#13. Althan

Mulai dari awal
                                    

"Thank you Mrs."

"You're welcome."

Dengan cepat aku langsung melangkahkan kakiku menuju tempat parkir, lalu aku segera menghidupkan Harry lalu menjalankan Harry dengan kecepatan penuh. Aku sangat tidak sabar untuk bertemu sweet heartku.

Miranda POV.

"Sil, gue takut Althan cemas karena gue belum pulang."

"Elahh santai aja Mir, kan ada gue. Pilih aja baju yang lo suka."

Memang, saat ini kami sedang berada di Mall Maxi untuk membeli perlengkapanku saat berada di panggung pentas seni, Pensi diadakan 3 hari lagi dan itu membuatku menjadi tidak sabar untuk berduet dengan Althan.

Aku sangat sibuk untuk memilih beberapa pakaian yang berada didepanku.

"Bagaimana jika yang ini?" Tanya Miranda kepada Prisil.

"Hmm... cocok kok buat kamu, Mir."

Miranda End POV.

Sesampainya dirumah, yang pertama ku lihat adalah mama yang masih setia dengan televisinya, aku segera menghampiri mama.

"Apa Miranda udah pulang?" Tanyaku pada mama sembari mencium tangan kanannya.

"Sepertinya belum, Al"

"Loh... kok."

"Memangnya kamu gak bareng dia?"

"Enggak mah."

Aku semakin bingung, kemana Miranda pergi dan bersama siapakah dia, berbagai macam pertanyaan telah berkumpul menjadi sebuah kesatuan diotakku.

Lalu aku melangkahkan kedua kaki ku untuk menuju kamarku, sebelum kekamarku, aku memasuki kamar Miranda dan alhasil tidak ada Miranda dikamarnya.

Detik demi detik mataku mulai terpejam.

Tak terasa saat ini sudah pukul 8 malam lalu aku bangkit dari tidurku lalu mengambil jaket, dan berjalan menuju ruang tamu, ternyata mama masih setia dengan televisinya.

"Ma, aku mau nyari Miranda dulu ya."

"Hati-hati sayang."

Saat aku ingin membuka pintu, tiba-tiba ada seseorang dengan membawa beberapa tas gendong membuka pintunya duluan, dan itu membuatku kaget.

"Dari mana saja kamu, Mir?"

"Dari Maxi Mall."

"Dengan siapa?"

"Prisil."

Aku sedikit lega karena yang bersama Miranda adalah sahabatnya sendiri, tetapi jika Miranda pergi kesuatu tempat tidak boleh bersama laki-laki lain, terkecuali aku dan Alex, aku membolehkan Alex karena dia sahabatnya serta sahabat kami.

"Mir, kamu capek ya?" Tanyaku padanya disambut dengan anggukannya.

"Sini aku gendong kekamarmu."

Aku langsung mendekat kearahnya lalu menggendongnya, dan membawa Miranda kekamarnya. Aku merasa berat menggendongnya saat menapakkan kakiku ke anak tangga.

"Aku harus kuat untuk Miranda," batinku.

Satu persatu anak tangga aku naiki. Setelah sampai kamar Miranda aku langsung mendudukkan Miranda dipinggir ranjangnya.

"Al."

"Hm... apa?"

"Barang belanjaan ku mana?"

POPULAR BOY [ High School ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang