Permintaan

667 45 0
                                    

"Nggak ada yang tahu kalau awal sebuah cerita berawal dari sesuatu yang biasa saja."

*****

Hari senin kembali menyapa, waktunya upacara bendera bagi para pelajar. Tidak terkecuali di sekolah Angel.

Seharusnya hari ini jadwal kelasnya yang menjadi petugas, tetapi Angel nyatanya masih belum beranjak dari kasur. Jam di kamarnya sudah menunjukkan pukul 06.00 pagi.

Ibunya masih pergi ke pasar untuk berbelanja, hanya ada Angel di rumah. Tiba-tiba gadis itu ingat tentang percakapan kemarin dengan Alvian, Anggi, dan Azka. Dia terlonjak dan sadar kalau sudah kesiangan.

Angel mandi super cepat serta menyiapkan diri dengan cepat pula. Ia memasukkan buku-buku pelajaran dengan tergesa-gesa tanpa mengetahui kalau buku paket Bahasa Inggrisnya terjatuh.

Tamat sudah riwayatnya, karena bu Dara pasti akan mengurangi nilai Angel. Nilai sebelumnya saja sudah kurang, apalagi ditambah minus lagi.

Sepeda motor yang Angel kendarai melaju dengan sangat kencang. Membelah jalanan yang sangat padat karena aktivitas manusia yang mulai melaksanakan kesibukannya masing-masing.

Tapi nyatanya, meskipun Angel mengebut di jalan, dia tetap terlambat. Memang gerbang sekolah yang mengarah ke parkiran tidak tertutup, gerbang bagian dalam sudah dijaga oleh pak Santo, guru Bahasa Indonesia yang killer juga guru kesiswaan.

Angel memutar bola mata malas, telat lagi, pikirnya. Namun ketika tahu ada sosok Yuha, Angel tidak jadi murung. Itu artinya Angel ada teman walaupun harus dihukum.

"Lo telat juga?" tanya Angel.

"Ya lo kira, ini semua gara-gara gue keramasnya kesiangan," jawab Yuha dengan wajah datarnya.

Mereka yang telat digiring ke barisan tersendiri. Tentunya setelah upacara selesai hukuman akan menanti.

*****

Setibanya di kelas, Angel dan Yuha harus berurusan sebentar dengan bu Lia, guru Biologi di jam pertama pelajaran.

Angel mendudukkan pantatnya di kursi setelah mendapat izin, sama halnya dengan Yuha.

"Ngel hust Ngel." Alvian memanggil Angel dengan pelan karena takut bu Lia akan mendengarnya. Namun yang dipanggil tidak mendengarnya.

"Ngel!" panggil Alvian sedikit keras.

"Apa?" jawab Angel datar.

"Bantu gue jelasin ke Anggi kalau lo nggak ada hubungan apa-apa sama gue. Jelasin sejelas-jelasnya sampai Anggi puas."

"Oke," jawab Angel singkat.

"Bantuin gue!" Alvian berpindah ke tempat Resvi karena cewek itu ijin ke toilet.

"Tenang aja sih, gue bantuin lo kok."

"Makasih Angel sayang."

"Lo diem atau gue lempar pake pensil!"

*****

Sepulang sekolah, Alvian langsung memberikan ponselnya ke Angel. Mereka sengaja pulang terlambat untuk menuntaskan masalahnya dengan Anggi.

"Nih udah, gue mau pulang." Angel berdiri dari duduknya.

Alvian mencegah tangannya. "Makasih Angel." Matanya menyipit disusul senyum yang khas.

Angel hanya tersenyum sekilas. Setidaknya jika masalah asmaranya belum kelar, dia sudah membantu orang lain menyelesaikan masalahnya.



Di tulis 8 Juni 2017.

Last High School (COMPLETED)Where stories live. Discover now