Nggak Boleh!

1.1K 63 3
                                    

19 Oktober 2015

Hari ini adalah hari senin. Ya tentunya sekarang waktunya upacara. Seperti biasa mereka kini akan berkumpul di lapangan. Namun Angel dan Yuha mampir sejenak di tempat duduk dari batu yang sengaja dibuat di parkiran guru. Kalau kata Angel, ini adalah ritual wajib sebelum dirinya ikut upacara. Ada beberapa keuntungan yang Angel dapat, seperti bisa melihat cowok ganteng yang lalu lalang di depannya. Kebanyakan yang telat itu anak cowok yang aduhai, ganteng, dan cool. Itu presepsi Angel, sedangkan Yuha, dia hanya menemani sahabatnya saja, tidak ada maksud lain. Baik mencari target ataupun menjadi target kakak kelas.

"Yu, Yu! Itu bukannya Azka ya?" Yuha mengambil topinya yang terjatuh karena Angel terlalu kuat menggoncang badannya.

"Mana sih Ngel?" Namun Yuha hanya menampilkan wajah datarnya.

"Itu! Masak lo nggak lihat sih! Buset, ganteng banget tau nggak!" Angel menunjuk kearah Azka.

"Ngel nggak usah nunjuk nunjuk segala kali. Malu malauin tau nggak!"

"Ya kan biar lo ngerti yu!"

"By the way, kok ada yang beda ya Ngel sama Azka." Angel memastikan sekali lagi arah pandangnya ke Azka.

"Oh gue ngerti, selebor dia baru. Soalnya gue kan kemarin iseng tu ya nyuruh dia potong rambut biar lebih kelihatan rapi gitu Yu. Gue pikir dia nggak ngelakuin tapi ternyata dia potong rambut beneran. Huaaaaa Azka tambah ganteng banget!" Angel histeris menarik-narik badan Yuha untuk menjadi sasarannya.

"Woi! Upacara mau dimulai. Baris sono! Lo nggak lihat anak anak udah pada baris?" Cerocos Alvian mengagetkan Angel yang dari tadi histeris karena Azka.

"Biasa aja kali mas, Nggak usah ngotot!"

"Buruan baris!" Alvian masih saja berdiri di samping Angel, menunggunya beranjak.

"Iya iya bawel! Nih gue mau baris. Lo juga ngapain disini nggak malah baris?" Selidik Angel.

"Ini gue baru aja mau jalan huuuu." Alvian segera berlalu dari hadapannya dan menuju kerumunan lokal A.

Upacara telah dimulai, namun Angel dan yuha tetap tidak bisa diam. Dua orang itu selalu berisik, tidak mengenal tempat dan tidak kira-kira suaranya. Ada saja yang dibicarakan, mereka tidak pernah kehabisan bahan perbincangan.

"Lo bisa diem gak!" Geram Alvian sambil menyentil telinga Angel. Gadis itu menghentakkan kakinya karena kesal.

"Awww ... sakit coy!" Ringis Angel sambil menoleh kebelakang.

"Makanya diem! Diem bentar aja masak lo nggak bisa sih!"

"Nggak bisa, Kenapa? Lo nggak trima? Keganggu? Yang lain aja biasa. Cuma lo tu yang nggak bisa biasa!" Jika saja sekarang Angel tidak di lapangan dan tidak mengikuti upacara, mungkin dia sudah memaki Alvian habis-habisan. Tapi, sejurus kemudian Alvian langsung mengalihkan perhatian ke teman sebelahnya dan menghiraukan Angel yang merajuk.

*****

Kebetulan saat ini jamkos. Para penghuni lokal A pada sibuk sendiri dengan aktivitasnya masing-masing. Ada yang ngobrol-ngobrol, main PS, nonton film, telfonan, main gitar, bahkan ada yang bermain Turth or Dare di bawah perpustakaan mini kelas.

Berbeda dengan yang lain yang memilih berkumpul, Angel sekarang duduk di kursi guru dengan kipas angin yang berada di depannya, dan hp yang sedang dicarger sambil chat dengan azka. Angel senyam-senyum tidak jelas sambil terus menggulir layar handphone nya. Membuat temannya yang kutu buku, melihatnya dengan pandangan aneh.

"Angel kenapa tuh?" bisik Arum ke Aqila.

"Mana gue tau, kesambet mungkin." Sahut Aqila tidak perduli.

"Lo kenapa cengar-cengir nggak jelas? Lo udah mirip kayak orang gila tau nggak. Lo chat an sama pacar lo ya?" Alvian menghampiri Angel dan melongokkan kepalanya melihat layar handphone Angel yang kini sudah berwarna hitam.

