Putus? Boleh juga

915 58 2
                                    

20 Oktober 2015


'Hei, kok lo berubah sekarang? Udah nggak kayak dulu tau ngga! Lo nggak pernah ngasih kabar ke gue!'

Angel mengirimkan pesan ke Teguh, pacarnya, melalui line.

'Apa lo udah nggak sayang sama gue?'

'Besok kita harus ketemu pulang sekolah di taman. Gue mau ngomong penting! Gue udah capek dengan semua ini.'

Selang beberapa menit kemudian ada balasan dari Teguh. Tapi, bukan jawaban sesingkat itu yang Angel inginkan. Dia ingin balasan yang berisi alasan Teguh, Angel butuh kepastian dari Teguh. Bukannya digantung tidak jelas. Pacaran tapi sudah lama tidak ada kabar itu bukan yang Angel mau. Pesan beruntun tadi hanya dijawab satu kata oleh Teguh.

'Oke.'

Angel tidak butuh itu, setidaknya Teguh bisa mengerti. Hubungannya juga hampir menginjak satu tahun. Bukan kebahagiaan tapi malah kesengsaraan. Bahkan jika saja gengsi Angel tidak terlalu tinggi, ia sudah menangis sekarang. Dulu saja waktu Teguh ingin menjadikan Angel pacar, dia sampai harus berkelahi dengan Diki, teman Angel sewaktu SMP yang juga suka padanya.

Bukankah perjuangan yang dulu itu harus mendapat hasil yang setimpal? Seharusnya Angel dan Teguh baik-baik saja sampai sekarang. Angel bingung, dia ingin melepas Teguh tapi bimbang. Ingin tetap menahan tapi tidak jelas apa yang diperjuangkan.

Tiba-tiba ada panggilan masuk dari handphone Angel. Angel kira dari Teguh, tapi malah dari Azka. Angel tidak ingin mood nya merusak perasaan Azka.

Angel membiarkan panggilan yang masih menyala. Dia hanya menempelkan handphone di telinga tanpa berbicara sepatah katapun.

"Ngel?"

"Iya Az, ada apa?" Angel menutupi sebaik mungkin suaranya yang tadi ingin menangis. Azka tidak boleh tau.

"Besok keluar yuk!"

"Kemana?"

"Ke taman. Mau nggak? Pulang sekolah."

"Maaf Az, kalau pulang sekolah gue nggak bisa, lain kali aja ya. Soalnya juga gue mau ketemu sama seseorang."

"Pacar lo?"

Angel menjauhkan handphone nya. Ia menghadap cermin dan mengamati wajahnya lamat-lamat. Huft, tidak ada salahnya Azka tau, meskipun resikonya Azka akan menjauhinya sekalipun.

"Gue mau memperjelas hubungan gue sama pacar gue. Sebenernya dia itu maunya apa? Gue mau minta kepastian sama dia. Dan kayaknya gue juga udah mulai nggak suka sama dia." Keluar sudah uneg-uneg yang Angel simpan. Semoga Azka mengerti.

"Lha kok gitu?"

"Dia yang udah bikin gue nggak suka lagi sama dia. Dia sudah membiarkan gue terbiasa tanpa kabarnya. Selama ini gue udah berusaha untuk mengerti keadaannya. Gue selalu maafin semua kesalahan yang dia perbuat. Tapi ini yang terakhir. Besok gue akan menyelesaikan ini semua. Percuma status gue dan dia gue pertahanin kalau diantara kita udah nggak lagi saling suka."

"Kalau memang putus itu yang terbaik buat lo dan pacar lo ya nggak apa-apa. Semua terserah lo ngel. Nggak tidur? Udah malem lo."

"Iya ini mau tidur kok Az."

"Oke. Good night have a nice dream."

"Night Az."

Angel memutus sambungan telefon dari Azka. Dia harus siap dengan apa yang akan dia lalui besok. Tentunya besok akan menjadi hari yang berat untuk Angel. Semua harus bisa ia bicarakan di depan Teguh. Besok, Angel harus memutuskan Teguh!

*****

Hari ini Angel berangkat pagi sekali. Tidak seperti biasanya. Sangat bisa ditebak kalau Angel berangkat pagi itu karena dia belum mengerjakan pr. Jadi dia memilih mengerjakan dikelas. Angel sudah menyuruh temannya bernama Dinda untuk berangkat pagi juga. Untuk apa? Ya tentu angel akan mencontek pekerjaan temannya itu.

"Buset, sepi banget ni sekolah?" Angel duduk dimotornya. Bahkan di parkiran hanya ada mobil Naya, dan sepeda pak kebun.

"Ngel, pagi-pagi gini kok lo udah nyampai sekolah?"

Angel menoleh ke belakang. Azka datang dengan helm yang ia bawa di tangan. "Gue pingin berangkat pagi aja, kalo lo kenapa?"

Angel berbicara dalam hatinya , "Jangan sampai Azka tau kalau tujuan gue berangkat sepagi ini karna gue mau ngerjakan pr. Gue harus jaga image didepan Azka biar nggak kelihatan bodo-bodo amat!" . Tanpa sadar kepala Angel mengangguk kerap.

"Lo kenapa ngangguk gitu? Ada yang salah?"

"Emang siapa yang ngangguk? Gue?" Sungguh Angel tidak tau dirinya melakukan itu.

"Iya, tadi lo gitu."

"Gue kok nggak sadar ya hehe. Eh lo juga, kok pagi gini udah nyampai sekolahan?" Bahkan pertanyaan tadi belum dijawab Azka dan ia malah dibubuhi pertanyaan yang beruntun. Tidak adil bukan?

"Oh, hari ini gue ada jadwal ngaji di masjid sekolah. Jadi ya berangkat pagi," jawab Azka ramah.

Pagi-pagi Angel disuguhi pemandangan seperti ini. Azka yang tersenyum mengembang lebar itu sesuatu banget.

"Emmm yaudah gue ke kelas dulu ya Az. Lo nggak ke kelas?"

"Nggak, gue masih nunggu temen gue kok."

"Gue cabut duluan ya." Angel berlari-lari kecil hingga di tikungan koridor.

"Untung jantung gue nggak ada mulutnya. Jadi nggak bisa ember."

*****

"Yu, semalem gue telfonan sama Azka. Dia ngajak gue ke taman."

"Cieee makin deket aja nih kayaknya. Terus pacar lo mau lo kemanain hah?" Yuha menjitak kepala Angel.

"Bukan salah gue dong kalau gue kayak gini. siapa suruh dia nggak pernah ngasih kabar? Terus gue mau gimana coba? Mungkin putus yang terbaik. Dan gue bakal putusin Teguh nanti."

"Jangan bilang lo mutusin teguh karena Azka. Kalau hubungan lo masih bisa dibenahi mending lo nggak usah putus deh Ngel. Hubungan Lo sama Teguh kan sudah jalan hampir dua tahun. Kan sayang kalau harus bubaran." Kenapa juga Yuha yang repot sedangkan yang menjalankan hubungan saja santai. Memang lucu, kita yang menjalin hubungan, tapi yang mengusahakan agar hubungan itu tidak retak orang lain. Dunia memang sudah terbalik.

"Bukan karena Azka kok. Cuma pengen putus aja. Gue pengen jomblo."

"Ya itu sih terserah kalian berdua. Intinya gue seneng kalau lo juga seneng Ngel." Yuha memeluk Angel erat, mereka sudah seperti teletubis.

"Uhhh tayanggg." Angel memeluk sahabatnya itu.

"Oh ya, lo kapan putus sama Angga? Biar nati kalau jomblo gue ada temenya, hehe," goda Angel.

Lagi-lagi Yuha menjitak kepala Angel yang membuat gadis itu kesakitan karena ulah shabatnya.

"Gue sama Angga masih saling suka, lo nih Ngel. Gemes lama-lama gue. Jomblo sendiri aja lo, biar makin JONES. Jomblo Ngenes."

"Dasar sahabat durhaka!"




An:

Hai semua, mana suaranya yang nunggu LHS update?

Oh ya, udah lama ya aku nggak update. Maafin ya. Untuk sekarang ini aku masih sibuk sama naskah lainnya juga, yang judulnya Cose U. Cek work aku.

Silahkan dibaca Last High School nya. Oh iya, tiba-tiba jadi inget Alvian. Bentar lagi dia ulang tahun yang ke-17. Tepatnya tanggal 19 Februari.

Yang tenang ya Al di sana, kita semua mendoakan kamu.



11 Februari 2017, nostalgia SMA.

Last High School (COMPLETED)Where stories live. Discover now