Pdkt

672 52 0
                                    

Agustus 2016.

Jum'at yang panas. Setidaknya itulah yang Angel rasakan saat ini.

Baru saja dia sampai di rumah, ada pemberitahuan dari grup kelas bahwa pak Feris meminta mereka untuk ke kolam renang. Katanya untuk latihan sebelum tes untuk diambil nilainya.

Angel menhembuskan napas kasar. Bagaimana tidak? Iya tiba di rumah pukul 12.30 setelah shalat jum'at di sekolahan. Dan pak Feris memberitahu mereka agar sampai di sekolahan jam 13.00.

Angel tidak sempat makan di rumah, dia langsung berangkat lagi setelah ganti pakaian.

Angel membawa satu tas yang berisi baju ganti, dan peralatan mandi, juga alat make up seperlunya.

Tiba di kolam renang, pak Feris belum datang. Malah beliau telat hampir 30 menit lamanya.

Angel menggerutu kesal, tau begini dia makan dulu tadi.

Sembari menunggu pak Feris, Angel ikut bergabung dalam obrolan teman-temannya. Dia masih duduk di atas sepeda motor sambil sesekali tertawa menimpali omongan teman-temannya.

Namun, Alvian tiba-tiba duduk di sepeda motor Dian yang ada di samping sepeda motor Angel. Dia menghadapkan Angel ke arahnya.

Waktu itu, entah kebetulan atau apa. Tas yang dipakai Angel sama dengan yang dipakai Alvian. Mereka seperti couple.

"Cie yang tasnya sama," ledek Arum. Dia membawa Dinda, sepupunya juga.

"Cie bajunya juga kembar cie," goda Dhika. Padahal jelas-jelas baju yang dipakai Angel itu pink, sedangkan Alvian merah maroon.

"Apaan sih lo Dhik!" jawab Alvian.

"Iya tuh Dhika, rese lo!" jawab Angel.

"Cie ngomongnya samaan," Alya yang baru sampai ikut meledek mereka.

Semua yang ada di sana menjaili Angel dan Alvian. Mereka terus-terusan meledek Angel dan Alvian. Hingga akhirnya pak Feris datang dengan sepedanya.

"Pak katanya jam 13.00," protes Dian yang memang paling kesal diantara mereka semua.

"Saya tadi shalat jum'at dulu. Selesainya lama, jadi baru sampai," jawab pak Feris dan langsung berlalu membayar karcis untuk bisa masuk ke dalam.

"Emang pak Feris rumahnya mana sih?" tanya Resvi.

"Perumahan sini, tapi nggak tau tepatnya," jawab Arum.

Mereka yang tadinya meledek Angel dan Alvian lupa sendiri. Tetapi tanpa mereka ketahui, pipi Angel memerah seperti tomat. Ada sesuatu yang membuatnya senang.

Alvian juga merasakan hal yang sama, dia akui kalau dia memang senang teman-temannya mendekatkannya dengan Angel. Entah kenapa, tapi intinya Alvian senang.

Mereka segera masuk, Alvian mensejajarkan langkahnya dengan Angel.

"Bareng gue ya," kata Alvian sambil melihat Angel yang pipinya masih merah.

Alvian tidak mau ada yang menggoda Angel, selain kelas mereka, ada sekolah lain yang juga renang di sini.

"Oke," jawab Angel.

*****

Setelah berganti pakaian, para cewek langsung masuk ke kolam dengan kedalaman 1 meter.

Sedangkan para cowok di kedalaman 1,5 meter.

Pertama-tama, anak laki-laki yang diajari, karena mereka hanya berjumlah 8 orang saja.

Karena tidak begitu sulit, akhirnya mereka bisa kecuali Nafis.

Pak Feris beralih ke kolam yang ditempati para cewek.

"Oke, sekarang kita mulai tahap awal. Perkenalan terhadap air. Karena kalian semua sudah berani masuk ke dalam air, maka saya anggap kalian tidak ada yang takut dengan air. Jadi lanjut ke tahap selanjutnya. Latihan pengambilan napas. Kalian harus kuat menahan napas sampai detik ke dua puluh sebanyak 10 kali," jelas pak Feris yang membuat anak cewek menciut nyalinya.

Bagi mereka yang sudah bisa memang ini kecil, tapi bagi Angel yang sama sekali tidak bisa berenang, pengambilan napas merupakan tantangan tersendiri.

Pak Feris mulai memberikan aba-aba. Anak laki-laki sudah berbaris di pinggir kolam untuk melihat anak perempuan. Mereka tau kalau pasti hal ini menyenangkan, hitung-hitung hiburan gratis.

Fadli menyemangati Adel. Dhika mengolok Arum padahal maksudnya juga memberi semangat. Karim menyemangati Shella. Alvian bingung, harus menyemangati siapa. Oh Angel saja kalau begitu.

"Ngel semangat ya," ucap Alvian dengan senyum khasnya. Matanya menyipit karena tersenyum.

"Cieeee," sorak semuanya.

Angel senyum-senyum sendiri.

"Mulai," kata pak Feris.

Sontak mereka semua memasukkan kepala ke dalam air sesuai dengan teknik yang diajarkan sebelumnya.

Para cowok menghitung. Namun belum sampai detik ke 20 kepala Angel sudah memyembul ke atas permukaan.

Angel meringis. Hidungnya dan matanya kemasukan air. Angel terbatuk-batuk.

"Makanya jangan senyum-senyum terus," kata Alvian yang kini duduk di dekat Angel.

Latihan sudah berakhir sejak 5 menit yang lalu, mereka sudah diperbolehkan pulang, namun tidak ada yang mau karena masih asik bermain air. Padalah sekarang sudah jam 16.00. Mereka berada di air kurang lebih 2 jam 30 menit.

Angel melihat kulit jemarinya yang sudah mengkerut.

"Yee geer, siapa yang senyum coba," jawab Angel menutupi.

"Elo lah Ngel. Gue liat kok tadi," ucap Alvian sambil mencubit pipi Angel gemas.

"Ih sakit Al," kata Angel sambil berusaha melepaskan cubitan Alvian.

Alvian tertawa kecil. Sedangkan Angel cemberut karena pipinya terasa sakit sekarang. Namun entah kenapa, dia juga tidak bisa berhenti tersenyum.

Karena malu kalau ketahuan Alvian lagi, Angel memutuskan untuk berganti pakaian dan pulang.

*****

"Ngel, Alvian suka lo deh kayaknya," kata Yuha sambil mengendarai motor. Yap, mereka berdua boncengan.

Jadi, mereka sekarang sedang keluar jalan-jalan. Bukan langsung.

"Masa sih Yu? Nggak mungkin kayaknya," jawab Angel.

"Lo nggak peka sih. Tadi itu Alvian pdkt ke lo. Lihat aja, Alvian bakal lebih sering chat lo nantinya." Yuha tersenyum penuh arti.

Kalau memang benar iya, Angel tidak masalah. Oke-oke saja.

Ditulis 16 Juni 2017.

Last High School (COMPLETED)Where stories live. Discover now