"Apaan sih Al? Kepo! Lagian nggak sama pacar gue kok, dia udah jarang ngasih gue kabar semenjak kita beda sekolah."

"Emang ada masalah? Cerita aja sama gue Ngel." Alvian menata duduknya dan kini dia berada di dekat kursi yang Angel duduki sambil memegang tembok.

"Nggak juga sih. Gue juga nggak tau kenapa dia sekarang kayak gini ke gue. Dia berubah total. Tapi bodo amat gue mah nggak terlalu mikir."

Angel benar, tidak berbohong mengenai pacarnya, Teguh yang akhir-akhir ini mulai berubah.

"Ohhh ... tapi akhir-akhir ini lo beda tau nggak Ngel. Lo sering senyum-senyum sendiri, wajah lo ..."

"Kenapa waja gue? Gue cantik ya, makasih Alvian" Angel mengedip-ngedipkan matanya sambil terus mengembangkan senyum melihat handphone.

"Gue belum selesai ngomong, pd amat lo! Wajah lo tu ya akhir-akhir ini sumringah. Nggak kayak Angel yang biasanya, lo pokoknya beda lah. Jangan-jangan lo sedang jatuh cinta ya?"

"Masak gue jatuh cinta? Gue kan udah punya pacar. Masak gue jatuh cinta?"

"Ya bisa lah Ngel. Nih dengerin gue. Contoh ya, lo tuh sekarang lagi pacaran sama A, tapi lo juga deket sama B. Dan kalau sekarang lo udah bosen sama A, berarti lo mulai suka sama B. Suka sama seseorang itu sesimple kita berak." Angel memalingkan wajahnya menghadap Alvian yang sekarang malah sibuk dengan tali sepatunya.

Apa mungkin Al benar? Angel suka sama Azka, bukan jatuh cinta?

*****

Bel pulang telah berbunyi sejak 5 menit yang lalu. Siswa lokal A sebagian sudah pada pulang terlebih dahulu. Namun Angel dan Yuha masih dalam posisi santai di bangkunya sambil memakan jajan sisa tadi beli di kantin.

"Ngel, Yu lo nggak pulang?" tanya Arum.

"Bentar lagi Rum, masih males. Nunggu parkiran sepi," sahut Angel sambil membereskan bukunya di meja.

"Yap betul. Soalnya gue paling males kalau disuruh desak-dedakan diparkiran," timpal yuha.

Arum beranjak keluar kelas, dia memang sudah capek seharian meladeni curhatan Dika tentang pacarnya.

Sampai jam tiga sore, baru ada inisiatif dari Yuha untuk mengajak pulang Angel. Alasannya karena kertas matematikanya terancam. Mereka menuju keparkiran. Saat kepala Angel mendongak, dia melihat gerombolan Azka di parkiran.

"Yu balik kekelas dulu yuk!" Angel sudah menyeret Yuha ke belakang, namun cewek itu malah maju ke depan dengan semangat.

"Ngapain? Nanggung lah Ngel. Udah mau sampai parkiran."

"Please!" Mohon Angel. Tapi Yuha malah memunculkan senyum liciknya.

"Oh gue tau kenapa lo ngajak balik. Di depan ada Azka kan? Sapa gih."

"Nggak berani!" Angel berusaha memelankan suaranya.

"Apa Ngel? Lo suka Azka?" Teriak Yuha dan membuat anak laki-laki gerombolan Azka melihat mereka. Angel menginjak kaki Yuha.

"Awww sakit. Lo bener-bener ya Ngel, tega lu!" Yuha mengusap kakinya yang terbalut sepatu.

"Hai Ngel." Azka beranjak dari motornya dan mendekati Angel. Banyak cletukan dari teman Azka. Mereka menggoda Azka.

"Hai kak, mau pulang ya?" Jawab Angel sambil terus menyumpah serapahi Yuha di dalam hati.

"Kok baru pulang?"

"Nunggu parkiran sepi hehe." Sumpah demi apapun Angel sudah berkeringat dingin. Tangan Angel sudah pegal meremasi roknya.

"Yaudah gue duluan ya, hati-hati kalau pulang." Belum sempat Angel berterima kasih, Azka sudah melaju pergi dengan motornya. Diikuti dengan teman-temannya.

"Yu kaki gue lemes, rasanya susah berdiri. OMG, jantung gue deg-deg an. Yu gimana ini? Gue nggak boleh suka sama Azka Yu!"

"Ya lo deketin pacar lo atau cari pacar baru?"

*selebor=rambut




An:

Hai buat yang masih baca 'Last High School', maafin aku ya. Aku udah luaamaaa banget nggak update. Maafin aku karena aku bener-bener sibuk. Sampai jumpa di part selanjutnya😀

Last High School (COMPLETED)Where stories live. Discover now