka mencampuri urusan orang lain.

Pintu sekretariat terbuka lagi.

"Eh, Dahyun Hoobae," sapa Daniel centil.

"Habis HumasNet, ya?" tanya Taedong ikut-ikutan.

Godaan para senior laki-laki itu membuat Euna dan Chaekyung refleks menoleh ke arah pintu sekretariat. Dahyun hanya tersenyum malu-malu di hadapan para senior kurang belaian itu.

"Iya nih, Sunbae. Banyak titipan buat koordinasi se-universitas," jawabnya sambil menyerahkan surat undangan rapat koordinasi untuk Daniel dan Donghan selaku kadept. Matanya mencari-cari di dalam ruangan. "Hmm, Sewoon Sunbae dan Donghyun Oppa di mana, ya?"

"Sewoon sama Donghyun lagi nge-busking bareng Jaehwan kayak biasa di taman kampus," jawab Donghan sambil membaca surat.

"Surat buat Sewoon titip aku aja. Nanti kita mau ketemuan," sambar Chaekyung cepat. Tak peduli mereka jadi ketahuan menguping.

Dahyun mengangguk, terlihat agak terintimidasi dengan sikap blak-blakan Chaekyung. Ia memberikan surat yang ditujukan untuk kadept seni dan olahraga.

"Surat buat Donghyun titip Euna aja," kata Donghan lagi. "Biasa mereka juga bareng."

Dahyun melirik ke arah Euna yang berwajah datar. "Tapi, Sunbae ..."

Melihat gelagat Dahyun yang terlihat tidak kunjung bergerak, Chaekyung cepat menyambar surat di tangan junior itu dan memberikannya pada Euna. "Yaudah sih, Euna juga wakadept P&K. Pasti disampaikan, tenang aja."

Dahyun tersenyum kecut, kemudian langsung permisi keluar sekretariat. Chaekyung menatap kepergian junior mereka dengan sudut mata.

"Aku nggak suka sama dia," bisiknya penuh konspirasi.

"Ssh, jangan ngomongin orang!" Euna langsung menaruh jari di bibir dan menarik Chaekyung keluar sekretariat.

Tapi pacar Sewoon itu masih terus bicara dengan berapi-api. "Centil banget! Cari-cari alasan terus buat nempelin Donghyun. Curiga, jangan-jangan yang ngirim surat melepaskan itu dia lagi."

Euna diam saja, meski ia juga punya kecurigaan yang sama.

"Daripada bete, mending kita nonton busking mereka aja, yuk," ajak Chaekyung, tapi Euna menggeleng.

"Mau balikin buku di perpus," tolaknya. "Nanti aku juga pulang bareng Donghyun."

Chaekyung urung membujuk, memahami penolakan Euna. Meski Euna sudah jauh lebih terbuka pada Chaekyung, ia tetep sungkan kalau harus muncul di keramaian seperti itu.

Jadi, mereka berpisah di koridor. Chaekyung menuju taman kampus sedangkan Euna pergi ke gedung perpustakaan.

🎸🎸🎸

"Ketemu!"

Euna mendongak ketika mendengar suara seseorang dan kursi di hadapannya ditempati. Ia menghela napas begitu mengenali siapa itu.

"Ngapain?" tanyanya ketus.

Woojin menyeringai. "Mau ketemu kamu. Kita belum ngobrol lagi setelah ketemu di pesta ulang tahun minggu lalu."

Euna mendelik. "Kok bisa tahu aku di sini?"

"Gampang," sahut Woojin. "Setiap Selasa, Donghyun lagi busking dan kamu pasti di perpus."

Mengerikan sekali Woojin bisa hafal kebiasannya sampai sedetil itu.

"Mau apa lagi?" tanya Euna menutup buku dan mulai membereskan barang-barangnya.

Keberadaan Woojin di perpustakaan terlalu mencolok dengan rambut merah dan jaket berlogo Konkuk. Euna sudah bisa merasakan berpasang-pasang mata menatap mereka tertarik.

"Let's start over on the right track," ujar Woojin seraya mengulurkan tangan.

"Find another girl you can bother," tolak Euna mengabaikan tangan lelaki itu. Ia bangkit pergi tapi Woojin masih mengikuti.

"This is all because of Donghyun, right?" tanya Woojin menghadang jalan Euna tepat di depan pintu keluar. "Kamu menolakku karena Donghyun?"

Dasar tidak tahu tempat! Euna mendorong lelaki itu agar minggir, kemudian meneruskan berjalan. Woojin masih mengikuti.

"Apa Donghyun bilang sesuatu tentang ibunya?"

Langkah Euna otomatis terhenti. Di belakangnya, ia mendengar Woojin mendengus tak suka.

"Oh, jadi Donghyun benar-benar bilang sesuatu tentang ibunya. Apa menurut Donghyun aku merebut ibunya? Jadi dia takut aku akan merebut kamu?" tanya Woojin lagi.

Euna hanya diam.

Woojin terkekeh sinis. "Asal kamu tahu Donghyun sedari dulu selalu begitu. He's been playing victim for many years. Mencari simpati karena ibunya. I can give him her mother back if he lets you-"

"-Stop!" kata Euna tak tahan. "Just stop, Park Woojin!"

Woojin tak menyangka Euna akan berteriak marah seperti itu.

Gadis itu menatap Woojin tajam. "I've told you to find another girl you can bother," katanya. "Now, just go and remember. For some people, family is not taken for granted."

"Euna!"

Bertepatan dengan itu, suara panggilan Donghyun mengalihkan atensi Euna. Ia langsung berbalik pergi tanpa menunggu jawaban Woojin lagi. Menggandeng Donghyun untuk pulang.

"Itu Woojin?" tanya Donghyun tak suka. "Ngomong apa kamu sama dia?"

"Nggak penting," jawab Euna sambil terus berjalan. "Nih, surat titipan Dahyun," tambahnya untuk mengalihkan perhatian Donghyun.

Berhasil.

"Eww, bakar aja," tolak sahabatnya jijik.

Euna tertawa. "Bercanda. Dari humas BEM univ kok, hahaha."

-bersambung.-

An. Thankyou loh yg sudah ngaku dgn jujur masalah umur hehe. Sangat membantu buat nentuin konten yg aku masukin. Aku mau kampanye membaca sesuai usia dan rating soalnya hhehe.
Btw, aku syediih bikos 8 chapter lagi daan we will say goodbye to them ㅠ.ㅠ
-Ki.

04:04Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang