#9. Althan

1.8K 108 21
                                    

------------------------------------------------------

Hai... hai...
By The Way kalo gue bikin RP ( Role Player ) dari cerita ini menurut kalian gimana?.

------------------------------------------------------

Bersandarlah di pundaku sampai kau merasakan kenyamanan, karena sudah keharusan bagiku untuk memberikanmu rasa nyaman.

~Popular Boy

------------------------------------------------------

Mataku terbelalak kaget karena aku melihat Miranda ada di aula ini.

"Buat apa dia disini, Jul?" Tanyaku.

"Sebenernya dia temen duet lu," jawabnya.

Aku tambah kaget saat mendengar dia teman duetku, aku gengsi duet sama dia karena dia itu adalah cewek satu-satunya yang nolak aku.

"What the fuck, lu bego ya Jul?, gue mau ngejauhin dan ngelupain dia," bentakku pada Julian agak mengeraskan suaraku, dan sepertinya Miranda mendengar itu.

Aku hanya ingin melupakan kejadian kemarin saat aku menembaknya.

"Nohh kan Mirandanya lari," ucap Julian padaku.

"Semua karena lu sama si Jonat," bentakku.

"Gue sama Jonat cuman pengen bantu lo PDKT sama dia," ucap Julian.

Jhosua pun datang bersama Syilvia.

"Lahh kok Miranda gak ada?" Tanya Joshua.

"Gue gak latihan dulu bro, mood gue gak bagus," ucapku.

Aku langsung bergegas untuk meminta maaf kepada Miranda, aku tau tempat dimana Miranda sedang sedih, aku langsung bergegas untuk menemui Miranda di taman, alhasil aku menemukan Miranda yang sedang menangis dalam pelukan Alex, aku semakin merasa bersalah atas ucapanku, bertambah kejengkelan ku karena aku merasa Alex sedang modus ke Miranda.

"Ohh..., ayolah Al, gak usah jealous," batinku.

Aku beneran merasa bersalah saat ini, dan tentu saja aku semakin tidak bisa melupakannya. Dia memang seperti candu buatku.

Saat ini aku sedang berjalan menuju kelasku untuk menemui Evan, yaa mau gimana lagi diakan teman curhatku. Sesampainya dikelas aku tidak menemui keberadaan Evan, menurut teman sekelasku Evan mungkin masih makan dikantin, yang membuatku heran dia sangat suka makan tetapi tidak gendut-gendut.

Aku langsung duduk di bangkuku. Tiba-tiba ada yang datang menepuk pundakku.

"Hei Al."

"Dari kantin Van?"

"Tau aja lu."

"Tau lah, orang gue dikasih tau."

Dia Evan, orang yang saat ini kubutuhkan untuk mengeluarkan uneg-uneg yang ada dalam diriku.

"Boleh gue curhat?"

"Boleh aja."

"Gue bikin Miranda sakit hati lagi, Van."

"Loh kok bisa."

"Jadi gini Van, gue tadi gak sengaja berbicara keras bahwa gue akan menjauh darinya dan melupakannya."

"Lohh kok gitu, menjauh kenapa?"

"Gue cuma mau ngelupain kejadian gue nembak Miranda."

"Lo ngeyel sih sama gua."

POPULAR BOY [ High School ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang