Ulang Tahun Alvian (part a)

684 55 0
                                    

"Gak apa gue nggak dapet ucapan dari lo, 

yang terpenting gue masih bisa ada di samping lo."

*****

19 Februari 2016.

Kemarin Alvian bilang kalau besok tidak akan masuk. Dan benar, dia menepati janjinya.

Jadi, sehabis lomba OSN Alvian sempat makan bersama teman-temannya. Dia buru-buru sekali, katanya ada urusan. Besok gue nggak masuk, pesan Alvian pada teman-teman OSN lainnya. Mereka kira Alvian tidak sungguh-sungguh, tetapi salah. Sabtu itu, Alvian tidak masuk.

Satu kelas yang awalnya sudah merencanakan kejailan di ulang tahun Alvian harus kecewa. Mereka hanya bisa memasang status di salah satu media sosialnya. Semua mengucapkan 'Selamat Ulang Tahun Aal, happy sixteen years old.'

Iya, mereka mengucapkan itu tanpa ada Alvian. Ada surat izin sakit yang diantar piket ke lokal X-1. Di dalam surat itu ada keterangan bahwa Alvian sakit demam. Masa anak motor tidak masuk gara-gara demam? Sakitnya nggak elit.

Satu kelas tau kalau Alvian bohong. Sangat tau karena sifat Aal memang begitu, orangnya jarang serius, setiap ngomong pasti pakai senyum. Senyumnya itu lho khas, ada lesung pipinya, juga matanya pasti sipit.

"Aal pasti tau kalau mau kita kerjain," ujar Arum pada akhirnya.

"Iya, pasti tuh anak takut diapa-apain," lanjut Fadli.

"Takut apaan coba? Paling diceburin ke kolam belakang," jawab Dhika santai.

Siapa emangnya yang tidak takut diceburkan ke kolam sedalam lima meter? Meskipun jago berenang, jika di dalamnya banyak ikan lele siapa yang mau coba? Dhika emang kalo ngomong suka ceplas-ceplos.

"Ke rumahnya aja gimana?" Alya yang baru datang dari kantin bersama Adel langsung ikut rembukan di dalam temannya yang melingkar.

"Boleh juga, tapi rumah AL kan jauh Alya," kata Adel.

"Oh iya ya, atau kalau nggak tunggu hari senin aja. Buly aja tuh anak habis-habisan," usul Alya lagi.

"Siap," sahut mereka berlima kompak.

Angel yang duduk di depan, mendengar rencana kelima sahabat Alvian itu. Angel sudah mengucapkan ulang tahun ke Alvian, tapi cuma lewat status, bukan pesan pribadi. Lagian jika Anggi, pacar Alvian membacanya, bisa gawat nanti. Bumi bisa bergoncang ganjing karena ribut.

"Angel sayang, lo kenapa lagi sih?" ucap Yuha dengan mulut yang penuh dengan donat.

"Ya ampun Yuha, telen dulu napa sih. Air liur lo muncrat tuh ke buku gue. Iuhhh!" Angel berusaha menyelamatkan sebagian bukunya yang hampir saja terkena muncratan Yuha.

"Hehe," Yuha nyengir kemudian pergi ke depan dan mencuci tangannya yang kotor terkena mesis.

*****

Di rumahnya, Alvian malas tidak melakukan apa-apa. Terlanjur izin tidak masuk dan dia malah kesepian. Ponselnya hanya ramai notif dari Anggi, temannya memang mengirim ucapan ulang tahun tapi lewat status.

Berkali-kali Alvian menscroll layar ponselnya ke atas, tapi masih sama tampilannya sejak satu jam yang lalu.

Entah apa yang ditunggunya, cowok itu juga tidak tau. Huft, Alvian mengambil jaket kesayangannya dan segera mengenakannya.

Setelah izin ke orangtuanya, Alvian pergi kelaur. Dia ingin mencari udara segar, seperti biasa dia pergi ke warung kopi andalannya. Hitung-hitung wifi gratis dan kopi yang enak plus pas dikantong anak remaja seperti dirinya.

Sekali lagi Alvian mengecek ponselnya, masih sama.

"Gapapa kalau lo nggak bilang apa-apa. Gue bisa ada di samping lo aja udah seneng," katanya sebelum pergi mengendarai sepeda motor satria kesayangannya.


Part b besok ya ^-^

Last High School (COMPLETED)Where stories live. Discover now