#12. Miranda

2K 85 7
                                    

----------------------------------------------------


Terkadang air mata adalah tanda kebahagiaan yang tidak terucapkan. Dan senyuman adalah tanda sakit yang mencoba untuk kuat.

~ Popular Boy

------------------------------------------------------

***

Keesokan harinya.

Cahaya matahari telah memenuhi setiap sudut dikamarku, dan juga sudah menembus kedua kelopak mataku itu membuatku terbangun dari alam mimpiku.

Aku kaget saat melihat Althan yang sedang tertidur pulas dikamarku, "Kyaa, ngapain kamu ada dikamar aku sih, Al?"

"Eunghhh," suara tidurnya terdengar menyeramkan.

"ALTHAN," ucapku diiringi dengan tendangan ku yang keras berhasil membuatnya terbangun.

"Eumm... apa?"

"Kamu ngapain ada dikamar aku?"

"Kamu galak banget, Mir."

"Lagian kamu ada dikamar aku, terus tidurnya disebelah aku persis lagi, kan akunya risih sama lu," ucapku panjang lebar.

"Kemarin malam aku tidak bisa tidur, Mir."

"Sana-sana keluar dari kamar aku!"

Althan bangkit dari tempat tidurku lalu berjalan untuk keluar dari kamarku.

***

Aku dan Althan kali ini berjalan menuju kelasnya Althan. Lalu tiba-tiba ada yang memanggilku dan juga Althan.

"Oyy Mir, Al," ucap seseorang yang bernama Jhosua Andredinata.

Aku dan Althan langsung menghampirinya yang tidak jauh dari kami.

"Apa bro?" Tanya Althan.

"Kalian udah latihan belum?" Tanya Joshua.

"Em... kak Jhos, kita boleh ganti lagu gak?" Tanyaku pada lak Jhosua.

"Apaan Mir?" Tanya Althan dengan tampang tidak terima.

"Lah, tinggal H- 3 loh Mir, kamu yakin?" Ucap kak Jhosua.

"Enggak broo, Miranda pikirannya lagi kumat makanya dia bilang gitu," ucap Althan yang membuat mataku memelototinya.

"Heleh-heleh, yaudah nanti pulang sekolah kalian keaula lagi ya!, mau latihan," ucap kak Jhosua dan pergi meninggalkan kami.

Althan berbalik menatapku geram, matanya yang indah itu melotot kearahku, aku semakin merinding dibuatnya.

"Apa maksud kamu, Mir?, kamu mau ganti lagu?, kamu gak menghargain usaha kita yang kemarin, Mir."

"Aku hanya bosan, Al."

"Urghh," ucapnya mendengus kesal, yang langsung pergi mendahuluiku.

Dengan cepat aku mengejarnya lalu menangkap lengan kirinya, "Al, kamu baperan."

Dia diam.

"Al, maaf ya."

Dia tetap diam.

POPULAR BOY [ High School ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang